BerandaIndie Mania
Minggu, 16 Mei 2020 09:50

Mengintip Proses dan Syarat Kurasi Panggung Kahanan Pemprov Jateng

Salah seorang penampil di Panggung Kahanan 5 dari band Absurdnation. (Inibaru.id/ Gregorius Manurung)

Para kurator adalah pelaku di balik layar Panggung Kahanan untuk memilih seniman mana saja yang akan tampil. Mereka menerapkan beberapa syarat untuk para seniman agar bisa tampil di Panggung Kahanan.

Inibaru.id – Kamu pernah melihat pentas seni virtual Panggung Kahanan, Millens? Acara yang disiarkan secara live dan diselenggarakan di Rumah Dinas Gubernur Jawa Tengah ini menghimpun banyak seniman asal Jawa Tengah yang menerima beban besar selama wabah Covid-19 ini. Panggung Kahanan berjalan dalam rangkaian acara sampai tanggal 22 Mei 2020 nanti.

Di balik pentas ini, terdapat peran para kurator yang mengonsep acara dan mengumpulkan para seniman Jawa Tengah untuk tampil. Mereka adalah Openk Prabowo dan Aristya Kuver, dua personel grup musik eksperimental Tridhatu, dan Vikki Rahman, penggiat Wayang Tenda.

“Untuk kurasi memang ada dua kriteria. Satu mumpuni, dan satu memang butuh,” ucap Openk pada Rabu, (13/5).

Openk mengaku bahwa acara ini memang dikhususkan bagi para seniman penuh waktu yang mendapatkan dampak sangat besar di tengah wabah Covid-19 ini. Mereka adalah para seniman yang menjadikan kesenian sebagai sumber penghidupannya. Karena Covid-19 sudah mengganas, banyak acara kesenian dibatalkan. Hal itu berujung pada nihilnya panggilan kepada para seniman untuk tampil.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sedang berbicara dengan para seniman asal Kendal dan Demak setelah Panggung Kahanan 5 rampung. (Inibaru.id/ Gregorius Manurung)

Sementara urusan mumpuni atau nggak, para kurator melihat dari apakah seniman ini sudah memiliki karya atau belum. Hal ini menurut mereka yang mendefinisikan seseorang sebagai seniman atau bukan.

“Karena bagi kami, seniman itu memang harus punya karya,” ucap Vikki pada kesempatan yang sama. Dari sana, para kurator akan melihat sendiri karya-karya dari para seniman Jawa Tengah dan menilai apakah mereka mumpuni atau nggak untuk tampil.

"Hunting" Seniman

Dalam proses mencari seniman, mereka juga menerapkan dua cara, yaitu menghubungi langsung seniman dan dihubungi melalui contact person mereka. Ketiga kurator ini memang sudah cukup lama bergiat di dunia kesenian di Semarang dan Jawa Tengah. Dari sana mereka mengenal dan mengetahui banyak seniman dan kelompok seni di Jawa Tengah.

Meskipun sasarannya adalah para seniman di Jawa Tengah, nggak berarti setiap seniman dari 35 kota di Jawa Tengah diajak untuk tampil. Para kurator mempertimbangkan keselamatan para seniman karena harus pergi ke luar kota.

“Karena masa pandemi ini kan justru pembatasannya sangat ketat. Maka dari itu kami ambil yang dari deket dan jalurnya aman,” ucap Openk.

Di balik layar Panggung Kahanan, Rabu (13/5). (Inibaruid// Gregorius Manurung)<br>

Kekhawatiran itu sempat muncul ketika salah satu kelompok seni ketoprak asal Pati sempat menolak untuk tampil di Panggung Kahanan. Hal ini dikarenakan mereka menerapkan anjuran physical distancing juga sedikit takut apabila mereka nggak bisa bepergian lintas kota karena wabah Covid-19 ini.

Untuk menyiasati itu para kurator menganjurkan agar kelompok ketoprak tersebut merekam secara mandiri pertunjukan mereka. Rekaman itu nantinya dikirim dan ditayangkan secara publik.

Kalau kamu seniman penuh waktu yang ingin ikut tampil di Panggung Kahanan, bisa hubungi kontak yang ada di poster acara yang diunggah di akun Instagram @ganjar_pranowo. Namun ingat ya, Millens, harus punya karya sendiri. Hehe (Gregorius Manurung/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Mengenal 4 Budaya Kota Semarang yang Kini Berstatus Warisan Budaya Takbenda

21 Nov 2024

Memahami Perempuan Korea di Buku 'Bukannya Aku Nggak Mau Menikah' Karya Lee Joo Yoon

21 Nov 2024

AI Bikin Cerita Nyaris Sempurna, Tapi Nggak Mampu Bikin Pembaca Terhanyut

21 Nov 2024

Dilema Membawa Anak ke Tempat Kerja

21 Nov 2024

La Nina Masih Berlanjut, BMKG Minta Kita Makin Waspada Bencana Alam

21 Nov 2024

Kematian Bayi dan Balita: Indikator Kesehatan Masyarakat Perlu Perhatian Serius

21 Nov 2024

Ketua KPK Setyo Budiyanto: OTT Pintu untuk Ungkap Korupsi Besar

22 Nov 2024

Menelisik Rencana Prabowo Pengin Indonesia Hentikan Impor Beras Mulai 2025

22 Nov 2024

Meriung di Panggung Ki Djaswadi, sang Maestro Kentrung dari Pati

22 Nov 2024

Menemukan Keindahan dalam Ketidaksempurnaan, Itulah Prinsip Wabi-Sabi

22 Nov 2024

Mencegah Kecelakaan Maut di Turunan Silayur, Ngaliyan, Semarang Terulang

22 Nov 2024

Apa Alasan Orang Jepang Tidur di Lantai?

22 Nov 2024

Rute Baru Semarang-Pontianak Resmi Dibuka di Bandara Ahmad Yani Semarang

22 Nov 2024

Bagaimana Sebaiknya Dunia Pariwisata Menghadapi Kebijakan PPN 12 Persen?

23 Nov 2024

Asal Mula Penamaan Cepogo di Boyolali, Terkait Peralatan Dapur

23 Nov 2024

Mengapa Warna Bangunan di Santorini Dominan Putih dan Biru?

23 Nov 2024

Kekerasan pada Perempuan; Siapa yang Salah?

23 Nov 2024

Wejangan Raden Alas: Warga Blangu, Sragen Dilarang Beristri Dua

23 Nov 2024

Alokasi Ditambah, Serapan Pupuk Bersubsidi di Jawa Tengah Capai 60,23 Persen

23 Nov 2024

Menguak Sejarah dan Alasan Penamaan Tulungagung

24 Nov 2024