Inibaru.id - Kalau di Indonesia, beli mobil itu semudah datang ke dealer, pilih unit, bayar DP, terus tunggu mobil dikirim ke rumah. Soal parkir? Ya, urusan nanti aja. Asalkan masih bisa diselipin di depan rumah atau di pinggir jalan, beres!
Nah,beda cerita kalau kamu tinggal di Jepang. Di Negeri Sakura, sebelum kamu bisa menikmati mobil baru, kamu wajib punya lahan parkir yang jelas dan terdaftar. Tanpa itu, mobilmu bahkan nggak bisa dapat pelat nomor, lo.
Wajib Punya “Bukti Parkir” Sebelum Punya Mobil
Di Jepang, aturan kepemilikan mobil memang cukup ketat. Pemerintah setempat nggak cuma mau tahu siapa pemilik kendaraan, tapi juga di mana mobil itu bakal diparkir. Jadi, sebelum mobil didaftarkan, calon pemilik harus lebih dulu mengurus “bukti lahan parkir” ke kantor polisi setempat.
Petugas bakal datang langsung buat memeriksa apakah tempat parkir itu benar-benar ada, cukup luas, dan sesuai ukuran mobil yang mau dibeli. Misalnya, kalau kamu beli mobil mungil tipe kei car (mobil kecil khas Jepang), ukuran lahannya bisa lebih kecil. Tapi kalau mobilnya non-kei car alias mobil biasa, lahan parkirmu juga harus menyesuaikan dan nggak bisa dipaksa parkir di tempat yang sempit.
Baik Itu Lahan Sewa atau Milik Pribadi, Tetap Harus Ada Bukti
Soal lahan parkir ini, bisa milik pribadi atau sewa. Kalau lahan itu disewa, kamu wajib punya surat keterangan resmi dari pemilik tanah sebagai bukti izin parkir. Tapi kalau kamu punya lahan rumah sendiri, prosesnya lebih gampang karena tinggal diverifikasi saja oleh petugas tanpa biaya tambahan.
Menariknya, di Jepang, biaya registrasi lahan parkir ini biasanya sudah termasuk dalam harga on the road mobil baru. Jadi, pembeli tinggal duduk manis karena pihak dealer bakal bantuin urus semuanya, mulai dari pendaftaran hingga pelat nomor keluar.
Beda Jauh dengan di Indonesia
Bagian kewajiban punya lahan parkir inilah yang bikin orang Indonesia kadang geleng-geleng kepala. Meski sebenarnya sudah ada aturannya, realitanya di sini siapa pun yang beli mobil seakan-akan nggak punya kewajiban punya lahan parkir. Akibatnya, banyak yang akhirnya parkir di bahu jalan, di trotoar, bahkan di depan rumah tetangga. Intinya sih, selama masih muat, gas saja!
Kalau aturan Jepang diterapkan di Indonesia, bisa jadi jumlah mobil pribadi bakal jauh berkurang. Di sisi lain, jalanan juga mungkin lebih lega karena nggak lagi dipenuhi mobil yang parkir sembarangan.
Jadi, buat kamu yang berencana tinggal atau beli mobil di Jepang, jangan kaget kalau prosesnya lebih ribet dari di Tanah Air. Tapi di balik keribetannya, ada sisi positif juga karena kota jadi lebih tertata, parkiran lebih rapi, dan jalanan bebas dari mobil yang nyempil di mana-mana.
Ternyata, punya mobil di Jepang nggak cuma soal kemampuan beli, tapi juga soal tanggung jawab punya tempat parkir yang layak. Bener-bener disiplin, ya, Gez? (Arie Widodo/E07)
