BerandaTradisinesia
Rabu, 8 Mar 2022 08:35

Orang Jawa Pernah Baik-Baik Saja Hidup Tanpa Nasi

Kini nasi dianggap sebagai makanan pokok orang Indonesia. Padahal, dulu nggak begitu. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Orang Indonesia belum merasa makan kalau belum makan nasi. Padahal, kalau kita menilik sejarah beberapa puluh tahun lalu, nasi bukanlah makanan pokok sebagian besar orang Indonesia. Bahkan, dulu orang Jawa pernah baik-baik saja lo hidup tanpa nasi.

Inibaru.id – “Kurang lengkap rasanya kalau makan tanpa nasi.” Ungkapan ini benar-benar diamini oleh mayoritas orang Jawa. Realitanya, nasi kita makan tiga kali sehari dan kita seperti belum merasa kenyang kalau belum memakannya. Padahal, di zaman dulu, orang Jawa baik-baik saja lo hidup tanpa nasi.

Lantas, seperti apa sih awal mula dari kebiasaan makan nasi orang Jawa? Kalau soal ini, kita bisa merunut jauh ke zaman kerajaan dulu, Millens. Contohlah, di dalam naskah kuno Tantu Panggelaran yang digubah pada abad ke-15, ada cerita unik tentang beras.

Dalam naskah ini, tertulis kalau ada empat ekor burung yang melintas, yakni merpati hitam, perkutut, puter, dan derkuku merah tunggangan Bhatara Sri. Sayangnya, ada lima anak Raja Makukuhan yang berburu dan kemudian mengincar keempat burung tersebut. Untungnya, yang jatuh justru adalah biji-bijian yang burung-burung tersebut bawa.

Lantas, anak-anak tersebut memakan biji-bijian dan tinggal menyisakan kulitnya saja. Raja Makukuhan yang mengumpulkan sisa kulit serta biji hasil buruan anak-anaknya kemudian menanamnya. Nah, ternyata yang tumbuh adalah padi.

Migrasi Padi ke Indonesia

Meski kini jadi makanan pokok nomor wahid di Tanah Air, padi bukanlah tanaman asli Indonesia. Realitanya, tanaman ini berasal dari India dan dibawa oleh para pedagang yang singgah ke Nusantara. Anthony Reid dalam buku Asia Tenggara Kurun Niaga 1450-1680 menulis padi cepat disukai masyarakat Nusantara karena bisa tumbuh dengan subur.

Jagung dan keluarga umbi-umbian sebagai makanan pokok masyarakat Jawa jaman dahulu. (Pexel/FRANK MERIÑO)

Padi makin populer kala VOC berjaya dan memonopoli perdagangan di Nusantara. Beras bahkan jadi barang dagangan andalan di masa itu hingga diekspor ke Belanda atau negara-negara Asia Selatan. Menariknya, meski menanamnya, beras masih belum jadi makanan pokok orang Nusantara.

Saat itu, masyarakat Indonesia hanya memandang padi sebagai komoditas utama perdagangan saja. Apalagi, harganya cukup mahal karena pasokannya juga nggak banyak. Soal makanan, mereka lebih memilih yang murah seperti singkong dan jagung. Nah, gara-gara hal ini juga, muncul pola pikir kalau beras alias nasi adalah makanan yang lebih enak.

Produksi Beras Meningkat Usai Indonesia Merdeka

Orang Indonesia mulai memproduksi beras secara besar-besaran pada awal abad ke-19. Kala itu, khususnya di Pulau Jawa, ada kebijakan mencetak sawah lebih banyak. Akibatnya, banyak ladang dan kebun yang awalnya jadi tempat menanam umbi-umbian berganti menjadi sawah padi.

Sayangnya, karena pengalaman dan ilmu menanam padi yang belum baik, ditambah dengan adanya paceklik, produksi padi nggak seperti harapan. Padahal, banyak orang Indonesia yang mulai mengonsumsinya karena beralih dari jagung dan umbi-umbian.

Kebijakan swasembada beras yang dicanangkan Presiden Soeharto benar-benar mengubah kebiasaan makan orang Indonesia, khususnya orang Jawa. Stok beras yang melimpah membuat orang Jawa kemudian terbiasa makan nasi setiap hari, bahkan sampai tiga kali. Sejak saat itu pulalah, orang Jawa seperti merasa belum makan kalau belum menyantap nasi.

Kalau kamu, apakah bisa makan meski nggak pakai nasi seperti orang Jawa di zaman dahulu, Millens? (His, Suk/IB31/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Cara Bikin YouTube Recap, YouTube Music Recap, dan Spotify Wrapped 2025

5 Des 2025

Data FPEM FEB UI Ungkap Ribuan Lulusan S1 Putus Asa Mencari Kerja

5 Des 2025

Terpanjang dan Terdalam; Terowongan Bawah Laut Rogfast di Nowegia

5 Des 2025

Jaga Buah Hati; Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengintai hingga Awal 2026!

5 Des 2025

Gajah Punah, Ekosistem Runtuh

5 Des 2025

Bantuan Jateng Tiba di Sumbar Setelah 105 Jam di Darat

5 Des 2025

Warung Londo Warsoe Solo, Tempat Makan Bergaya Barat yang Digemari Warga Lokal

6 Des 2025

Forda Jateng 2025 di Solo, Target Kormi Semarang: Juara Umum Lagi!

6 Des 2025

Yang Perlu Diperhatikan Saat Mobil Akan Melintas Genangan Banjir

6 Des 2025

Tiba-Tiba Badminton; Upaya Cari Keringat di Tengah Deadline yang Ketat

6 Des 2025

Opak Angin, Cemilan Legendaris Solo Khas Malam 1 Suro!

6 Des 2025

Raffi Ahmad 'Spill' Hasil Pertemuan dengan Ahmad Luthfi, Ada Apa?

6 Des 2025

Uniknya Makam Mbah Lancing di Kebumen, Pusaranya Ditumpuk Ratusan Kain Batik

7 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: