Inibaru.id – Mengenal pasangan sebelum memutuskan untuk menikah tentu jadi sebuah keharusan. Dengan begitu, masing-masing bisa tahu kelebihan dan kekurangan pasangan, termasuk kondisi mentalnya.
Nah, salah satu kesehatan mental yang kerap nggak disadari adalah OCD. Gangguan OCD atau obsessive-compulsive disorder adalah sebuah kondisi saat pengidapnya memiliki ketakutan berlebih atau obsesi yang nggak beralasan jelas.
Orang yang mengidap OCD mungkin bakal melakukan perilaku berulang (kompulsi) yang mengganggu sehari-hari dan menimbulkan tekanan signifikan.
Masalahnya, saat pengidap berusaha mengabaikan obsesinya, dia justru akan semakin cemas dan akhirnya tetap melakukan tindakan kompulsi untuk meredakan kecemasan yang dialaminya.
Melansir dari laman Very Well Mind, terdapat sejumlah tips untuk mendampingi pasangan OCD yang perlu diketahui sebelum menuju jenjang pernikahan.
1. Bangun rasa percaya
Banyak pengidap OCD menyembunyikan gejala yang dialaminya dari orang lain, termasuk pasangannya. Bisa saja dia merasa malu atau takut ditolak.
Kalau kamu memang berkomitmen untuk serius dengan doi, maka kamu perlu membuatnya percaya dan jelaskan padanya bahwa OCD adalah hal yang pengin kamu pahami lebih dalam.
Saat pasangan mau terbuka, pastikan kamu memahaminya. Sangat penting untuk menerima kondisi pasangan dan berempati sebelum kamu dan doi menikah. Hal tersebut bakal sangat membantu dalam membangun kepercayaan dan keintiman.
2. Memahami kondisinya
Menjalin hubungan dengan pengidap OCD, berarti kamu siap memahaminya termasuk gejala dan pengobatannya. Buat orang kebanyakan, gejala OCD mungkin bakal terlihat aneh, nggak logis, atau menakutkan.
Tapi nih, ketika kamu memahami kondisinya lebih dalam, konflik dalam hubungan bisa diredakan. Nggak cuma itu, kamu harus paham bahwa banyak pengidap OCD yang juga mengalami gangguan kecemasan atau depresi yang bisa memperburuk gejala yang dialaminya.
3. Hormati privasi pasangan
Pasanganmu mungkin sudah merasa nyaman untuk menyampaikan sifat dan gejala yang dialami terkait OCD. Meski begitu, bisa jadi lo dia belum nyaman untuk mendiskusikan masalah tersebut dengan keluarga, teman, atau rekan kerja.
Jadi,sebaiknya kamu nggak berasumsi bahwa orang lain dalam kehidupan pasangan harus tahu bahwa dia mengidap OCD. Kamu harus paham bahwa komentar atau respons yang timbul dari teman atau keluarga bisa saja sangat menyakitkan dan memalukan bagi dia.
Kalau hal ini terjadi, hubungan kamu dengan dia bisa rusak karena kepercayaannya kepadamu hilang.
4. Terlibat dalam perawatannya
Sangat disarankan untuk kamu terlibat dalam pengobatan OCD pasangan. Kehadiranmu bakal memotivasinya untuk berkomitmen dan menjalani pengobatan medis dan psikologis.
5. Bersikap jujur
Ketika kamu memutuskan bersama orang yang mengidap OCD, artinya kamu siap menerima semua konsekuensi yang muncul, termasuk apabila kondisinya nggak bisa disembuhkan.
Kalau kamu khawatir atau mungkin keberatan, sebaiknya diskusikan hal ini secara terbuka dan jujur pada pasangan. Diskusi terbuka sangat penting terutama jika obsesi dan kompulsinya berpengaruh pada keintiman satu sama lain.
Selain itu, kejujuran juga bakal menghindarkanmu dari kesalahpahaman yang berujung konflik. Tapi, kalau berdiskusi dengan pasangan adalah hal yang nggak mungkin, kamu bisa bicara dengan keluarga, teman, atau psikolog untuk memperoleh perspektif yang berbeda.
Hm, memiliki pasangan dengan kondisi khusus memang berat. Tapi, kalau sudah cinta apa pun bisa dilakukan. Setuju, Millens? (Para/IB21/E07)