BerandaHits
Selasa, 21 Mar 2022 08:12

Dicibir Warganet, Ini Tanggapan Rara, Pawang Hujan MotoGP Mandalika

Rara, pawang hujan MotoGP Mandalika jadi buah bibir warganet. (Twitter/Dedetabdillah)

Aksi Rara, pawang hujan MotoGP Mandalika sukses membetot panggung ajang balap sepeda motor paling bergengsi di dunia ini. Meski nggak semuanya mengapresiasi positif, Rara tetap menjalankan tugasnya tanpa terganggu sedikit pun.

Inibaru.id – IT WORKED!”, tulis akun Twitter MotoGP pada Minggu (20/3/2022) pukul 14:56 WIB, beberapa menit sebelum balapan MotoGP Mandalika kelas utama dimulai. Akun Twitter resmi ajang balap sepeda motor paling bergengsi di dunia ini menunjukkan rasa takjub saat hujan yang sempat mengguyur Sirkuit Mandalika Lombok dan membuat jadwal balapan tertunda berhenti usai dikendalikan Raden Rara Istiati Wulandari.

Yap, perempuan yang akrab disapa Rara ini memang sudah jadi buah bibir sebelum balapan hari Minggu digelar. Bahkan, sejak para pembalap dan tim MotoGP melakukan sesi latihan pada Kamis (17/3), aksi pawang hujan ini ketika melakukan ritual mengendalikan hujan seperti jadi daya tarik tersendiri.

Salah satu yang membicarakannya adalah mantan pembalap yang kini jadi Race Director MotoGP Loris Capirossi.

“Kamis lalu saya bilang di sini sangat panas, aspal sangat panas. Lalu mereka (panitia Mandalika) bertanya ke saya ‘apakah Anda ingin ada sedikit hujan? Hujan ringan atau deras? Saya awalnya bingung dan bertanya memang bisa? Mereka bilang tentu bisa. Lalu tidak lama kemudian benar terjadi hujan,” ungkap Loris yang pernah adu kencang dengan Valentino Rossi saat aktif membalap ini pada Sabtu (19/3).

Rara memang dipekerjakan untuk ‘mengamankan’ MotoGP. Bukan cuma memastikan cuaca selalu panas. Dia diminta untuk membuat kompleks sirkuit diguyur hujan di pagi hari sebentar dan cerah ketika sesi latihan, kualifikasi, atau balapan.

“Jadi memang dari Dorna dan Mandalikanya minta supaya hujannya di pagi saja, sementara siang diusahakan jangan sampai hujan,” terang Rara soal "request" cuaca penyelenggara kepadanya, Sabtu (19/3).

Permintaan ini sangat beralasan, Millens. Dengan sedikit guyuran hujan singkat pada pagi hari, aspal jadi nggak terlalu panas dan bersih dari lumpur serta debu. Kondisi ini diharapkan bikin para pembalap bisa melakukan aksinya dengan maksimal.

Rara diminta untuk mengendalikan cuaca di gelaran MotoGP Mandalika. (Twitter.com/NoWBrian)

Saat Moto3 dan Moto2 digelar, cuaca persis seperti yang diharapkan. Namun, saat seharusnya balapan MotoGP dimulai pada pukul 14.00 WIB, hujan deras mengguyur Mandalika sehingga dia harus masuk ke sirkuit untuk mengendalikannya. Saat itulah, aksinya mencuri perhatian para pembalap, kru, penonton, hingga warganet dunia.

Rara terus melakukan ritualnya agar hujan bisa segera mereda dengan memukul mangkuk emas dan merapal doa-doa. Aksinya bahkan disiarkan oleh saluran olah raga sejagat. Sayangnya, ritual unik ini nggak lepas dari cibiran warganet, termasuk Indonesia. Dia dianggap melakukan tindakan syirik, nggak masuk akal, hingga melakukan aksi yang memalukan.

Kesaktiannya bahkan diragukan dan dianggap gagal karena Mandalika diguyur hujan deras. Apalagi, BMKG sudah memprediksi hujan petir berlangsung di wilayah tersebut sebelumnya.

Saat ditanya soal cibiran warganet ini, perempuan yang tinggal di Bali ini memilih nggak ambil pusing.

“Saya nggak masalah sih, karena sudah bilang dari awal saya ini melayani untuk Indonesia,” ujar perempuan penganut kejawen yang lahir di Jayapura ini, Minggu (20/3).

Dia menyebut selama pre-season, cuacanya cerah namun membuat kondisi aspal kurang baik. Karena itulah saat balapan, dia diminta untuk membuat kondisi cuaca nggak terlalu panas dengan sedikit gerimis.

“Karena aspal suhunya nggak boleh sampai di atas 50 derajat Celcius, otomatis cuaca di atas tidak boleh panas. Saya panggil hujan dan mendung, tapi tidak boleh sampai banjir,” terangnya.

Soal caranya mengendalikan hujan di Sirkuit Mandalika, Rara mengaku sudah merapalkan doa-doa sejak pagi hari. Dia juga menempatkan beberapa sesajen di sejumlah titik sirkuit seperti di bawah race control, area masuk pit lane, pintu keluar pit lane, dan lain-lain.

"Sesajennya ya seperti yang kita lihat di Bali sama saya juga ada menaruh beberapa balok es batu," ungkapnya, Sabtu (19/3).

Demi Jadi Pawang, Rela Nggak Menikah

Meski hujan sempat mengguyur sirkuit, ajang MotoGP sukses digelar. (Twitter.com/tukangdisen)

Nama Rara mungkin baru melambung belakangan ini. Tapi, siapa sangka, perempuan yang sudah mempelajari ilmu pengendalian hujan tradisional ini sejak kecil ini telah "ditanggap" untuk mengamankan cuaca di seantero negeri?

"Saya mulai belajar pawang sejak umur sembilan tahun. Saya tidak menikah dan tidak makan daging hewan berkaki empat. Kalau sedang ritual, saya tidak boleh lapar," ujarnya, Jumat (18/3).

Meski nggak menikah, Rara mengaku tetap membutuhkan kasih sayang dan perhatian. Dia menyebut, perhatian kecil seperti memberikan makanan favoritnya seperti kurma dan cokelat sudah bisa membuatnya sangat bahagia. Nggak neko-neko banget ya orangnya?

O ya ada informasi penting nih kalau kamu pengin memakai jasa Rara. Klien nggak boleh mengintervensi atau protes ketika dia sedang melakukan tugasnya. Kalau nggak, ritualnya bisa nggak sesuai dengan rencana.

Jadi, itu sebabnya Rara sangat cuek ketika mencoba menghentikan hujan meski kamera terus menyorot aksinya.

Menjadi penyedia jasa pawang hujan yang diminta membuat cuaca Motogp kondusif, Rara mengaku dihubungi panitia setiap jam. Sebagai seorang profesional, dia bisa memahami karena memang tugasnya sangat penting.

Namun tentu saja, mengendalikan cuaca itu nggak gampang. Hujan deras dengan petir sempat mengguyur sirkuit. Balapan juga sempat tertunda lebih dari 1 jam. Meski begitu, pada akhirnya MotoGP tetap sukses digelar dengan seru.

Apresiasi pun berdatangan. Akun Twitter @btsportmotoGP dari Inggris bahkan mengucapkan terima kasih kepadanya. Rara juga sukses mempertontonkan sisi lain dari kearifan lokal MotoGP Mandalika. Penonton MotoGP nggak hanya menantikan keindahan alam dari sirkuit ini, melainkan juga aksi pawang hujan saat gelaran balapan.

Eh, kamu tim percaya hujan berhenti karena aksi Rara, sang pawang hujan MotoGP Mandalika, atau nggak nih, Millens? (Gridoto, Kum, Cnn/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: