BerandaHits
Kamis, 25 Apr 2018 12:17

Dua Siswa SMP di Bantaeng Resmi Menikah

Fitra Ayu dan Syamsuddin setelah ijab kabul (Sindonews.com)

Setelah melalui proses yang berliku, dua pelajar SMP di Sulawesi Selatan ini akhirnya resmi menjadi sepasang suami istri. Pernikahan mereka diresmikan pada Senin (23/4/2018).

Inibaru.id – Sempat menuai pro dan kontra dari masyarakat, siswa SMP Negeri 2 Bantaeng Fitra Ayu (14) dan Syamsuddin (15) akhirnya resmi menikah pada pukul 10.00 WITA, Senin (23/4/2018). Pernikahan tersebut berlangsung di kediaman nenek mempelai perempuan di Jalan Sungai Calendu, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Alasan pasangan ini dinilai aneh. Mereka memutuskan menikah lantaran pengantin perempuan takut tidur sendiri di rumah. Ibu pengantin perempuan diketahui meninggal setahun yang lalu, sedangkan ayahnya sering bekerja di luar kota sehingga hanya menyisakan Fitra di rumah.

Selain karena takut tidur sendiri di rumah, Fitra mengaku cinta adalah alasannya mau menikah dengan Syam. “Ya karena kami saling mencintai dan karena takdir,”

Cnnindonesia.com, Minggu (22/4), menulis, sebelum memutuskan untuk menikah, Fitra dan Syamsuddin diketahui telah berpacaran selama lima bulan. Merasa cocok, mereka kemudian pengin melanjutkan hubungan itu ke jenjang yang lebih serius. Di bulan Februari, niat pasangan ini mendapat restu dari keluarga. Bersama tokoh masyarakat, imam desa, serta beberapa perangkat kelurahan, mereka lantas berembuk menentukan tanggal pernikahan. Setelah menentukan tanggal, mereka langsung mendaftarkan pernikahan mereka ke Kantor Uusan Agama (KUA) Bantaeng.

Namun, KUA Bantaeng nggak meloloskan pernikahan ini karena usia pengantin nggak memenuhi syarat.

“Kami disarankan (oleh KUA) menempuh jalur ke Pengadilan Agama (PA) untuk minta dispensasi,” tutur Nurlina, tante Fitra.

Mereka pun melakukan saran tersebut dengan menempuh jalur hukum ke Pengadilan Agama. Setelah disidang dua kali yakni pada tanggal 23 Maret dan 3 April, permohonan mereka dikabulkan. Kendati demikian, mereka harus menunggu surat rekomendasi dari camat selama 10 hari seblum akhirnya melangsungkan pernikahan pada Senin (23/4).

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Syam yang kini sudah putus sekolah bekerja sebagai kuli bangunan. Setelah menikah, mereka rencananya akan tinggal di rumah orang tua Syam dan menunda memiliki momongan.

“Iya (ditunda). Soalnya saya masih tetap mau sekolah. Cita-cita saya jadi dokter, tapi sepertinya nggak bisa (terwujud). Saya harap cita-cita Cahya (adik Fitra) bisa.” pungkas Fitra.

Disesalkan Sejumlah Pihak                                                

Menanggapi kasus pernikahan dini ini, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyesalkan keputusan hakim PA untuk memberikan dispensasi pada dua remaja tersebut. Dia mengungkapkan sulitnya kasus ini dicegah lantaran proses pernikahan kadang tersandera aturan adat, dilansir dari Tribunnews.com (17/8).

“Saya selaku Menteri Agama mengimbau hakim Pengadilan Agama agar betul-betul melihat persoalan secara komprehensif. Mengabulkan dispensasi pada anak-anak untuk melangsungkan pernikahan itu betul-betul berdasarkan pertimbangan yang masak.” terang Lukman.

Senada dengan Lukman, Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Edi Suharto juga menyayangkan keputusan PA Bantaeng. Menurutnya, PA Bantaeng seharusnya membimbing dan mengarahkan Fitra dan Syamsuddin lebih dulu daripada langsung memberi persetujuan. Usia anak, lanjut Edi, bukanlah usia terbaik untuk melangsungkan pernikahan, melainkan untuk bermain, sekolah, dan mendapat perhatian dari keluarga.

Atas kasus pernikahan Ftra dan Syam ini, pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemenpppa) telah mengirim tim khusus ke Bantaeng untuk mengedukasi masyarakat dalam upaya pencegahan meningkatnya kasus pernikahan di bawah umur. Bekerja sama dengan sejumlah LSM, sosialisasi dan edukasi yang dilakukan Kemenpppa juga membuka kesempatan bagi masyarakat untuk menyuarakan aspirasi mereka, terutama terkait dengan revisi Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974.

Ya, pernikahan merupakan salah satu keputusan penting dalam hidup, jadi sebaiknya kamu lebih bijaksana dalam menentukannya ya, Millens. (IB15/E04)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: