BerandaHits
Kamis, 1 Jan 2025 07:20

Jokowi dalam Jajaran Tokoh Terkorup di Dunia

Nama Jokowi bersanding dengan pemimpin dunia yang dianggap terkait dengan korupsi besar-besaran dan otoritarianisme. (Liputan6/Fajar Abrori)

Nama Presiden ke tujuh Indonesia Joko Widodo masuk dalam jajaran pemimpin terkorup oleh Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). Apa yang menyebabkan Jokowi bisa dinilai demikian?

Inibaru.id - Nama presiden ke tujuh Republik Indonesia Joko Widodo masuk dalam daftar finalis "Person of The Year 2024" oleh Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). OCCRP adalah organisasi investigasi global yang berfokus pada pelaporan kejahatan terorganisir dan korupsi. Penilaian mereka didasarkan pada data dari jurnalis, pembaca, serta jaringan global.

Kabar ini tentu menyita perhatian khalayak karena nama Jokowi bersanding dengan pemimpin dunia yang dianggap terkait dengan korupsi besar-besaran dan otoritarianisme. Nama-nama yang juga masuk dalam daftar serupa antara lain Presiden Kenya William Ruto, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, hingga pengusaha India Gautam Adani. Mereka semua dinilai bertanggung jawab atas dampak negatif kebijakan mereka di negara masing-masing, terutama dalam kaitannya dengan kejahatan yang terorganisir.

Yang keluar sebagai "pemenang" dalam hal ini bukanlah Jokowi, melainkan Bashar al-Assad. Dia adalah mantan Presiden Syuriah yang pemerintahannya dinilai otoriter dan korup selama puluhan tahun, termasuk pelanggaran HAM berat seperti penggunaan senjata kimia.

Lalu, apa alasan Jokowi bisa masuk menjadi nominator pemimpin terkorup di dunia 2024? Salah satu sebab adalah lemahnya penanganan korupsi di era Jokowi. Selain itu, ada beberapa kebijakan strategis yang kontroversial yang dianggap kurang tranparan, memunculkan anggapan bahwa pemerintahannya cenderung melindungi oligarki.

Alasan OCCRP Anggap Jokowi Korup

Pemerintahan Jokowi telah mendapat banyak kritikan dari media luar negeri atas kebijakan dan demontrasi yang terjadi di Indonesia. (CNN Indonesia/Andry Novelino)

OCCRP memang nggak memberikan alasan spesifik mengapa Jokowi menjadi finalis. Namun, OCCRP telah beberapa kali mengkritik pemerintahan Jokowi. Apa saja kritikannya?

1. Kritik terhadap UU MD3 (2018)

UU MD3 atau Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD yang mengatur tugas, wewenang, dan keanggotaan keempat lembaga tersebut.

2. Penggembosan KPK (2019)

Revisi UU KPK yang meloloskan pengawasan KPK oleh badan pengawas dianggap sebagai upaya melemahkan independensi lembaga tersebut. Transparency International menyebut langkah ini dapat "mengancam upaya pemberantasan korupsi yang selama ini telah dihormati."

3. Kontroversi Pengelolaan Sumber Daya Alam (2021)

Laporan Greenpeace mengungkap dugaan korupsi dalam penerbitan izin perkebunan di Papua, yang seharusnya dilindungi oleh moratorium hutan. Izin-izin tersebut diberikan kepada perusahaan besar yang memiliki koneksi politik kuat.

Greenpeace juga melaporkan bahwa lebih dari 685.000 hektare hutan Papua telah diberikan kepada perusahaan, meskipun banyak di antaranya seharusnya dilindungi.

Melihat namanya masuk dalam daftar pemimpin yang melakukan kejahatan terorganisir, Jokowi buka suara. "Terkorup? Terkorup apa? Yang dikorupsi apa?," katanya dilansir dari Antara, Selasa (31/12/2024).

Jokowi meminta pihak yang mengklaim pernyataan tersebut agar membuktikannya. Menurut dia, saat ini banyak fitnah yang datang kepada dirinya.

"Sekarang kan banyak sekali fitnah. Banyak sekali framing jahat. Banyak sekali tuduhan-tuduhan tanpa ada bukti. Itu yang terjadi sekarang kan?" katanya.

Nah, menurut kamu, kabar ini mengejutkan nggak, Millens? Meski nggak mendapat predikat "terkorup", nama Jokowi yang masuk dalam nominasi pemimpin terkorup menarik untuk diperbincangkan lebih lanjut, ya? (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: