BerandaAdventurial
Jumat, 13 Jun 2019 16:02

Keseruan Jemuran Puisi di Tengah Momen Perayaan Syawalan

Grup Musikalisasi Paradoks juga meramaikan Jemuran Puisi Syawalan. (Inibaru.id/ Audrian F)

Baca puisi biasanya digelar di tempat-tempat lazim seperti di lorong-lorong sastra atau teater saja. Namun kali ini dilaksanakan di tengah keramaian masyarakat. Bagaimana keseruannya?

Inibaru.id - Jika biasanya acara baca puisi digelar di ruang-ruang sastra seperti kampus atau teater, kali ini berbeda. Puisi nggak lagi ditampilkan dalam ruang sunyi tapi di pinggir jalan! Praktis, suara pembaca puisi bercampur dengan bunyi kendaraan yang lalu lalang. Benar-benar pemilihan tempat yang biasa ya, Millens. Tapi justru di situlah keunikannya. O ya, acara ini bertepatan dengan Syawalan Boja, lo.

Selain pemilihan tempat yang nggak beda, konsep acara juga dikemas unik. Mengangkat tema “Petiklah Puisi Ini Jika Kau Suka”, acara ini bertajuk Jemuran Puisi Syawalan. Jemuran puisi ini dilaksanakan Selasa (11/6) malam di Jalan Raya Bebengan, Boja. Penyelenggara jemuran puisi tersebut adalah kawanan pencinta sastra di Boja yang bernama Komunitas Lereng Medini (KLM). Nggak hanya baca puisi saja, pertunjukan yang lain juga ada seperti penampilan Grup Musikalisasi Paradoks Kendal serta bazar lapak buku-buku yang nggak kalah menarik.

Sejak dibukanya stand jemuran puisi ini dari pukul 19.00-21.00 banyak masyarakat yang merespon baik. Mulai dari ibu rumah tangga hingga anak-anak turut meramaikannya. Bahkan ada yang juga ikut membaca puisi lo.

“Saya nggak begitu tahu puisi. Tapi setelah tiba-tiba diajak membaca puisi oleh Pak Sigit tadi rasanya menyenangkan,” ujar Dewi (29) yang sedang bersama anaknya menikmati malam Syawalan Boja.

Baca juga:
Ihwal 'Jemuran Puisi': Dibawa dari Danau Zug, Dijemur di Lereng Medini
Ketika Puisi Menyapa Masyarakat dari Rentangan Tali Jemuran

Dalam perhelatan puisi kali ini memang bertepatan dengan acara syawalan di Boja. Heri Candrasantosa, pegiat KLM menuturkan, dia ingin lebih mengajak masyarakat untuk mengenal puisi. ”Ini sebagai ikhtiar kecil kami dalam meningkatkan budaya literasi dengan memanfaatkan momen budaya lokal. Dalam konteks ini, memaknai momen lebaran atau mudik bisa diungkapkan melalui medium puisi,” ucapnya.

Selain itu ada maksud lebih dari momen yang bertepatan dengan Syawalan Boja ini. Heri mengatakan kalau ia nggak ingin puisi termenung sendirian dan kesepian. Puisi mesti diajak bercakap-cakap layaknya kawan bahkan kekasih. Puisi nggak boleh menggigil kedinginan di tengah kerumunan. Dan sesekali harus menjemput untuk menyeruak pembacanya di tengah keramaian.

Heri Candrasantosa membacakan puisi di acara Jemuran Puisi Syawalan. (Inibaru.id/ Audrian F)

Sementara untuk puisi jemuran itu sendiri diprakarsai oleh Sigit Susanto. Salah satu pegiat sastra yang sudah dikenal di Indonesia dan juga pegiat sastra jalanan di tempat tinggalnya, Zug, Swiss.

Baca juga: Dari Boja Sigit Susanto Bawa Sastra Susuri Dunia

Puisi jemuran ini nggak hadir begitu saja. Dia jujur, mendapat inspirasi dari penyair Austria bernama Helmut Seethaler. “Di Wina, ada penyair bernama Helmuth Seethaler yang sering membentangkan puisi pada potongan kertas kecil di bawah gedung-gedung tua,” ujar penulis buku Menyusuri Lorong-lorong Dunia ini.

Wah, unik ya, Millens. Kamu juga suka puisi nggak? (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: