BerandaHits
Jumat, 2 Jan 2025 13:58

YOLO; Filosofi Hidup Sekali yang Memacu Kebahagiaan Plus Risiko

Sisi buruk YOLO adalah mendorong seseorang hidup boros. (Pixabay)

YOLO dikenal sebagai prinsip menjalani hidup dengan mengambil banyak kesempatan tanpa memikirkan risiko jangka panjang.

Inibaru.id - Dalam beberapa tahun terakhir, filosofi “you only live once” (YOLO) telah menjadi prinsip yang populer di kalangan generasi muda. Prinsip ini mendorong seseorang untuk menikmati hidup sepenuhnya, mencoba hal-hal baru, dan menjalani pengalaman tanpa terlalu memikirkan konsekuensi jangka panjang. Namun, di balik kebebasan dan keberanian yang ditawarkan, YOLO juga memiliki sisi gelap yang patut diperhatikan.

YOLO sering kali menjadi motivasi bagi seseorang untuk keluar dari zona nyaman. Mereka yang mengadopsi prinsip ini cenderung lebih terbuka untuk mencoba hal-hal baru seperti traveling ke tempat yang jauh, mencoba hobi ekstrem, atau bahkan mengejar karier yang mereka impikan.

Dalam tekanan hidup modern yang serba cepat, YOLO mengingatkan bahwa kebahagiaan adalah bagian penting dari kehidupan. Filosofi ini membantu orang memprioritaskan momen yang membawa sukacita dan membuat hidup terasa lebih bermakna.

Dengan menjalani hidup seolah hanya ada satu kesempatan, banyak orang merasa lebih puas karena mereka nggak meninggalkan terlalu banyak hal yang tidak sempat dilakukan.

Risiko Mengabaikan Konsekuensi

Banyak milenial terjebak pada gaya hidup ini dan menghindari tanggung jawab serta konsekuensi. (Pixabay)

Di balik manfaatnya, prinsip YOLO juga dapat memicu perilaku yang kurang bijaksana, terutama jika digunakan sebagai alasan untuk menghindari tanggung jawab atau mengabaikan konsekuensi jangka panjang.

1. Keuangan Nggak Terkelola

Banyak yang menggunakan YOLO untuk membenarkan pengeluaran besar tanpa perencanaan matang. Hal ini dapat menyebabkan masalah keuangan seperti utang yang menumpuk atau kurangnya tabungan untuk masa depan.

2. Kesehatan Terabaikan

Gaya hidup YOLO sering kali mengarah pada kebiasaan nggak sehat, seperti makan berlebihan, konsumsi alkohol berlebih, atau aktivitas berisiko tinggi yang bisa membahayakan kesehatan fisik maupun mental.

3. Hubungan Rusak

Mengutamakan kesenangan pribadi tanpa memikirkan dampak terhadap orang lain dapat merusak hubungan dengan keluarga, teman, atau pasangan. Kebebasan yang tidak terkontrol sering kali membawa konflik dan ketegangan.

Menyeimbangkan YOLO dan Tanggung Jawab

Untuk mengadopsi prinsip YOLO secara sehat, keseimbangan adalah kuncinya. Berikut beberapa tips untuk menikmati hidup tanpa mengorbankan masa depan:

- Buat Prioritas: Nikmati hidup, tetapi tetap prioritaskan hal-hal penting seperti kesehatan, keuangan, dan hubungan sosial.

- Evaluasi Risiko: Sebelum mengambil keputusan besar, pertimbangkan dampaknya pada jangka panjang. Nggak ada salahnya menikmati momen, tetapi pikirkan juga konsekuensinya.

- Tetap Bijak: Hidup sekali bukan berarti harus mengabaikan tanggung jawab. Menjalani hidup dengan kesadaran akan dampak keputusan adalah bentuk keberanian yang sejati.

YOLO Digantikan Prinsip YONO

Seiring berkembangnya pola pikir generasi muda, YOLO mulai ditinggalkan dan digantikan oleh prinsip baru, yaitu “you only need once” (YONO). Prinsip ini menekankan pentingnya kualitas hidup dibandingkan kuantitas pengalaman. Alih-alih mencoba segalanya tanpa memikirkan akibatnya, YONO mendorong seseorang untuk fokus pada pengalaman yang benar-benar penting dan berarti.

Mengapa YONO Lebih Relevan?

Membangun Masa Depan

YONO mengajak orang untuk tetap menikmati hidup, tetapi dengan mempertimbangkan dampaknya pada masa depan. Ini membuat prinsip ini lebih relevan dalam menjaga keseimbangan antara kesenangan dan tanggung jawab.

Kualitas Lebih Penting

Berbeda dengan YOLO yang mengutamakan banyaknya pengalaman, YONO menekankan pada kualitas pengalaman yang benar-benar berdampak positif bagi kehidupan seseorang.

Mengurangi Risiko Berlebihan

Dengan prinsip YONO, seseorang akan lebih bijak dalam mengambil keputusan dan menghindari risiko yang nggak perlu.

YOLO mungkin prinsip yang pernah menjadi panduan banyak orang untuk menjalani hidup dengan penuh semangat. Namun, dengan semakin disadarinya pentingnya tanggung jawab jangka panjang, YONO muncul sebagai prinsip yang lebih relevan. Dengan YONO, seseorang tetap bisa menikmati hidup sambil mempersiapkan masa depan yang lebih baik.

Hm, apakah YOLO masih jadi prinsip hidupmu, Millens? Atau sudah jadi YONO? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Jelang Tahun Baru, BNN Operasi Yustisi, 19 Orang Positif Narkoba

31 Des 2024

Cerita Orang-Orang yang Justru Menjauh dari Keramaian Malam Tahun Baru

31 Des 2024

Warna-Warna yang Bakal Jadi Tren di Tahun 2025

31 Des 2024

Urumqi di Tiongkok, Kota Terjauh dari Lautan di Seluruh Dunia

31 Des 2024

Anker Lega, Tiket Kereta Api Nggak Kena PPN 12 Persen

31 Des 2024

Tugu Lilin Gumilir Resmi Jadi Landmark Baru Cilacap yang Melambangkan Cahaya dan Energi

31 Des 2024

Resolusi Tahun Baru, Pentingkah untuk Hidup Kita?

31 Des 2024

Jokowi dalam Jajaran Tokoh Terkorup di Dunia

1 Jan 2025

Menko Pangan Zulhas: 2025, Bulog akan Serap Hasil Pertanian Indonesia

1 Jan 2025

Untuk Perikanan Jateng, Menteri KKP Revitalisasi Tambak di Pantura Jawa

1 Jan 2025

Tahun Baru 2025, Begini Tantangan Berat Pers di Masa Depan Menurut Dewan Pers

1 Jan 2025

Tentang Dua Film 'Last Letter' yang Digarap Seorang Sutradara

1 Jan 2025

Libur Sekolah Selama Ramadan 2025; Mendikdasmen: Belum Jadi Keputusan

1 Jan 2025

AQ, Faktor Penting Penentu Kesuksesan Selain IQ

1 Jan 2025

Pemerintah Revisi Aturan PPN 12 Persen, Apa yang Terjadi?

1 Jan 2025

Kata Guru dan Orang Tua Siswa tentang Rencana UN yang Akan Diadakan Kembali

2 Jan 2025

Ttangkkeut, Tempat Warga Korea Melihat Matahari Terbit Pertama di Awal Tahun

2 Jan 2025

YOLO; Filosofi Hidup Sekali yang Memacu Kebahagiaan Plus Risiko

2 Jan 2025

Ada Sampah di Planet Mars, Arkeolog: Jangan Dibuang tapi Dilestarikan!

2 Jan 2025

Hari Pertama 2025: KAI Daop 4 Semarang Berangkatkan 25 Ribu Penumpang, Paling Banyak di Stasiun Tawang

2 Jan 2025