BerandaTradisinesia
Senin, 2 Apr 2023 13:00

Sejarah Penamaan Takjil Untuk Hidangan Berbuka Puasa di Indonesia

Hidangan takjil untuk berbuka puasa. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Tahu nggak kalau dalam Bahasa Arab, takjil artinya adalah "menyegerakan" berbuka puasa. Tapi, di Indonesia kok malah jadi istilah untuk "hidangan" berbuka? Ternyata ini sejarahnya.

Inibaru.id – Nggak lengkap rasanya kalau berbuka puasa tanpa hidangan takjil. Bahkan, saking tingginya permintaan takjil saat Ramadan, kamu pasti bakal menemukan banyak pedagang takjil dadakan di pinggir jalan.

Takjil ini nggak merujuk pada satu atau dua jenis makanan saja. Jenisnya banyak dari kurma, es campur, jajan pasar, gorengan, dan lain-lain.

Intinya, takjil adalah makanan ringan yang bisa dikonsumsi saat berbuka sebelum mengonsumsi makanan berat.

Prinsipnya mirip-mirip appetizer gitu, tapi untuk berbuka puasa. Soalnya, banyak orang yang mengaku perutnya nggak bisa langsung diisi dengan nasi saat berbuka, Millens.

Sudah dikenal sejak zaman nabi

Istilah takjil sudah ada sejak zaman Nabi. Hal ini diperkuat dengan adanya hadis riwayat Bukhari dan Muslim yang berbunyi seperti sebagai berikut:

Manusia masih terhitung dalam kebaikan selama ia menyegerakan (ajjalu) berbuka.”

Dalam Bahasa Arab, istilah “ajjalu” berasal dari “ajjlu-yu’ajjilu-ta’jilan” yang sama-sama berarti “menyegerakan”. Sudah terlihat kan ada istilah takjil di situ? Oleh karena itulah, kalau kamu mengetik arti kata “takjil” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi daring, artinya juga “mempercepat” atau menyegerakan dalam berbuka puasa.

Takjil dalam Bahasa Arab artinya "menyegerakan" berbuka. (Wearemania.net)

Jadi, sebenarnya istilah takjil ini nggak terkait dengan makanan pembuka saat berbuka puasa. Lantas, bagaimana bisa maknanya bisa bergeser sejauh itu?

Sebenernya, hidangan takjil sudah lama dikenal masyarakat Tanah Air. Jurnalis Belanda Snouck Hurgronje yang mengeluarkan laporan bernama De Atjehers mengungkap bahwa hidangan takjil masyarakat Aceh pada akhir abad ke-19 adalah bubur pedas. Bahkan, ada kabar bahwa Walisongo sudah memperkenalkan hidangan takjil untuk berbuka puasa pada abad ke-15.

Meski begitu, penyebutan takjil sebagai istilah untuk hidangan berbuka puasa sepertinya dipopulerkan oleh ormas Muhammadiyah pada masa jelang kemerdekaan Indonesia. Hal ini terungkap pada buku berjudul Kiai Ahmad Dahlan – Jejak Pembaruan Sosial dan Kemanusiaan (2010) yang ditulis oleh Profesor Munir Mulkhan. Dalam buku ini, tertulis bahwa masyarakat Muhammadiyah banyak yang menyediakan hidangan takjil bagi umat yang pengin menyegerakan berbuka puasa.

Tradisi ini semakin populer pada 1950-an. Takjil banyak dibagikan di Masjid Kauman Yogyakarta. Sejak saat itulah, pergeseran makna takjil dari “menyegerakan” berbuka menjadi “hidangan berbuka” semakin kuat.

“Dari situ kebiasaan makanan dan minuman manis untuk berbuka mulai menyebar. Aneka bubur manis, kue manis, dan es sering dihidangkan untuk berbuka,” terang pemerhati kuliner nasional Arie Parikesit sebagaimana ditulis Kumparan (16/5/2019).

Hm, menarik juga ya cerita tentang sejarah penyebutan takjil ini. Omong-omong, apa takjil favoritmu untuk berbuka, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024