BerandaHits
Rabu, 19 Mei 2020 12:24

MUI Sesalkan Ironi Masjid Tutup, Tapi Bandara dan Mall Ramai

Ramainya salah satu mall di Indonesia. Padahal, pemerintah sudah meminta masyarakat menghindari kerumunan. (Twitter/berkodok)

Banyak tempat ibadah seperti masjid yang sampai ditutup demi mendukung pemerintah menekan penularan virus corona. Sayangnya, mall dan sarana transportasi umum justru kini terlihat ramai. MUI pun menyesalkan hal ini dan menganggap pemerintah nggak serius menangani Covid-19.

Inibaru.id – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyesalkan sikap pemerintah yang mencla-mencle terkait penerapan social distancing dan physical distancing. Terlebih ketika pemerintah melarang masyarakat untuk nggak berkumpul di masjid, tapi malah membiarkan orang-orang berkumpul di tempat perbelanjaan, bandara, dan pusat perkantoran saat pandemi Covid-19.

Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas mengatakan, perbedaan sikap itu jadi ironi di situasi saat ini. Menurutnya, upaya untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona jadi nggak maksimal. Di satu sisi ketat, tapi di sisi lain malah dilonggarkan. Pembatasan tentu menjadi hal yang percuma.

“Pemerintah hanya tegas melarang orang untuk berkumpul di masjid tapi tidak tegas dan tidak keras dalam menghadapi orang-orang yang berkumpul di pasar, di mal, di bandara, di kantor dan di pabrik-pabrik serta di tempat-tempat lainnya," kata Anwar pada Minggu (17/5/2020).

Kerumumunan massa di McDonald Sarinah beberapa saat lalu. (Twitter/@satpolPP_DKI)<br>

MUI sudah mengeluarkan fatwa bagi umat Islam yang berada di wilayah dengan risiko penyebaran virus corona tinggi untuk beribadah di rumah masing-masing. Langkah ini sebagai upaya membantu pemerintah menekan laju corona.

Banyak umat Islam yang sadar dengan hal ini dan mau mengosongkan masjid demi beribadah di rumah aja. Tujuannya agar pandemi ini bisa dikendalikan dan kehidupan bisa kembali normal. Padahal, banyak umat yang sebenarnya nggak rela melihat masjid-masjid kini semakin sepi.

Hati mereka kini semakin sakit saat tahu pemerintah membuka tempat transportasi umum dan pusat perbelanjaan seperti sekarang. Pengorbanan mereka seperti tak ada artinya. Melihat paradoks sikap pemerintah sekarang, menjadikan Anwar heran. Bandara, pasar, perkantoran, hingga pusat perbelanjaan yang menjadi tempat rawan penyebaran virus justru nggak diatur ketat. Nggak terlihat aparat yang melarang masyarakat untuk berkumpul.

"Padahal dalam fatwa MUI yang ada dijelaskan bahwa di wilayah dan atau daerah yang penyebaran virusnya terkendali umat Islam bisa menyelenggarakan salat Jumat dan salat berjemaah dengan memperhatikan protokol medis yang ada. Tetapi pemerintah dan petugas tetap saja melarang tanpa memperhatikan situasi dan kondisi yang ada," lanjutnya.

Sekjen MUI Anwar Abbas menyesalkan ramainya mal dan tempat lainnya di masa pandemi corona (Republika/Darmawan)

Dengan tegas Anwar meminta agar pemerintah nggak pilih-pilih dalam menegakkan kebijakan. Ketika ada larangan nggak boleh berkumpul di masjid, seharusnya larangan tersebut berlaku pula di tempat umum lainnya. Ini bertujuan agar rantai penularan virus bisa cepat teratasi.

Realitanya, di lapangan banyak masyarakat yang masih berkumpul di tempat umum. Sebagai contoh, beberapa saat lalu viral foto kerumunan massa di Bandara Soekarno-Hatta, McDonald’s Sarinah, hingga mal-mal di kota besar Indonesia yang masih dipadati pengunjung. Padahal, mal-mal ini berada di wilayah yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Melihat fakta ini, PSBB seperti menjadi kebijakan yang percuma. Apalagi dengan adanya fakta bahwa kelonggaran masih diberlakukan di sana-sini.

Kalau menurut kamu, apakah penanganan pencegahan virus corona di Indonesia memang nggak serius sebagaimana yang dituding oleh MUI, Millens? (Ria/MG26/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: