BerandaTradisinesia
Senin, 28 Jun 2020 08:00

Cerita Dwi Mendongeng untuk si Jabang Bayi

Dwi Yuliastuti merasakan sendiri manfaat stimulus dongeng yang diberikan pada anak sejak dini. (Inibaru.id/ Rafida Azzundhani)

Mendongeng, barangkali menjadi kegiatan yang sudah nggak terlalu populer. Padahal ada banyak manfaat yang bisa didapat dari kegiatan ini. Dwi sudah merasakannya. Hm, kira-kira seperti apa ceritanya?<br>

Inibaru.id - Dwi Yuliastuti punya keinginan "kecil". Dia pengin anak-anak tumbuh dengan budaya mendongeng. Menurutnya, amanat dalam dongeng dapat membentuk karakter anak. Karena itu, dia dan beberapa rekannya menjalankan Omah Dongeng Marwah (ODM).

Berada di Desa Purworejo, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Omah Dongeng Marwa seperti memberi penawaran menarik. Salah satu fokus mereka adalah melestarikan budaya mendongeng.

Dwi merasa prihatin lantaran budaya mendongeng semakin tergerus zaman. Anak-anak menghabiskan banyak waktu di depan ponsel pintar sementara orang tua mereka nggak ada waktu untuk mendongeng.

“Budaya mendongeng saat ini sudah mulai luntur. Ada sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa orang tua saat ini enggan untuk mendongengi anak-anak mereka dalam kesehariaan,” ujarnya.

Menurut Dwi kurangnya pemahaman masyarakat terlebih orang tua tentang manfaat dongeng bagi tumbuh kembang anak, menjadi salah satu faktor penyebab dongeng mulai ditinggalan.

Di Omah Dongeng Marwah, anak dilatih untuk berani tampil di depan umum. (Omah Dongeng Marwah)

Selain itu, kurangnya bahan bacaan, buku dongeng juga turut menjadikan alasan orang tua nggak membacakan dongeng anak. Padahal sebenarnya ada banyak sarana untuk menemukan dongeng. Yap, dongeng nggak cuma didapat dari buku dongeng, adabanyak sumber lain untuk menyetok cerita. Jadi, selalu ada cara.

Sebagai orang tua, Dwi telah merasakan besarnya manfaat dongeng bagi tumbuh kembang anaknya.

“Kebetulan saya mengalami sendiri. Ketika saya hamil, setiap malam saya berinteraksi dan memberikan stimulus dongeng kepada janin. Kalau nggak saya yang mendongeng ya papahnya atau kakaknya,” ungkap Dwi.

Efek stimulus terlihat, anaknya yang saat ini belum genap berusia 3 tahun sudah lancar berbicara dan menguasai banyak kosakata.

“Dan hasilnya itu si kecil, saat ini sudah bicara lancar dan kosakatanya banyak, dia sudah bisa menceritakan kejadian. Ketika membaca buku, walaupun dia belum bisa baca, dia bisa mendongeng. Pura-pura gitu, misalnya ‘Bapak tani ngajak ini…’,” lanjutnya menirukan celotehan sang anak.

Satria, salah seorang pendamping di Omah Dongeng Marwah. (Inibaru.id/ Rafida Azzundhani)

Dwi menganggap perkembangan putranya lebih pesat dari anak yang seusia. Banyak anak seusia putranya belum bisa berbicara lancar dan menguasai banyak kosakata. Selain itu, dongeng juga menjadi sarana efektif untuk membangun karakter anak. Melalui dongeng banyak sekali pesan moral yang dapat dengan mudah ditangkap oleh anak.

Ya, anak akan lebih mudah mencerna nasihat dan amanat melalui cerita dalam dongeng.

“Di dongeng kan kita selipi amanatnya ya, jadi secara nggak sadar akan terbawa dalam kehidupan sehari-hari anak,” kata Dwi.

Dia menyayangkan saat ini budaya mendongeng semakin tergerus zaman. Di sinilah peran ODM dalam menjaga budaya mendongeng agar nantinya tetap ada untuk generasi penerus. ODM ingin mendekatkan anak kembali kepada dongeng dan mencintainya.

Di sini, anak-anak dikenalkan dengan tradisi mendongeng. “Dari dongeng itu bisa membuat anak-anak Indonesia lebih berkarakter,” pungkasnya.

Kalau kamu punya pengalaman didongengi nggak, Millens? (Rafida Azzundhani/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: