BerandaHits
Senin, 16 Nov 2025 15:01

Tiga Tahun Mendatang, Teknologi AI Berbasis Suara Akan Dominan di Dunia Kerja

Ilustrasi: Teknologi AI berbasis suara akan lebih dominan di dunia kerja tiga tahun mendatang. (Pexels/Andrea Piacquadio)

Akan mulai memasuki industri tiga tahun mendatang, Gen Alpha yang lebih suka berinteraksi dengan AI melalui suara ketimbang teks akan membuat teknologi AI berbasis suara menjadi dominan di dunia kerja. Apakah ini akan menjadi akhir dari komunikasi tertulis?

Inibaru.id - Dalam waktu tiga tahun ke depan, dunia kerja diprediksi akan mengalami perubahan besar, khususnya dalam cara manusia berinteraksi dengan teknologi. Teknologi AI berbasis suara diprediksi akan menjadi antarmuka komunikasi dominan di tempat kerja saat itu.

Pada 2028, Generasi Alpha yang dimulai pada 2010 diperkirakan akan mulai memasuki dunia kerja. Sebuah studi terbaru yang dilakukan London School of Economics (LSE) bekerja sama dengan perusahaan perangkat audio Jabra menyebutkan, generasi itu cenderung lebih menyukai komunikasi berbasis suara.

Maka, saat memasuki dunia kerja, mereka diperkirakan akan lebih mengandalkan kecerdasan buatan generatif berbasis suara dibandingkan teks dalam berkomunikasi di tempat kerja. LSE menyebutkan, generasi Alpha cenderung menyukai komunikasi seperti voice note alih-alih mengetik menggunakan keyboard.

“Sebanyak 14 persen peserta studi lebih memilih berbicara dibanding mengetik ketika berinteraksi dengan AI generatif,” tulis laporan tersebut, sebagaimana dikutip dari Fortune, belum lama ini.

Jadi Antarmuka Dominan

Sebagaimana disebutkan di atas, menurut hasil penelitian tersebut, AI berbasis suara diprediksi menjadi antarmuka komunikasi dominan di tempat kerja pada 2028, saat Gen Alpha mulai memasuki dunia profesional.

Paul Septhon, Kepala Komunikasi Global Jabra, menyebut perubahan ini akan membuat cara kerja manusia jauh lebih alami dan kolaboratif. Menurutnya, di tempat kerja yang didukung AI, mengetik hanya akan berfungsi sebagai tahap riset, bukan proses kreatif.

Lebih jauh, laporan tersebut menemukan bahwa tingkat kepercayaan terhadap AI disebutkan meningkat sebesar 33 persen ketika pengguna berinteraksi melalui suara dibandingkan memakai teks. Para responden menilai, interaksi suara membuat AI terasa seperti kolaborator, bukan sekadar alat.

Ilustrasi: Gen Alpha lebih mempercayai komunikasi dengan suara karena menganggapnya sebagai kolaborator, bukan sekadar alat. (Unsplash/Andy Kelly)

Hasil studi itu menyebutkan, pergeseran ini mencerminkan cara berpikir manusia yang cepat, komunikatif, dan berulang. Dengan teknologi suara, kreativitas diyakini akan mengalir lebih spontan, terutama bagi orang tua yang bekerja dari rumah atau individu yang kerap multitasking.

Selain itu, AI berbasis suara juga membuka peluang interaksi tanpa sentuhan (hands-free), misalnya ketika seseorang sedang bepergian atau mengemudi.

Tak Bisa Gantikan Teks

Meski begitu, para ahli menilai bahwa komunikasi suara nggak akan sepenuhnya menggantikan teks tertulis. Profesor manajemen Fabrice Cavarretta dari ESSEC Business School menilai pesan suara memang alami, tapi kurang efisien dalam konteks profesional.

“Pesan suara sulit dipahami sekilas dan kata kuncinya tidak mudah dicari. Proses pengarsipannya juga lebih lama,” jelas Cavarretta.

Pandangan serupa disampaikan Bertrand Audrin dari EHL Hospitality Business School. Dia menyoroti masalah akuntabilitas, jika suara nggak didokumentasikan. Menurutnya, pesan suara nggak permanen dan bisa menjadi persoalan bagi perusahaan yang bergantung pada riwayat keputusan yang diarsipkan.

"Mengubah ucapan menjadi teks juga tidak selalu akurat, sehingga tetap dibutuhkan proses penyuntingan untuk memastikan kejelasan," tegasnya.

Namun begitu, tren ini harus disikapi dengan langkah antisipasi yang sesuai, karena para peneliti menilai, situasi tersebut akan menuntut keseimbangan antara kemudahan berbicara dan kejelasan tulisan. AI generatif mungkin akan menyediakan fitur otomatis untuk mentranskrip pesan suara menjadi teks, demi menjaga efisiensi dan dokumentasi yang baik.

Seperti disimpulkan dalam laporan tersebut, masa depan komunikasi profesional nggak akan memilih antara suara atau teks, melainkan menggabungkan keduanya agar dunia kerja lebih sangkil dan mangkus. Gimana menurutmu, Gez? (Siti Khatijah/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: