BerandaHits
Rabu, 12 Mar 2024 07:46

IWD 2024: Perempuan Jurnalis Jateng Serukan Enam Tuntutan

Perempuan Jurnalis Jateng membacakan sikap di panggung bebas IWD 2024. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Para perempuan jurnalis di Jawa Tengah menyuarakan keresahan akan ancaman kekerasan seksual pada peringatan Internasional Women's Day (IWD) 2024. Ada enam tuntutan yang disampaikan. Apa saja itu?

Inibaru.id - Sejumlah Perempuan Jurnalis Jawa Tengah ikut serta merayakan International Women's Day (IWD) 2024 yang bertajuk "Sarasehan dan Konsolidasi Akbar Gerakan Perempuan" pada Senin (11/3/2024). Bertempat di Gedung B Kampus 1 Universitas PGRI Semarang, mereka turut menyampaikan pernyataan sikap berisikan keresahan selama bekerja menjadi seorang pewarta.

Para perempuan jurnalis itu mendapat kesempatan untuk tampil di panggung bebas. Sejurus kemudian mereka membentang poster dan mulai membacakan pernyataan sikap.

"Di dunia jurnalistik yang dipandang sebagai pekerjaan maskulin, perempuan amat rentan terhadap diskriminasi hingga kekerasan seksual," seru salah seorang perempuan jurnalis Jinawi Rana Putri.

Perempuan yang bekerja di media Kompas TV itu mengatakan perusahaan media cenderung mengutamakan kandidat laki-laki ketimbang perempuan. Kaum hawa sering dipandang tidak lihai bekerja di lapangan.

Bahkan saat sudah diterima bekerja, alih-alih rasa nyaman yang mereka dapat, perempuan jurnalis tetap mengalami diskriminasi di ruang redaksi. Mereka jarang dipercaya untuk meliput isu-isu maskulin seperti hukum, kriminal, dan olahraga.

"Padahal perspektif perempuan amat diperlukan dalam peliputan isu-isu tersebut," imbuh perempuan yang akrab disapa Jeje tersebut.

Rentan Menjadi Korban Kekerasan Seksual

Seorang perempuan jurnalis sedang melihat pameran berisikan sejarah gerakan perempuan di Kota Semarang. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Berdasarkan catatan Komnas Perempuan tahun 2023, terdapat lima jurnalis yang melapor karena menjadi korban kekerasan saat bekerja. Bentuk kekerasan pun beragam, mulai dari serangan digital, ancaman, hingga pelecehan seksual.

Sedangkan data hasil survei yang pernah dilakukan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bersama Pemantau Regulasi dan Regulator Media (PR2M) menemukan responden perempuan sebanyak 704 dari 852 pernah mengalami kekerasan seksual selama berkarir di dunia jurnalistik.

"Berbagai bentuk pelecehan seksual sering dialami perempuan jurnalis. Pelakunya bisa dari teman satu profesi, narasumber, pejabat, bahkan aparat penegak hukum," resahnya.

Melihat kondisi di lapangan seperti itu, Jurnalis Perempuan Jateng prihatin. Di momentum IWD tahun 2024 ini, mereka mengajak semua pihak untuk berkontribusi dalam melindungi perempuan jurnalis.

Enam Tuntutan

Pergerakan perempuan-perempuan di Jawa Tengah turut ditampilkan di IWD 2024. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Berikut ini enam tuntutan atau harapan Jurnalis Perempuan Jateng agar ke depannya profesi jurnalis jauh lebih ramah untuk kalangan perempuan.

  1. Meminta seluruh pihak mengupayakan penciptaan ruang aman bagi para perempuan jurnalis dalam bekerja dengan cara turut melindungi perempuan jurnalis dari ancaman kekerasan seksual dimana pun, kapan pun, dan dari siapa pun;
  2. Mendorong perusahaan media untuk membuat mekanisme pelaporan bagi perempuan jurnalis yang menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual;
  3. Meminta perusahaan media secara serius menangani dan mendampingi korban baik secara psikologis maupun hukum hingga korban pulih;
  4. Meminta agar pihak-pihak berwajib menghukum atau memberi sanksi seberat-beratnya kepada siapa pun pelaku pelecehan seksual supaya ada efek jera;
  5. Memberikan hak cuti menstruasi, hamil, melahirkan, dan menyusui kepada perempuan jurnalis;
  6. Memberikan upah maupun hak tunjangan yang layak bagi seluruh jurnalis, tak terkecuali perempuan jurnalis.

Ya, perempuan boleh berprofesi sebagai jurnalis dan berhak mendapat perlindungan dari berbagai bentuk kekerasan seksual. Di momentum IWD 2024 ini, mari kita apresiasi para perempuan jurnalis yang sudah bekerja keras dan berdedikasi tinggi terhadap profesinya. (Fitroh Nurikhsan/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024