BerandaTradisinesia
Rabu, 8 Mei 2018 15:29

Sambut Ramadan dengan Karnaval Pesta Baratan

Karnaval Pesta Baratan (metronews.com)

Iring-iringan Ratu Kalinyamat beserta pasukannya merupakan rangkaian acara Pesta Baratan. Digelar rutin untuk menyambut datangnya Ramadan, iringan tersebut semakin meriah dengan warna-warni lampion beraneka bentuk.

Inibaru.id - Pesta Baratan, pernahkah kamu mendengarnya? Jika kamu warga Jepara, Jawa Tengah, tentu sudah akrab dong dengan tradisi tersebut? Yap, Pesta Baratan adalah salah satu tradisi karnaval untuk menyamput malam pertengahan Saban, bulan sebelum Ramadan dalam penanggalan Hijriah. Ihwal tradisi tersebut sangat erat kaitannya dengan legenda Ratu Kalinyamat, putri raja Demak Trenggana yang menjadi bupati Jepara.

Mengutip Murianews.com (30/4/2018), Ratu Kalinyamat adalah pahlawan perempuan dari Jepara yang cukup gigih mengusir Portugis. Karena kegigihannya tersebut, Portugis kala itu menjuluki sang ratu dengan sebutan ”Rainha de Japara, senhora poderosa e rica, de kranige dame“ atau “Ratu Jepara, seorang perempuan yang kaya-raya dan berkuasa, seorang perempuan yang gagah berani”.

Sementara, “baratan” adalah kata yang berasal dari bahasa Arab, “baraah” yang berarti keselamatan atau “barakah”. Baratan bermakna keberkahan. Jadi, Pesta Baratan merupakan bentuk rasa syukur warga Jepara, khususnya di kawasan Kalinyamatan, atas keberkahan yang telah dilimpahkan kepada mereka, sekaligus menyambut Ramadan.

Lampion berbentuk merak pada Pesta Baratan 2018. (Radar Kudus/Femi Noviyanti)

Dalam ajaran Islam, pertengahan Saban (nisfu syaban) dikenal sebagai malam pergantian lembaran catatan amal perbuatan manusia dan persiapan menjelang Ramadan. Nah, selain bentuk rasa syukur, masyarakat Kalinyamatan, terutama para nelayan, juga menggelar Pesta Baratan sebagai bentuk penyucian diri agar hati selalu bersih dari segala dosa.

Mulai digelar sejak 2004, tradisi Pesta Baratan hanya digelar di Kecamatan Kalinyamatan. Dalam tradisi tersebut kamu bisa menyaksikan karnaval Ratu Kalinyamat dan pasukannya. Daya tarik lainnya adalah terdapat pawai membawa lampion. Ya, lampion yang terbuat dari kertas berwarna-warni dengan lilin dan lampu baterai itulah yang menjadi ciri khas dari pesta rakyat tersebut.

Pelbagai kreasi lampion biasa mereka tampilkan, mulai dari bentuk mobil-mobilan, ikan "nemo" (clown fish) dengan hiasan lampu-lampu, naga yang membelit pohon, hingga burung merak dengan sayap yang indah. Wah, unik sekali ya?

Ritual Awal

Sebelum karnaval Pesta Baratan digelar, ada sejumlah ritual yang harus lebih dulu dilalui warga setempat. Ritualnya cukup sederhana. Mengutip wikipedia.org, kegiatan menjelang Pesta Baratan dipusatkan di Masjid Al Makmur, Desa Kriyan, yang dilaksanakan seusai salat Magrib. Selepas salat, warga biasanya nggak langsung pulang, tapi menunggu dan berkumpul di masjid untuk berdoa bersama.

para warga membaca Surat Yasin Jadi, setelah salat mereka nggak langsung pulang, tapi menunggu dan berkumpul di masjid untuk berdoa bersama hingga tiba waktu salat Isya. Seusai salat berjamaah, mereka kemudian membaca doa nisfu syaban yang dipimpin kiai setempat. Setelah itu mereka bancakan dengan menu nasi puli.

Puli merupakan makanan yang terbuat dari beras dan ketan yang ditumbuk halus.  Makanan mengenyangkan tersebut bisa dimakan dengan parutan kelapa. Adapun istilah "puli" berasal dari bahasa Arab "afwu lii" yang berarti "maafkanlah aku".

Nah, jika rangkaian acara telah dilalui, barulah mereka menuju acara utama, yakni karnaval melepas arak-arakan lampion dan pawai Ratu Kalinyamat beserta pasukannya yang berjalan sesuai rute yang ditentukan. Terkadang, setelah karnaval selesai, masyarakat juga menggelar pentas seni berupa seni teaterikal dan tari.

Wih, terdengar seru sekali ya? (IB05/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: