BerandaTradisinesia
Kamis, 4 Mei 2022 15:00

Mepe Sarung, Tradisi Unik Suku Osing saat Lebaran

Mepe sarung, tradisi unik Suku Osing Desa Banjar di Banyuwangi saat Lebaran. (Merdeka/Mohammad Ulil Albab)

Warga Suku Osing, tepatnya yang tinggal di Desa Banjar, Kecamatan Licin, Banyuwangi punya tradisi mepe sarung atau menjemur sarung saat Lebaran. Untuk apa?

Inibaru.id – Jika kaum muslim perempuan di Indonesia terbiasa memakai jilbab, kaum laki-lakinya banyak yang memakai sarung. Selain dipakai saat beribadah, sarung juga digunakan untuk acara-acara resmi atau perayaan seperti saat Lebaran atau Idulfitri.

Yang menarik, sarung nggak hanya dikenakan bagi masyarakat Osing yang ada di Banyuwangi, Jawa Timur. Mereka bahkan punya tradisi khusus dengan menggunakan kain ini, yakni berupa mepe sarung atau menjemur sarung. Tradisi ini dilakukan saat Lebaran.

Ketua Adat Desa Banjar yang ada di Kecamatan Licin, Banyuwangi Luqman Hakim menjelaskan soal tradisi mepe sarung pada Sabtu (8/7/2017). Saat itu, di tempat tersebut diadakan Osing Culture Festival. Salah satu daya tarik dari festival tersebut adalah ratusan sarung yang dijemur pada bentangan bambu di depan rumah warga.

Kalau menurut keterangan Luqman, tradisi ini dilakukan sebelum masyarakat Desa Banjar mengenal setrika.

“Media pengganti setrika. Orang dulu nggak ada setrika. Habis Lebaran, itu dijemur. Setelah kembali fitri. Kegembiraannya dilihatkan dari sarung. Sekarang sudah jarang, tugas saya nguri-nguri (melestarikan) ini,” terang Luqman.

Ilustrasi: Menjemur sarung. (Infopublik.id/Urip Supriyadi)

Tradisi ini punya makna filosofi khusus. Bagi masyarakat desa, menjemur sarung dengan bentangan tegak lurus menunjukkan masyarakat yang percaya diri mengarungi kehidupan.

“Maknanya jejeg maneng yang artinya teguh atau percaya diri. Seperti jejeke sarung, atas sama bawah diapit jajang (dihimpit bambu) yang digantung di halaman rumah,” jelas Luqman.

Sayangnya, tradisi mepe sarung ini semakin jarang dilakukan masyarakat Desa Banjar, khususnya sejak 1995. Penyebabnya, karena sudah ada setrika yang membuat sarung bisa lebih rapi dengan mudah.

Salah seorang warga yang tetap teguh melakukan tradisi ini adalah Suhaili. Dia mengakui kalau kain sarung pada zaman sekarang sudah memakai bahan yang lebih bagus sehingga lebih mudah dirapikan. Namun, dia tetap menjemurnya dengan cara diapit karena merasa lebih puas untuk melakukannya daripada menyetrikanya.

“Tradisi ini sebenarnya ya sering dilakukan di hari biasa. Sampai sekarang saya jemurnya ya begitu. Cuma sewaktu Lebaran lebih banyak (yang menjemur). Jadi ramai,” terangnya, Sabtu (8/7/2017).

Semoga saja tradisi mepe sarung setelah Lebaran tetap lestari di Banyuwangi, ya Millens. (Mer/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024