Inibaru.id - Dalam beberapa tahun terakhir, filosofi “you only live once” (YOLO) telah menjadi prinsip yang populer di kalangan generasi muda. Prinsip ini mendorong seseorang untuk menikmati hidup sepenuhnya, mencoba hal-hal baru, dan menjalani pengalaman tanpa terlalu memikirkan konsekuensi jangka panjang. Namun, di balik kebebasan dan keberanian yang ditawarkan, YOLO juga memiliki sisi gelap yang patut diperhatikan.
YOLO sering kali menjadi motivasi bagi seseorang untuk keluar dari zona nyaman. Mereka yang mengadopsi prinsip ini cenderung lebih terbuka untuk mencoba hal-hal baru seperti traveling ke tempat yang jauh, mencoba hobi ekstrem, atau bahkan mengejar karier yang mereka impikan.
Dalam tekanan hidup modern yang serba cepat, YOLO mengingatkan bahwa kebahagiaan adalah bagian penting dari kehidupan. Filosofi ini membantu orang memprioritaskan momen yang membawa sukacita dan membuat hidup terasa lebih bermakna.
Dengan menjalani hidup seolah hanya ada satu kesempatan, banyak orang merasa lebih puas karena mereka nggak meninggalkan terlalu banyak hal yang tidak sempat dilakukan.
Risiko Mengabaikan Konsekuensi
Di balik manfaatnya, prinsip YOLO juga dapat memicu perilaku yang kurang bijaksana, terutama jika digunakan sebagai alasan untuk menghindari tanggung jawab atau mengabaikan konsekuensi jangka panjang.
1. Keuangan Nggak Terkelola
Banyak yang menggunakan YOLO untuk membenarkan pengeluaran besar tanpa perencanaan matang. Hal ini dapat menyebabkan masalah keuangan seperti utang yang menumpuk atau kurangnya tabungan untuk masa depan.
2. Kesehatan Terabaikan
Gaya hidup YOLO sering kali mengarah pada kebiasaan nggak sehat, seperti makan berlebihan, konsumsi alkohol berlebih, atau aktivitas berisiko tinggi yang bisa membahayakan kesehatan fisik maupun mental.
3. Hubungan Rusak
Mengutamakan kesenangan pribadi tanpa memikirkan dampak terhadap orang lain dapat merusak hubungan dengan keluarga, teman, atau pasangan. Kebebasan yang tidak terkontrol sering kali membawa konflik dan ketegangan.
Menyeimbangkan YOLO dan Tanggung Jawab
Untuk mengadopsi prinsip YOLO secara sehat, keseimbangan adalah kuncinya. Berikut beberapa tips untuk menikmati hidup tanpa mengorbankan masa depan:
- Buat Prioritas: Nikmati hidup, tetapi tetap prioritaskan hal-hal penting seperti kesehatan, keuangan, dan hubungan sosial.
- Evaluasi Risiko: Sebelum mengambil keputusan besar, pertimbangkan dampaknya pada jangka panjang. Nggak ada salahnya menikmati momen, tetapi pikirkan juga konsekuensinya.
- Tetap Bijak: Hidup sekali bukan berarti harus mengabaikan tanggung jawab. Menjalani hidup dengan kesadaran akan dampak keputusan adalah bentuk keberanian yang sejati.
YOLO Digantikan Prinsip YONO
Seiring berkembangnya pola pikir generasi muda, YOLO mulai ditinggalkan dan digantikan oleh prinsip baru, yaitu “you only need once” (YONO). Prinsip ini menekankan pentingnya kualitas hidup dibandingkan kuantitas pengalaman. Alih-alih mencoba segalanya tanpa memikirkan akibatnya, YONO mendorong seseorang untuk fokus pada pengalaman yang benar-benar penting dan berarti.
Mengapa YONO Lebih Relevan?
Membangun Masa Depan
YONO mengajak orang untuk tetap menikmati hidup, tetapi dengan mempertimbangkan dampaknya pada masa depan. Ini membuat prinsip ini lebih relevan dalam menjaga keseimbangan antara kesenangan dan tanggung jawab.
Kualitas Lebih Penting
Berbeda dengan YOLO yang mengutamakan banyaknya pengalaman, YONO menekankan pada kualitas pengalaman yang benar-benar berdampak positif bagi kehidupan seseorang.
Mengurangi Risiko Berlebihan
Dengan prinsip YONO, seseorang akan lebih bijak dalam mengambil keputusan dan menghindari risiko yang nggak perlu.
YOLO mungkin prinsip yang pernah menjadi panduan banyak orang untuk menjalani hidup dengan penuh semangat. Namun, dengan semakin disadarinya pentingnya tanggung jawab jangka panjang, YONO muncul sebagai prinsip yang lebih relevan. Dengan YONO, seseorang tetap bisa menikmati hidup sambil mempersiapkan masa depan yang lebih baik.
Hm, apakah YOLO masih jadi prinsip hidupmu, Millens? Atau sudah jadi YONO? (Siti Zumrokhatun/E05)