Inibaru.id – Sebutan nasi di Indonesia ada banyak. Namun, yang paling populer adalah ‘sego’ atau ‘sega’. Maklum, banyak penganan khas Jawa seperti sego ruwet, sego liwet, dan lain-lain yang cukup populer di Tanah Air.
Nah, sebelum membahas jauh tentang istilah ‘sego’ atau ‘sega’ ini, kita harus tahu dulu kalau nasi sebenarnya bukan makanan asli orang Indonesia, lo. Hm, menarik juga kalau melihat kini banyak orang Indonesia yang merasa belum makan kalau belum makan nasi. Padahal sudah makan roti, mi, ketela, dan lain-lain yang sama-sama mengenyangkan.
Jadi, menurut Profesor Nadirman Haska yang sudah lama meneliti sagu di Tanah Air, disebutkan bahwa beras sebenarnya baru dikenal orang Indonesia di masa kerajaan, tepatnya saat dibawa pedagang dari India. Hal ini dibuktikan dengan peninggalan sejarah di Candi Borobudur berupa pahatan atau relief yang sama sekali nggak menunjukkan adanya padi, beras, atau nasi.
Justru, relief palma kehidupan di candi ini menunjukkan kelapa alias nyiur, aren, sagu, serta lontar. Keberadaan relief ini meyakinkan Prof. Haska kalau makanan asli Indonesia adalah sagu.
“Sagu itu makanan asli Indonesia. Terpahat jelas di relief Candi Borobudur. Saat Hindu masuk, orang India membawa beras ke sini,” ujar Nadirman saat mengunjungi Pabrik Sagu Perhutani yang ada di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat, Kamis (31/12/2015).
Nah, tahu nggak, penamaan ‘sego’ bagi nasi oleh orang Jawa sebenarnya nggak jauh beda dengan orang Sunda, yakni ‘sangu’. Keduanya adalah istilah turunan dari sagu yang dulu lebih akrab dianggap sebagai makanan pokok orang Nusantara.
Politik Orde Baru Membuat Orang Indonesia Ketergantungan Nasi
Sejarawan Fadly Rahman menyebut orang Indonesia mengalami ketergantungan kepada nasi gara-gara politik Orde Baru. Sebelumnya, orang Indonesia bisa makan nasi, sagu, ketela, dan makanan-makanan lainnya.
Contohlah, orang Nusa Tenggara dulu terbiasa mengonsumsi jagung dan sorgum sebagai makanan pokok. Sementara itu, orang Sulawesi Utara mengonsumsi pisang gapi. Namun program beras-isasi di masa Orde Baru benar-benar mengubahnya.
Pada 1984 dan 1985, Presiden Soeharto mewujudkan swasembada beras di Indonesia. Kita bahkan mendapatkan penghargaan dari organisasi PBB, Food and Agriculture Organization (FAO). Meski keberhasilan ini nggak lama, namun mampu mengubah kebiasaan konsumsi makanan pokok orang Indonesia dari makanan-makanan lain menjadi beras.
Karena melimpahnya beras, orang yang dulu terbiasa makan ketela, sagu, jagung, dan lain-lain ikut makan nasi setiap hari. Hal ini kemudian berlanjut hingga sekarang, Millens.
Hm, jadi, sudah tahu kan alasan mengapa orang Jawa menyebut nasi sebagai ‘sego’ dan mengapa orang Indonesia seperti ketergantungan dengan nasi? (Isl, His, Tir, Det, Kom/IB09/E05)