Inibaru.id - Pernah mendengar tentang kusari-toi, belum, Gez? Ini adalah istilah Jepang untuk rain chain alias rantai hujan, sebuah alternatif talang air yang nggak cuma fungsional, tapi juga punya nilai seni tinggi. Kalau di Indonesia kita terbiasa melihat talang air berupa pipa atau selokan tertutup yang membuang air hujan dari atap, kusari-toi justru menawarkan hal yang berbeda, yaitu air hujan mengalir turun secara visual dan menciptakan suara gemericik yang menenangkan.
Sejarah kusari-toi sendiri sudah ada sejak lama dan erat kaitannya dengan budaya Jepang. Rantai hujan ini kali pertama digunakan di kuil, tempat suci, serta rumah-rumah bergaya arsitektur Jepang yang mencerminkan suasana empat musim di Negeri Sakura.
Salah satu momen penting dalam sejarah kusari-toi adalah saat dipakai pada bangunan Sukiya, sejenis rumah teh yang dibangun untuk upacara minum teh, sekitar periode Azuchi Momoyama (1558-1600 Masehi).
Para master teh pada masa itu memang menyukai estetika sederhana dan alami, jauh dari kemewahan berlebihan. Itulah sebabnya, unsur-unsur natural dipilih sebagai bahan utama dalam arsitektur Sukiya.
Kusari-toi pada masa itu dibuat dari tali yang terbuat dari serat tanaman bernama shuro-nawa yang digantung di atap bambu atau kayu. Saat hujan turun, air menetes perlahan mengikuti tali ini ke tanah, menciptakan efek alami dan menenangkan yang sekaligus berfungsi sebagai talang air. Jadi, kusari-toi bukan hanya soal mengalirkan air, tapi juga menghadirkan pengalaman estetis dan spiritual khas Jepang.
Seiring waktu, bahan alami itu bertransformasi menjadi rantai logam, terutama tembaga, yang tidak hanya tahan lama tapi juga semakin indah warnanya seiring usia. Ada juga model rantai berbentuk cangkir-cangkir kecil yang memperlambat dan mengatur aliran air agar tidak bercipratan kemana-mana. Desain ini semakin memperkaya fungsi sekaligus nilai estetika kusari-toi.
Nah, kalau dibandingkan dengan talang air konvensional di Indonesia, kusari-toi jelas berbeda. Talang di Indonesia biasanya tertutup rapat supaya air langsung mengalir tanpa terlihat, fungsinya memang untuk menghindari cipratan dan kerusakan pada bangunan.
Di sisi lain, kusari-toi justru membiarkan air hujan mengalir secara terbuka, menciptakan pemandangan menarik sekaligus suara alam yang menenangkan. Ini membuat rantai hujan bukan cuma solusi drainase, tapi juga elemen dekoratif yang memperkaya nuansa rumah.
Yang pasti, popularitas kusari-toi belakangan semakin meningkat. Bukan cuma di Jepang, tapi juga di banyak negara lain termasuk Indonesia. Kalau kamu sendiri, tertarik memasangnya di rumah, Gez? (Arie Widodo/E07)
