BerandaHits
Selasa, 20 Okt 2025 11:01

Bukan Talang Air, Ini Alasan Rumah di Jepang Banyak yang Lebih Suka Menggunakan Kusari-toi

Kusari-toi alias rain chain di rumah-rumah Jepang. (Seorainchain)

Kusari-toi alias rain chain bikin kita bisa melihat aliran air yang jatuh dari atap saat hujan turun. Beda banget dengan talang air tertutup yang biasa kita lihat di Indonesia.

Inibaru.id - Pernah mendengar tentang kusari-toi, belum, Gez? Ini adalah istilah Jepang untuk rain chain alias rantai hujan, sebuah alternatif talang air yang nggak cuma fungsional, tapi juga punya nilai seni tinggi. Kalau di Indonesia kita terbiasa melihat talang air berupa pipa atau selokan tertutup yang membuang air hujan dari atap, kusari-toi justru menawarkan hal yang berbeda, yaitu air hujan mengalir turun secara visual dan menciptakan suara gemericik yang menenangkan.

Sejarah kusari-toi sendiri sudah ada sejak lama dan erat kaitannya dengan budaya Jepang. Rantai hujan ini kali pertama digunakan di kuil, tempat suci, serta rumah-rumah bergaya arsitektur Jepang yang mencerminkan suasana empat musim di Negeri Sakura.

Salah satu momen penting dalam sejarah kusari-toi adalah saat dipakai pada bangunan Sukiya, sejenis rumah teh yang dibangun untuk upacara minum teh, sekitar periode Azuchi Momoyama (1558-1600 Masehi).

Para master teh pada masa itu memang menyukai estetika sederhana dan alami, jauh dari kemewahan berlebihan. Itulah sebabnya, unsur-unsur natural dipilih sebagai bahan utama dalam arsitektur Sukiya.

Rain chain bisa bikin aliran air hujan turun dengan suara dan pemandangan yang menarik. (Homewarranty)

Kusari-toi pada masa itu dibuat dari tali yang terbuat dari serat tanaman bernama shuro-nawa yang digantung di atap bambu atau kayu. Saat hujan turun, air menetes perlahan mengikuti tali ini ke tanah, menciptakan efek alami dan menenangkan yang sekaligus berfungsi sebagai talang air. Jadi, kusari-toi bukan hanya soal mengalirkan air, tapi juga menghadirkan pengalaman estetis dan spiritual khas Jepang.

Seiring waktu, bahan alami itu bertransformasi menjadi rantai logam, terutama tembaga, yang tidak hanya tahan lama tapi juga semakin indah warnanya seiring usia. Ada juga model rantai berbentuk cangkir-cangkir kecil yang memperlambat dan mengatur aliran air agar tidak bercipratan kemana-mana. Desain ini semakin memperkaya fungsi sekaligus nilai estetika kusari-toi.

Nah, kalau dibandingkan dengan talang air konvensional di Indonesia, kusari-toi jelas berbeda. Talang di Indonesia biasanya tertutup rapat supaya air langsung mengalir tanpa terlihat, fungsinya memang untuk menghindari cipratan dan kerusakan pada bangunan.

Di sisi lain, kusari-toi justru membiarkan air hujan mengalir secara terbuka, menciptakan pemandangan menarik sekaligus suara alam yang menenangkan. Ini membuat rantai hujan bukan cuma solusi drainase, tapi juga elemen dekoratif yang memperkaya nuansa rumah.

Yang pasti, popularitas kusari-toi belakangan semakin meningkat. Bukan cuma di Jepang, tapi juga di banyak negara lain termasuk Indonesia. Kalau kamu sendiri, tertarik memasangnya di rumah, Gez? (Arie Widodo/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: