BerandaHits
Jumat, 20 Apr 2023 13:00

Bagaimana Garam Menyebabkan Hipertensi?

Garam sarat akan natrium yang bisa masuk ke aliran darah sehingga meningkatkan tekanannya. (Shutterstock via Suara)

Orang yang hobi makan yang terlalu asin dapat berisiko mengalami hipertensi, diabetes tipe 2, dan obesitas.

Inibaru.id - Kamu mungkin sudah kerap mendengar bahwa garam bisa menyebabkan hipertensi. Tapi apa yang menyebabkannya?

Begini, garam itu mengandung natrium, dan konsumsi natrium yang berlebihan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko terkena hipertensi atau tekanan darah tinggi. Ketika seseorang mengonsumsi makanan yang mengandung garam, tubuh akan menyerap natrium dari garam dan masuk ke dalam aliran darah.

Natrium akan membuat tubuh mempertahankan lebih banyak air, sehingga meningkatkan volume darah yang beredar dalam tubuh. Akibatnya, tekanan darah akan meningkat.

Peningkatan tekanan darah dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan organ tubuh, seperti jantung, ginjal, dan otak. Hal ini dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular, stroke, dan kerusakan ginjal.

Selain itu, konsumsi garam yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes tipe 2, yang juga merupakan faktor risiko untuk hipertensi.

Untuk itu, sangat disarankan untuk mengontrol konsumsi garam dan natrium dalam makanan sehari-hari, khususnya bagi mereka yang memiliki riwayat hipertensi atau penyakit kardiovaskular. Pada umumnya, konsumsi garam sebaiknya dibatasi nggak lebih dari 5 gram per hari atau setara dengan satu sendok teh. Selain itu, perlu diperhatikan juga kandungan garam pada makanan olahan atau makanan siap saji yang seringkali mengandung garam dalam jumlah yang tinggi.

Sudah terbiasa makan asin, bagaimana cara menghindarinya?

Kurangi makan asin sedikit demi sedikit. (via Liputan6)

Menghindari kebiasaan makan asin atau mengurangi konsumsi garam dalam makanan dapat menjadi tantangan bagi banyak orang, namun ada beberapa tips yang dapat membantu:

1.       Makan makanan segar

Pilihlah makanan yang segar, sehat dan alami seperti sayuran, buah-buahan, dan daging tanpa tambahan garam atau bahan pengawet.

2.       Kurangi makanan olahan

Hindari atau kurangi konsumsi makanan olahan seperti sosis, kornet, kentang goreng, keripik, mie instan, dan makanan cepat saji yang biasanya mengandung garam dalam jumlah tinggi.

3.       Gunakan rempah alami

Gunakan rempah-rempah alami seperti bawang putih, lada, jahe, merica, dan rempah-rempah lainnya untuk memberikan rasa pada makanan tanpa harus menambahkan garam.

4.       Hindari makanan kaleng

Hindari atau kurangi konsumsi makanan kaleng seperti daging kalengan, sup kaleng, dan sayuran kalengan yang biasanya mengandung garam dalam jumlah tinggi.

5.       Cek kandungan garam pada label makanan

Cek kandungan garam pada label makanan dan pilihlah makanan yang rendah garam.

6.       Memasak sendiri

Cobalah untuk memasak sendiri makanan, sehingga bisa mengontrol penggunaan garam pada makanan. Bila terlanjur menambahkan garam terlalu banyak pada makanan, dapat mengimbanginya dengan menambahkan bahan lain yang nggak asin seperti perasan jeruk nipis atau potongan tomat.

7.       Meningkatkan sensitivitas rasa

Kurangi konsumsi garam perlahan-lahan untuk meningkatkan sensitivitas rasa. Tubuh akan terbiasa dengan rasa yang lebih rendah garam seiring waktu, dan kamu akan terbiasa dengan rasa makanan yang nggak terlalu asin.

Dengan menerapkan tips di atas, kamu dapat mengurangi kebiasaan makan asin dan meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan. (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024