Inibaru.id – Kamu pasti pernah mendengar kasus kecelakaan di rel kereta api yang penyebabnya adalah mesin mobil mati saat lewat di rel tersebut, bukan? Karena jarak antara mobil dan kereta nggak terlalu jauh, maka tabrakan fatal pun nggak terhindarkan. Banyak orang yang mengaitkan hal ini dengan sesuatu yang mistis. Padahal, sebenarnya secara sains hal ini bisa dijelaskan, lo.
Jadi gini Millens, ternyata di rel-rel kereta api ada kabel penghantar arus listrik. Masalahnya, ada di suatu saat di mana pada rel-rel listrik tersebut muncul emisi elektromagnetik. Hal inilah yang bisa membuat mesin mobil mati.
Kalau jarak antara kereta dan mobil nggak sampai 600 meter, terjadi hantaran medan magnet yang sangat tinggi. Hantaran inilah yang mempengaruhi mesin mobil yang melintas di atas rel. Karena alasan inilah, kita nggak disarankan untuk tetap melaju di atas rel jika memang ada kereta api yang akan lewat. Meski jaraknya masih cukup jauh karena lebih dari 500 meter, tetap saja risiko mesin mobil mati sangat besar.
Lantas, bagaimana bisa mesin mobil ini sampai mati jika ada kereta yang akan lewat? Jadi begini, jika rel kereta sudah ada arus listrik dan kemudian bersentuhan dengan benda elektromagnetik lain yang tidak kompatibel seperti mesin mobil, maka akan memicu emisi elektromagnetik lebih tinggi dari ambang batas. Hal inilah yang membuat sistem kelistrikan mesin akhirnya mati. Mobil pun akhirnya macet di atas rel kereta.
Sementara itu, PT KAI sempat menyebut penyebab dari matinya mesin mobil di atas rel kereta disebabkan oleh medan magnet yang dihantarkan oleh lokomotif, tepatnya dinamo ke rel kereta. Bahkan, jika jarak antara mobil dan lokomotif sekitar satu kilometer, mesin mobil akan mati di atas rel kereta.
Karena alasan inilah petugas palang pintu sudah menutup palangnya cukup lama dibandingkan dengan saat kereta lewat. Selain memastikan jalur rel kosong dari kendaraan bermotor, hal ini juga mencegah kemungkinan ada mobil yang macet di atas rel.
Jadi, jangan sampai kepikiran nerobos palang rel kereta deh. Meski kereta masih jauh, bisa jadi risiko kecelakaannya tinggi, lo. (Det/IB09/E05)