BerandaTradisinesia
Rabu, 22 Apr 2025 11:01

Busana Adat vs Baju Tradisional: Serupa tapi Tak Sama

Busana Adat adalah bagian dari baju tradisional, tapi memiliki pakem dan aturan pemakaian khusus yang biasanya dikenakan saat momen seremonial tertentu. (Istimewa)

Banyak orang salah mengartikan antara baju tradisional dengan busana adat. Keduanya acap dianggap sama, padahal ada beberapa hal yang membuatnya berbeda. Apa saja?

Inibaru.id - Mafasha Rizhan baru bisa bernapas lega setelah akhirnya mendapatkan baju adat untuk anak pada Minggu (20/4/2025) malam. Rencananya, busana adat Jawa Timur itu bakal dikenakan buah hatinya pada perayaan Hari Kartini yang akan digelar di sekolah keesokan harinya.

"Nggak tahu tren ini muncul mulai kapan, tapi sebagai orang tua, jujur aku kelimpungan cari baju adat, apalagi waktunya mendadak. Mahal lagi!" seru lelaki 39 tahun yang biasa dipanggil Fazha tersebut, Senin (21/4/2025).

Berbeda dengan Fazha yang kelimpungan mencari baju adat, Nureni Eka Novitasari telah mengantisipasinya dengan membelinya jauh-jauh hari. Alih-alih baju adat, perempuan kelahiran Brebes itu memilih busana tradisional untuk anak perempuannya yang saat ini duduk di kelas 5 SD.

"Pas lebaran kemarin aku sengaja beliin (baju) atasan kutu baru, tapi yang kekinian dan nuansanya santai, jadi tetap bisa dikenakan sehari-hari," tuturnya, Senin (21/4). "Sekaligus bisa buat Kartini-an, tinggal dipadukan dengan bawahan kain motif batik. Nggak ada aturan harus baju adat juga, kan?"

Baju Adat vs Baju Tradisional

Sebagai orang yang punya ketertarikan cukup tinggi pada dunia fesyen, Nureni tahu betul perbedaan antara "baju adat" dengan "baju tradisional". Baju adat, dia mengatakan, adalah busana formal yang memiliki aturan baku dalam pemakaiannya, tentu saja lengkap dengan segala aksesorinya.

"Baju adat itu kayak yang dipakai untuk acara nikahan gitu. Terus, kalau baju tradisional setahu aku lebih 'cair', mirip outfit sehari-hari, tapi bernuansa etnik," tutur perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai pengajar ini.

Yap, di tengah tren OOTD dengan sentuhan budaya yang belakangan disukai anak muda, banyak orang kini mulai membedakan istilah “baju adat” dengan “baju tradisional”. Antropolog dari Leiden University Dr Ratna Saptari mengungkapkan, keduanya memang berbeda.

“Baju adat adalah simbol identitas kolektif yang digunakan dalam konteks ritus dan perayaan budaya,” tutur peneliti budaya yang belakangan banyak melakukan riset seputar gender dan buruh migran tersebut.

Baju Tradisional Lebih Fleksibel

Berbeda dengan baju adat yang lebih banyak dikenakan untuk momen seremonial, penggunaan baju tradisional lebih fleksibel. (Studio Sinten/Laely Rosidah)

Perlu kamu tahu, yang dikenal sebagai baju adat biasanya merujuk pada pakaian khas dari suatu suku atau daerah yang dikenakan dalam upacara tertentu. Misalnya, kebaya encim untuk pernikahan adat Betawi atau baju bodo dari Sulawesi Selatan saat mappacci (ritual sebelum pernikahan).

Jadi, seperti yang dikatakan Dr Ratna, baju adat nggak boleh sembarangan dipakai untuk harian, ya! Sementara, baju tradisional lebih luas maknanya. Ini bisa mencakup semua pakaian yang berasal dari tradisi lokal, termasuk yang sudah disesuaikan dengan gaya masa kini.

Contohnya, batik yang dipakai untuk ke kantor atau kain tenun yang dijahit jadi outer kekinian. Jadi, apa yang dikatakan Nureni sudah tepat. Karena sekolah nggak mengharuskan anaknya mengenakan baju adat, dia memilih memadukan atasan kebaya kutu baru dengan kain motif batik sebagai bawahan.

Sedikit informasi, kutu baru biasanya merujuk pada jenis kebaya klasik yang dikenakan perempuan Jawa di Surakarta atau Yogyakarta; bercirikan kerah persegi dengan penutup dada berbentuk persegi panjang. Baju ini semula digunakan untuk acara formal, tapi sekarang mulai banyak dimodifikasi agar lebih santai.

Nggak Kehilangan Akar Budaya

Perancang busana kenamaan Tanah Air Didiet Maulana mengungkapkan, baju tradisional mempunyai ruang interpretasi yang besar, karena bisa mengikuti perkembangan zaman tanpa kehilangan akar budaya. Namun begitu, ia tetap mengikuti pakemnya, karena bersinggungan dengan budaya.

"Desain (pakaian tradisional) itu luas, tapi ketika sudah masuk ke adat memang ada marka-markanya. Sumatra beda, Jawa beda, Sulawesi beda, Indonesia Timur beda; jadi kadang tidak semudah itu," terang desainer yang dikenal luas sebagai kreator baju tradisional ini, dikutip dari Kumparan (18/5/2028).

Nah, buat kamu yang doyan mix and match atau eksplorasi fashion untuk outfit etnik, tahu beda keduanya itu penting. Dengan memahami konteks, kamu bisa menghargai makna kultural dari tiap busana yang dikenakan. Banyak referensi budaya lokal yang dikemas ulang dengan baik, kok.

Kamu bisa memanfaatkan teknologi digital fashion, NFT fashion show, atau minta bantuan AI untuk membuatkan outfit yang terinspirasi dari kain Nusantara. Kamu tinggal sesuaikan dengan konteks dan tujuan pemakaiannya.

Next time kamu pakai baju batik atau kebaya untuk nongkrong atau mendandani buah hati pada Hari Kartini, pastikan untuk nggak cuma tampil stylish, tapi juga mengusung warisan budaya dengan cara yang bijak! Sepakat, Millens? (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: