BerandaTradisinesia
Kamis, 20 Jul 2022 18:22

Kuburan Kapten Belanda dan Anjingnya di Sisi Barat Yogyakarta

Irish Red Sutter, anjing yang ikut dimakamkan di sebelah makam Kapten Ingen di Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta. (Instagram/Carloseter)

Di Nanggulan, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat sebuah makam tua milik Kapten Belanda yang menjadi salah satu korban Perang Jawa. Penasaran nggak kisah kapten ini? Yuk Simak.

Inibaru.id – Nanggulan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kulon Progo yang letaknya paling barat dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Nanggulan dikenal sebagai wilayah yang asri dengan hamparan persawahan luas. Sawah-sawah di sana juga sering dikunjung wisatawan yang main ke Yogyakarta, Millens.

Omong-omong tentang Nanggulan, tahu nggak sih kalau dulu wilayah tersebut adalah tempat di mana Perang Jawa berkecamuk. Yap, dulu, Pangeran Diponegoro dengan pasukannya secara gagah berani melawan Belanda di sana.

Nggak hanya itu, di Nanggulan, kamu juga bisa menemukan satu-satunya makam Kapten Belanda yang tewas pada Perang Jawa tersebut. Yang menarik, di samping makam sang Kapten juga terdapat makam anjing kesayangannya.

Hermanus Volkers van Ingen adalah nama dari sang kapten tersebut. Makamnya terletak di salah satu permakaman desa di Nanggulan. Nisannya sudah lapuk. Bahkan, saking tuanya makam ini, huruf pada batu nisannya sudah nggak terbaca lagi.

Hm, jadi penasaran ya cerita kematian tentang sang Kapten Belanda ini?

Nanggulan yang nge-<i>hits</i> saat pandemi sebagai destinasi gowes. (Instagram/W Reksa)

Kematian Kapten Ingen diceritakan dalam sebuah catatan harian Kapten Errembault de Dudzeele er d’Orroir yang ditemukan oleh seorang peneliti di pasar loak tepian Seine, Prancis. Errembault merupakan seorang serdadu pasukan gerak cepat Belanda yang juga ikut bertempur di Tanah Jawa kala itu.

Dalam catatan Errembault, diceritakan bahwa Kapten Van Ingen tewas pada 28 Desember 1828. Kala itu, Ingen berperan sebagai seorang komandan detasemen dan menjadi penyebab kemalangannya sendiri dan 32 serdadu Eropa lainnya. Sayangnya, nggak ada cerita pasti kesalahan apa yang dibuat sang kapten sampai membuatnya tewas saat menghadang Pangeran Diponegoro dan pasukannya.

Selain mengungkap cerita tentang kematian Kapten Van Ingen, catatan milik Errembault juga mengungkapkan bagaimana nasib Istri Kapten Ingen yang ditinggalkan.

Errembault menjelaskan bahwa dia bertemu dengan istri Ingen pada tengah malam saat hendak pergi ke Magelang. Istrinya nampak masih bersedih saat mereka berpapasan.

Ia juga menuliskan, nyonya Van Ingen pergi ke Salatiga untuk tinggal dengan salah satu temannya sampai ia memutuskan untuk tinggal di suatu tempat.

Carey yang tengah mengunjungi makam Kapten Hermanus Volkers van Ingen. (Twitter/ Hay Kulon Progo)

O ya, cerita tentang kematian Kapten Van Ingen juga pernah diungkapkan oleh Peter Brian Ramsat Carey, seorang sejarawan Inggris terkemuka yang mengabdikan sepanjang hayatnya untuk meneliti Pangeran Diponegoro. Carey yang pernah mengajar di University of Oxford, kini merupakan seorang Adjunct Professor di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia.

Carey bercerita, Kapten Ingen pergi ke pertempuran bersama dengan anjing Irish red setter miliknya. Ia ditangkap di hutan dekat Nanggulan dan dibunuh bersama dengan seluruh peleton infanterinya.

Carey juga mengungkapkan bahwa anjing Ingen ikut dikuburkan bersama dengan Kapten Ingen di samping makamnya.

Hm, jadi makin penasaran dengan sejarah Kapten Ingen ya Millens. (Nat/IB32/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: