BerandaHits
Senin, 3 Jul 2022 19:45

Bukan Alami, Sayur dan Buah Ini 'Bikinan' Manusia

Beberapa buah dan sayur yang kini kita kenal merupakan hasil campur tangan manusia. (via Liputan6)

Rasa manis dan segar dari beberapa buah dan sayur ini ternyata hasil usaha manusia melakukan selective breeding. Penasaran? Simak yuk!

Inibaru.id – Mungkin banyak dari kita yang mengira bahwa semua buah dan sayur berasal dari biji atau tunas yang ditanam di dalam tanah. Tapi ternyata, beberapa buah dan sayur populer dibuat oleh manusia melalui proses bernama pembiakan selektif (selective breeding), Millens.

Proses ini bertujuan baik yaitu memberi rasa pada buah yang tadinya hambar menjadi manis. Beberapa buah dan sayur yang melewati proses ini antara lain pisang, apel, tomat, dan jagung. Yuk, simak ulasan lengkapnya!

1. Wortel

Wortel dikenal sebagai sumber vitamin A yang baik untuk mata. Tenyata, sebelum wortel oranye ditemukan, sayuran ini berwarna pucat.

Wortel liar mempunyai akar berwarna putih. Kemudian pada 1900-an, banyak orang mulai membudidayakan wortel hingga menjadi warna ungu atau kuning. Sementara itu, wortel oranye baru muncul setelah abad ke-15.

2. Brokoli, Kembang Kol, dan kale

Cruciferous berasal dari persilangan keluarga Brassicaceae. (via Tempo)

Sayuran hijau seperti brokoli, kembang kol, dan kale berasal dari tanaman yang sama. Sayur mayur ini adalah hasil dari persilangan keluarga Brassicaceae.

Dulunya, tanaman ini berawal dari sawi hijau. Lalu sejak 2000 tahun lalu, para petani mencoba mengembangkan kombinasi yang berbeda.

Mereka memperbanyak tanaman hijau dengan kelopak bunga yang lebih besar yang mereka panen sebelum mekar seperti brokoli. Dari brokoli itu kemudian muncullah kembang kol dan merambah menjadi kubis. Sayuran-sayuran tersebut biasa disebut dengan cruciferous.

3. Pisang

Tumbuh subur di Indonesia, pisang dipercaya awalnya tumbuh di wilayah Inggris pada 1830 silam. Saat itu, buah ini lebih dikenal sebagai pisang Cavendish. Jenis pisang inilah yang menjadi awal standar rasa dari pisang.

Hingga 1950-an, hadirlah pisang Gros Michel, yaitu pisang yang paling populer di Amerika Serikat. Kehadiran pisang made in America ini kemudian mengubah rasa pada pisang. Saking populernya, beberapa penyedap rasa pisang banyak menggunakan rasa pisang Gros Michel ini lo. Itulah sebabnya penyedap pisang kerap nggak terasa seperti apa yang kita pikirkan.

Sayangnya, pada 1950-an, pisang Cavendish maupun Gros Michel hampir punah karena serangan jamur Fusarium. Penyakit jamur ini menginfeksi Cavendish dan membuat produksinya turun. Sejak saat itu, jenis pisang ini nggak lagi menjadi standar pisang pertama dunia.

4. Stroberi

Dulu, stroberi hanya buah hias. (via Grid)

Buah berwarna merah ini awalnya hanya menjadi buah hias. Dulu, stroberi nggak lazim dimakan karena ukurannya kecil dan rasanya yang kurang enak.

Namun pada 1300-an orang Prancis mulai membudidayakan stroberi liar dan mengubah rasanya menjadi lebih enak dan segar.

Dulu, mata-mata Prancis bahkan menyelundupkan stroberi Chili yang lebih besar untuk disilangkan dengan tanaman lain, lo. Jadi, nggak heran jika sekarang banyak stroberi berukuran jumbo dengan cita rasa manis.

5. Semangka

Siapa sih yang bakal menolak buah semangka yang segar dan manis? Tapi ternyata, jauh sebelum kita mengenal semangka yang sekarang, buah ini sama sekali nggak menarik untuk dilirik. Dulu, semangka berbiji lebih banyak dan besar dengan daging yang sedikit.

Dari situ, manusia mencoba membudidayakan semangka yang menghasilkan biji lebih sedikit dan daging lebih banyak.

Wah, menarik banget ya informasi mengenai buah buatan manusia di atas, Millens? Eh, ada buah favoritmu juga nggak? (Det/IB21/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024