BerandaCOVID 19
Selasa, 5 Jul 2021 11:47

Kasus Covid-19 Melonjak, Prof Suharyo; Masyarakat Punya Titik Lengah!

Prof Suhrayo Hadisaputro, epidemiolog Undip mengungkapkan, masyarakat memiliki titik lengah yang membuat angka Covid-19 naik. (Merdeka.com/Danny Adriadhi Utama)

Menurut Prof Suharyo, ada titik lengah yang membuat Covid-19 menggila di Indonesia. Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat untuk mematuhi prokes agar angka Covid-19 nggak terus naik.

Inibaru.id – Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia masih mengkhawatirkan. Pakar epidemiologi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Prof Dr dr Suharyo Hadisaputro mengungkap ada tiga faktor yang menjadi penyebab tingginya angka Covid di Indonesia, termasuk Jawa Tengah.

Menurut Prof Suharyo, ketiga faktor itu antara lain: Masyarakat nggak sepenuhnya melakukan kegiatan protokol kesehatan (prokes); adanya Covid-19 baru varian Delta atau varian India; dan cakupan vaksinasi Covid-19 yang belum memadai.

“Jadi Covid-19 baru varian Delta bukan faktor utama melonjaknya kasus Corona akhir-akhir, karena jumlah yang terpapar Covid-19 varian Delta di Indonesia masih kecil yakni 382 kasus,” katanya dalam rilis di Semarang, Minggu (4/7).

Lebih lanjut dia juga menyatakan, saat ini masyarakat belum sepenuhnya menyadari pentingnya prokes. Masih banyak masyarakat yang mengabaikan kegiatan-kegiatan yang bisa memicu penularan Covid-19. Prof Suharyo menyebut ini sebagai titik lengah.

Kegiatan yang Jadi Titik Lengah

Ilustrasi: Makan bersama menjadi titik lengah masyarakat karena melepas masker dan mengobrol. (ANTARA/M Agung Rajasa via Media Indonesia)

Adapun titik lengah masyarakat tersebut antara lain, makan bersama. Awalnya mungkin memakai masker, tapi kemudian ketika makan pasti dibuka dan berbincang dengan orang lain tanpa peduli orang tersebut orang tanpa gejala (OTG) atau nggak.

Titik lengah berikutnya menghadiri pemakaman. Orang menghadiri acara ini karena simpati, rasa iba, dan lainnya. Seringnya, secara nggak sadar orang menyentuh tangan, wajah, dan lainnya. Selain itu, rapat luring dan olahraga bersama juga termasuk dalam titik lengah. Yang semula jaga jarak 1-2 meter, tapi setelah selesai dilanjut dengan kumpul-kumpul, berswafoto, hingga ngobrol tanpa masker.

Setelah itu, sadar atau nggak foto bersama juga menjadi titik lengah. Foto bersama semula memakai masker, tapi kemudian dilepas agar wajah terlihat tersenyum atau bergaya.

Lalu, kunjungan rumah ke tempat saudara, waktu Idulfitri 1442/2021 juga menjadi titik lengah yang nggak terelakkan. Prof Suharyo juga menyebutkan bahwa transportasi umum, bepergian ke mal, swalayan, restoran, belanja ke pasar tradisional, serta acara pernikahan menjadi titik lengah masyarakat berikutnya.

“Titik lengah masyarakat ini ikut menjadi pemicu melonjaknya Covid-19,” ujarnya.

Sudah 10 Varian

Ilustrasi Covid-19. (BBC/Gettyimages)

Berdasarkan penjelasan Prof Suharyo, ada 10 jenis varian dari virus Corona, yaitu Alfa (Varian Inggris, B.1.1.7), Beta (Varian Afrika B1.351), Gamma (Varian Brasil P.1), Delta (Varian India B1.617.2), Epsilon (Varian Amerika B.1.427/B.1.429), Zeta (Varian Brazil P.2.), Theta (Varian Filipina P.3), Eta (varian banyak negara B.1.t.525), Lota (varian Amerika B.1.526), dan Kappa (varian India B.1.617.1).

“Saat ini yang dikhawatirkan adalah Covid-19 varian Delta karena penyebaran tinggi, menyebabkan penyakit lebih ganas, dan mungkin mempengaruhi efektivitas vaksinasi,” katanya.

Ahli epidemiologi ini juga mengajak masyarakat untuk disiplin prokes dengan memakai masker, mencuci tangan memakai sabun, menjaga jarak, dan mengurangi titik lengah.

Selain itu pemerintah juga perlu memperluas testing dan tracing serta meningkatkan vaksinasi Covid-19 masyarakat.

“Dalam mengurangi laju angka Covid-19 keterlibatan masyarakat sangat diperlukan di samping kepedulian pemerintah,” ujarnya.

Hm, sekarang jadi tahu kan titik lengah masyarakat itu apa saja. Yuk ikuti ajakan Prof Suharyo dengan mematuhi prokes dan dirumahsaja, Millens. (Gat/IB21/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: