inibaru indonesia logo
Beranda
Hits
Dari Genetika Hingga Trauma, Ini Faktor Penyebab Gangguan Obsesif Kompulsif
Minggu, 5 Mei 2019 13:27
Penulis:
Anggi Miftasha
Anggi Miftasha
Bagikan:
Orang yang obsesif dengan kebersihan termasuk penderita OCD syndrome. (iStock/TammL)

Orang yang obsesif dengan kebersihan termasuk penderita OCD syndrome. (iStock/TammL)

OCD Syndrome biasanya menyerang seseorang yang berusia di bawah 20 tahun. Namun, ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan ini tanpa memandang usia.

Inibaru.id – Sejumlah orang terobsesi dengan suatu hal dengan sangat berlebihan. Obsesi itu seperti memastikan badan dan lingkungannya bersih, mengecek apakah kompornya sudah dimatikan, atau bahkan memastikan letak suatu benda proporsional. Mereka yang mengalami hal itu terkena sindrome yang bernama Obsessive Compulsive Disorder (OCD).

Gangguan obsesif kompulsif ini menyerang psikologis seseorang sehingga dapat memengaruhi pikiran dan perilaku penderitanya. Penderita penyakit ini biasanya terobsesi pada sesuatu dan melakukan tindakan tertentu secara berulang-ulang sebagai respons terhadap obsesinya. Namun, hal itu didasari pada kecemasan dan kekhawatiran berlebih.

Penyakit ini sering ditemukan di remaja yang berusia di bawah 20 tahun. Mereka yang pernah mengalami suatu kejadian hingga mengakibatkan stres dan depresi berisiko terkena penyakit ini.

Selain itu, beberapa faktor di bawah ini juga bisa memicu timbulnya gangguan obsesif kompulsif.

Faktor Genetika

Gangguan obsesif kompulsif merupakan gangguan yang berhubungan dengan gen sehingga mempengaruhi perkembangan otak secara turun menurun. Seseorang yang riwayat keluarganya, orangtua atau anggota keluarga,  mengidap gangguan obsesif kompulsif lebih berisiko terkena gangguan ini.

Ketidaknormalan pada Otak

Laman Alodokter (6/3/2019), menulis, hasil penelitian pemetaan otak memperlihatkan adanya ketidaknormalan pada otak penderita OCD yang melibatkan serotonin yang nggak seimbang. Serotin adalah zat pengantar yang digunakan otak untuk berkomunikasi antarsel. Dapat dikatakan, pengidap OCD adalah orang yang memiliki kelainan fungsional di beberapa bagian otaknya.

Kepribadian Seseorang

Orang yang rapi, teliti, dan memiliki sikap disiplin yang tinggi cenderung memiliki risiko lebih besar mengidap OCD. Eits, tapi sifat prefeksionis berbeda dengan OCD, lo. Orang yang menjaga kebersihan serta kerapian berlebih nggak langsung bisa diklasifikasikan sebagai pengidap OCD. Harus ada pemeriksaan lebih lanjut apakah orang tersebut benar-benar mengidap OCD atau nggak.

Trauma atas Kejadian Penting dalam Hidup

Seseorang bisa secara tiba-tiba mengidap gangguan obsesif kompulsif apabila dia memiliki masa-masa kelam yang menyebabkan trauma. Hal yang membuat trauma ini bisa bermacam-macam seperti pernah mengalami perundungan (bullying), setelah persalinan, atau mengalami kejadian buruk karena keteledorannya.

Keempat faktor ini sering menjadi pemicu terjadinya gangguan obsesif kompulsif. Kendati begitu, kini para peneliti masih melakukan studi lanjut untuk menganalisis faktor-faktor lain yang bisa memicu gangguan tersebut.

Gangguan obsesif kompulsif memang nggak bisa dihilangkan, tapi masih bisa diatasi, kok. Bagi sobat Millens yang mengidap gangguan ini, semangat ya! (IB07/E04)

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

A Group Partner of:

medcom.idmetrotvnews.commediaindonesia.comlampost.co
Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved