Inibaru.id - Karya-karya pakaiannya dipamerkan dalam acara Catur Sasangka di Pendopo Notobratan, Demak beberapa hari lalu. Bersama dengan para pemilik UMKM lainnya, Dewi Luluk, seorang perancang busana muda asal Demak percaya diri menunjukkan aneka busana kekinian dengan sentuhan tradisional.
Lalu, siapakah Dewi Luluk? Muda dan karismatik adalah kesan pertama yang saya tangkap dari perempuan 23 tahun ini. Dia adalah perancang busana sekaligus pemilik Galeri Ewilla Sewing. Tamatan SMK N 1 Demak Jurusan Tata Busana ini sudah menyenangi dunia fesyen sejak dulu dan kini dia serius menggeluti profesinya sebagai fesyen desainer.
Baca Juga:
Belajar Desain secara Otodidak, Ina Priyono Jadi Desainer Baju Muslim Kenamaan di Semarang"Saya itu suka fesyen karena jarang ada yang melirik dan prosesnya yang rumit. Nah, dari situ saya tertarik," katanya.
Dewi, begitu dia biasa disapa, bercerita kepada saya bahwa bertahan dengan profesinya di kawasan pantura yang dipenuhi dengan pabrik industri itu tidak mudah. Buat yang belum tahu, Demak adalah salah satu kota di pantura yang banyak berdiri pabrik-pabrik dan kawasan industri.
Meski begitu, perempuan yang tinggal di Kelurahan Tembiring RT 7 RW 3 Kecamatan Demak, Kabupaten Demak itu tak pernah menyerah. Dia tetap berkreasi, mencurahkan segenap tenaga dan imajinasinya menciptakan baju-baju yang eye catching, modern klasik, dan elegan.
Pernah Dicibir
Mendengar ceritanya, menurut saya, Dewi adalah pribadi yang pantang menyerah. Bagaimana tidak? Dimulai tahun 2019, dia nekat membuka rumah jahit dan mengikuti beberapa pertunjukan fashion show di Semarang, Yogyakarta, hingga Jakarta.
Prestasi lain yang ditoreh Dewi adalah mendapatkan predikat desainer muda di Kabupaten Demak. Berkat ketekunannya itu kini dia sering terlibat dalam acara Dinas Pariwisata Demak seperti Megengan, Grebeg Besar, HUT RI, dan masih banyak lagi.
Tidak hanya itu, Dewi juga kerap menghadapi cibiran. Namun semua perkataan negatif yang datang kepadanya justru selalu menjadi motivasi untuk bangkit.
Dirinya pernah mendapatkan pengalaman buruk di lingkungan sekitar. Katanya, Dewi dicibir karena tidak bekerja layaknya anak muda lainnya, yaitu menjadi buruh. Tak ingin larut dalam nyinyiran orang-orang, dia memilih untuk fokus menekuni hal yang disukainya.
"Susahnya ya apa-apa sendiri. Lembur buat desain. Tapi, karena saya gemar dengan fesyen, jadi lebih semangat," ujarnya.
Kini, Dewi semakin mantap berkarya dan berkotribusi untuk kota yang dia tinggali. Dia berkata ingin membangkitkan fesyen di Kabupaten Demak.
"Dari dulu fesyen di Demak itu ingin saya bangkitkan. Untuk saat ini, perlahan-lahan mulai muncul, karena orang Demak sendiri aslinya fashionable dan bisa mengikuti trend, " katanya.
Sebagai sesama generasi muda, saya sepakat dan mendukung semangatnya. Saya juga yakin, di setiap daerah selalu ada pemudi pemuda yang memiliki tekad sama dengan Dewi, membangkitkan dan memajukan kota tempat tinggalnya. (Ayu Sasmita/E10)