BerandaTradisinesia
Jumat, 16 Feb 2023 11:00

Menanti Kebangkitan Popularitas Toto Kaji, Busana Pengantin Khas Kudus

Toto Kaji, busana pengantin khas Kudus dipengaruhi oleh budaya Arab, Eropa, dan Tiongkok. (Disbudpar)

Kali terakhir Toto Kaji sering dikenakan pada acara pernikahan di Kudus adalah pada dekade 1970-an. Setelah itu, popularitasnya menurun drastis dan kalah dengan pakaian adat Jawa. Kini, ada generasi muda yang kembali mengenakannya pada acara pernikahan.

Inibaru.id – Kamu tahu nggak kalau Kudus punya busana pengantin khas-nya sendiri? Sebutannya adalah Toto Kaji, Millens. Sempat nyaris punah karena jarang dipakai di acara-acara pernikahan, kini Toto Kaji kembali diminati masyarakat Kudus, lo.

Popularitas Toto Kaji sempat memuncak pada dekade 1970-an lalu. Hampir di setiap acara pernikahan di Kota Kretek, Toto Kaji pasti dikenakan oleh pasangan pengantin. Tapi, lambat laun penggunaan busana pengantin khas Kudus ini semakin menurun. Bahkan, semenjak pergantian milenium, busana ini semakin jarang dipakai dalam acara pernikahan.

Untungnya, busana ini nggak sampai benar-benar punah. Generasi muda Kudus ternyata mau kembali melirik Toto Kaji. Salah satunya adalah pasangan Tsalitsa Laili dan Dimas Muhammad yang baru saja menggelar resepsi pernikahan pada Minggu (12/2/2023) lalu.

Saat menggelar akad nikah sehari sebelumnya di Desa Peganjaran, Kecamatan Bae, pasangan ini mengenakan pakaian adat Jawa pada umumnya. Tapi, khusus untuk acara resepsi, mereka sudah bertekad untuk memakai Toto Kaji.

“Soalnya sudah jarang orang Kudus menggelar acara pernikahan dengan busana khas Kudus. Jadi, saya pengin memakainya di acara pernikahan kami,” terang Tsalitsa sebagaimana dilansir dari Murianews, Senin (13/2).

Dipatenkan Pemkab Kudus

Pemerintah Kabupaten Kudus berinisiatif untuk mematenkan Toto Kaji ke Kementerian Hukum dan HAM. (Iainkudus)

Toto Kaji memiliki perbedaan jika dibandingkan dengan busana pengantin Jawa. Busana untuk mempelai laki-laki terpengaruh budaya Arab. Hal ini bisa dilihat dari adanya kain penutup kepala panjang dengan warna putih. Sementara itu, busana untuk mempelai perempuan dipengaruhi budaya Eropa dan Tionghoa.

Karena keunikan tersebut, Pemerintah Kabupaten Kudus pun berinisiatif untuk mematenkan Toto Kaji ke Kementerian Hukum dan HAM. Tujuannya tentu saja agar busana ini memiliki Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) sekaligus tetap lestari.

“Harapannya setelah dipatenkan, pelaku usaha bisa membantu pemerintah melestarikannya dengan selalu menawarkan busana ini ke masyarakat yang akan menggelar acara pernikahan,” ungkap Kepala Disbudpar Kudus Mutrikah sebagaimana dikutip dari Radar Kudus, (15/12/2022).

Nggak hanya itu, Pemkab Kudus juga mendorong pelaku usaha salon dan rias pengantin untuk menyediakan busana Toto Kaji. Busana ini bisa dimodifikasi sehingga membuat masyarakat tertarik untuk mengenakannya. Ide ini disambut baik Ketua Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia Melati Cabang Kudus Fariya Moechla.

“Memang belum semua perias pengantin di Kudus memilikinya. Jika sudah dipromosikan dan banyak yang berminat, tentunya mereka akan tertarik untuk menyediakannya,” ungkapnya.

Fariya juga mengaku senang busana yang dulu sering dikenakan pada acara pernikahan era Sunan Kudus kembali dilirik masyarakat. Soalnya, busana ini adalah warisan budaya yang nggak ternilai harganya.

Semoga semakin banyak calon pasangan yang berniat mengenakan pakaian Toto Kaji khas Kudus pada acara pernikahannya, ya! Untuk bisa kembali populer, memang butuh kerja sama antara, Pemkab Kudus, para perias pengantin dan tentunya masyarakat Kudus. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: