BerandaHits
Selasa, 13 Okt 2025 09:01

Cegah Serangan Lalat, Sapi di Jepang Dicat Seperti Zebra

Sapi di Jepang dicat seperti zebra. (PLOS One/Tomoki Kojima)

Demi mencegah serangan lalat, sapi di Jepang dicat seperti zebra. Seperti apa mekanisme teknik ini sampai mampu mengatasi masalah tersebut, ya?

Inibaru.id - Sebuah tim peneliti asal Jepang baru-baru ini meraih Ig Nobel Prize dalam bidang biologi atas eksperimen unik yang mereka lakukan, yaitu mengecat sapi dengan garis-garis hitam putih layaknya zebra untuk melindungi hewan ternak ini dari serangan lalat. Penghargaan ini bukan hanya sebuah prestasi ilmiah, tetapi juga menjadi bukti kreativitas dalam memecahkan masalah yang selama ini dihadapi para peternak.

Pada umumnya, lalat yang mengganggu ternak dapat menimbulkan stres pada sapi dan bahkan menyebabkan infeksi akibat gigitan yang sering terjadi. Untuk mengurangi dampak ini, para peternak biasanya mengandalkan pestisida.

Nah, menurut laporan NHK, Jumat (19/9/2025), tim peneliti yang dipimpin oleh Kojima Tomoki dari National Agriculture and Food Research Organization (NARO) ingin mencari cara yang lebih alami dan ramah lingkungan. Mereka terinspirasi oleh penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa garis-garis hitam putih pada kulit zebra mampu mengurangi serangan lalat yang sering menggigit hewan tersebut.

Dengan menggali teori ini, tim tersebut melakukan eksperimen pada sapi Jepang jenis Black. Mereka mengecat tubuh sapi dengan garis-garis zebra menggunakan cat khusus dan mengamati apakah cara ini bisa mengurangi jumlah lalat yang menyerang.

Karena dicat seperti zebra, sapi-sapi di Jepang nggak mudah terkena serangan lalat. (SCMP)

Hasilnya cukup mengejutkan. Jumlah lalat yang menggigit sapi di Jepang yang dicat jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sapi yang tidak dicat. Tak hanya itu, sapi-sapi yang dicat juga terlihat lebih jarang melakukan gerakan mengusir lalat seperti menendang atau menggerakkan kepala, yang biasanya mereka lakukan ketika terinfeksi lalat.

Penelitian ini tidak hanya menarik perhatian dunia, tetapi juga memberikan solusi yang lebih humanis untuk mengurangi stres pada ternak tanpa bergantung pada penggunaan pestisida. Meskipun demikian, tim peneliti juga menemukan bahwa cat yang digunakan dalam eksperimen ini hanya bertahan beberapa hari sebelum memudar. Hal ini menunjukkan bahwa masih diperlukan pengembangan lebih lanjut agar metode ini bisa diterapkan secara lebih permanen.

Penghargaan Ig Nobel Prize yang diterima oleh tim Jepang ini semakin mempertegas bahwa terkadang, penemuan yang paling inovatif datang dari ide-ide yang tidak biasa dan tak terduga. Kojima dan timnya berharap penemuan ini tidak hanya dapat mengurangi penggunaan pestisida, tetapi juga membantu mengurangi resistansi terhadap bahan kimia berbahaya di lingkungan.

Setiap tahun, Ig Nobel Prize memang memberikan penghargaan kepada penelitian yang membuat orang tertawa terlebih dahulu, namun kemudian berpikir lebih dalam tentang pentingnya inovasi dalam berbagai bidang. Penghargaan ini menjadi simbol bahwa ilmu pengetahuan, meskipun terkadang terdengar konyol, bisa menawarkan solusi nyata untuk masalah yang sering terabaikan. Dengan keberhasilan ini, Jepang semakin menunjukkan kualitas risetnya yang tak hanya serius, tetapi juga kreatif dan penuh kejutan, Gez. (Arie Widodo/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: