BerandaTradisinesia
Senin, 16 Jul 2023 08:11

Bersatunya Dua Wangsa yang Bersaing di Bawah Kepemimpinan Rakai Pikatan

Candi Plaosan, candi bercorak Buddha yang dibangun pada masa Rakai Pikatan yang beragama Hindu. (Wikipedia/Gunawan Kartapranata)

Masa Rakai Pikatan memerintah Kerajaan Medang (Mataram Kuno) memang nggak lama. Tapi, pada masanya, terselip cerita bersatunya dua wangsa yang sebelumnya bersaing, yaitu Wangsa Sanjaya dan Wangsa Syailendra. Seperti apa ya kisah penyatuan dua wangsa ini?

Inibaru.id – Nama Rakai Pikatan pasti sering kamu baca di buku-buku pelajaran di sekolah. Maklum, tatkala Raja Medang (Mataram Kuno) ketujuh ini memerintah dari tahun 847 sampai 855, cukup banyak candi atau peninggalan bersejarah lainnya yang dibangun. Bahkan, pada masanya pula, upaya penyatuan dua wangsa yang sedang berseteru sampai dilakukan.

Jika kita merujuk pada Prasasti Wantil atau Prasasti Siwargha yang dibuat pada 856, terungkap bahwa Rakai Pikatan memerintahkan pembangunan Istana Mamratipura. Dibangun pula Candi Siwa yang merupakan candi utama dari kompleks Candi Prambanan, Millens.

Namun, kisah kehidupannya yang paling menarik bisa jadi diwakilkan oleh keberadaan Candi Plaosan. Kabarnya, candi ini dibangun Rakai Pikatan yang beragama Hindu sebagai bukti cinta bagi permaisurinya, Pramodhawardhani, putri dari Samaratungga yang beragama Buddha Mahayana.

Nggak hanya memiliki agama yang berbeda, Rakai Pikatan dan Pramodhawardhani juga berasal dari wangsa yang berbeda dan saling bersaing. Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya sementara Pramodhawardhani berasal dari Wangsa Syailendra.

Kalau kita menilik sejarah, bisa dikatakan kekuasaan Wangsa Sanjaya di Kerajaan Medang tumbang di tangan Wangsa Syailendra. Hal ini dibuktikan dengan adanya Prasasti Kalasan yang dibuat pada 778. Saat itu, Raja Syailendra memerintahkan Rakai Panangkaran, raja terakhir Medang dari Wangsa Sanjaya mendirikan Candi Kalasan. Perintah ini menjadi bukti kekalahan Wangsa Sanjaya.

Candi Siwa juga dibangun pada masa Rakai Pikatan. (Detik/Shutterstock)

Yang menarik, pada 840-an, Pramodhawardhani yang notabenenya adalah putri mahkota dari Samaratungga justru menikahi keturunan Sanjaya, Rakai Pikatan. Saat Rakai Pikatan kemudian menjadi pewaris takhta sang mertua, sebenarnya dia sudah mengembalikan Wangsa Sanjaya ke tampuk kekuasan Medang. Tapi, dia sama sekali nggak memilih untuk menyingkirkan Wangsa Syailendra.

Oleh karena itulah, selain mendirikan Candi Siwa yang bercorak Hindu sebagaimana agama yang dia anut, Rakai Pikatan juga membangun Candi Plaosan yang bercorak Buddha. Dia pengin menunjukkan bahwa kedua agama ini diakui dan dihormati di bawah kekuasaannya. Dia juga memastikan bahwa kehormatan keluarga permaisurinya tetap terjaga.

Rakai Pikatan turun takhta pada 855 dan digantikan oleh putra bungsunya Rakai Kayuwangi. Kerajaan Medang pun tetap berjaya hingga akhirnya dipindahkan Mpu Sindok ke Jawa Timur karena faktor bencana alam pada abad ke-10.

Satu hal pasti, di masa kepemimpinannya yang tergolong singkat, Rakai Pikatan memberikan peninggalan yang luar biasa, termasuk cerita tentang bersatunya dua wangsa yang sebelumnya selalu bersaing untuk menjadi penguasa. (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: