BerandaTradisinesia
Rabu, 9 Apr 2024 15:00

Sejarah Bedug Pendowo di Masjid Jami Darul Muttaqien Purworejo

Seorang pengunjung sedang mengamati Bedug Pendowo atau Kiai Bagelen, bedug terbesar di dunia. (Kompas/Bayu Apriliano)

Di Masjid Jami Darul Muttaqien Purworejo, kamu bisa melihat bedug yang disebut Pendowo atau Kiai Bagelen. Katanya, bedug ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia.

Inibaru.id - Masjid Jami Darul Muttaqien di Purworejo memiliki sebuah artefak bersejarah yang sangat istimewa, yaitu sebuah bedug raksasa yang dikenal dengan nama Bedug Pendowo atau Kiai Bagelen. Konon, bedug ini merupakan salah satu bedug terbesar di dunia, yang memiliki sejarah panjang menarik.

Adalah bupati pertama Purworejo yaitu KRA Tjokronagoro I yang berinisiatif membuatnya pada 1834. Saat itu, pembangunan Masjid Agung Purworejo telah selesai, dan sang bupati memutuskan untuk membuat sebuah alat sebagai penanda waktu salat. Bahan untuk membuat bedug ini dipilih dari kayu jati yang berasal dari Dusun Pendowo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo.

“Kemudian diadakan sayembara siapa yang bisa membuat bedug tersebut dan membawanya hingga masjid ini. Akhirnya, dengan dipimpin oleh Muhammad Irsyad yaitu menantunya Patih Tjokrojoyo, bedug dibuat dari kayu jati utuh yang besar,” kata Takmir Masjid Agung Darul Muttaqin, Katobi dikutip dari GNFI, Rabu (20/3/2024).

Proses pembuatan bedug dilakukan di Dusun Pendowo, dengan menggunakan pohon jati tua yang memiliki cabang lima. Oleh karena itu, bedug ini dinamakan Bedug Pendowo, sesuai dengan jumlah tokoh dalam tokoh pewayangan Pandawa Lima.

Namun, pembuatan bedug ini cukup sulit, Millens. Setelah selesai dibuat, masalah baru muncul, yaitu bagaimana cara memindahkannya ke Masjid Agung yang berjarak sekitar 9 km. Untuk mengatasi masalah ini, Bupati Tjokronagoro I menunjuk seorang bernama Kiai Haji Muhammad Irsyad untuk memimpin proyek tersebut.

Untuk menghibur dan memberi semangat para pekerja yang membawa beduk raksasa itu, maka dalam setiap pos pemberhentian ada hiburan berupa tarian tayub. Setelah melewati tujuh pos, beduk akhirnya sampai di Masjid Agung.

Ukuran Bedug

Pengunjung diperbolehkan berfoto dengan latar bedug yang dibuat usai Perang Jawa ini. (Kompas/BayuApriliano)

Ditulis Detik (22/5/2022) beduk ini memiliki panjang rata-rata 292 cm, garis tengah depan 194 cm dan garis tengah belakang 180 cm. Untuk keliling bagian depan, beduk ini memiliki panjang 601 cm dan keliling bagian belakang 564 cm. Nggak salah ya jika disebut bedug terbesar di dunia?

Lantaran penampakannya itu, Bedug Pendowo menjadi salah satu kebanggaan bagi Masjid Jami Darul Muttaqien. Meskipun sempat mengalami kerusakan pada tahun 1936, bedug ini masih terus digunakan hingga sekarang.

Bedug Pendowo menjadi bagian integral dalam kehidupan masyarakat setempat, ditabuh pada berbagai kesempatan seperti salat harian, perayaan Idulfitri dan Iduladha, acara keagamaan, serta peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Dengan kulitnya yang terbuat dari kulit banteng tua, meskipun kemudian diganti dengan kulit sapi, suara bedug ini tetap menggema dan menjadi bagian yang menyatu dengan kehidupan masyarakat Purworejo.

Betewe, kamu penasaran nggak dengan bedug raksasa ini, Millens? (Siti Zumrokhatun/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: