BerandaHits
Jumat, 2 Jan 2025 14:04

Ada Sampah di Planet Mars, Arkeolog: Jangan Dibuang tapi Dilestarikan!

Di Mars ada sampah-sampah yang perlu diinventarisasi untuk warisan budaya. (Istockphoto/Giuliano Domenichini)

Sampah-sampah berserakan di Planet Mars. Para arkeolog menyarankan agar sampah itu nggak dibuang melainkan diinventarisasi dan dilestarikan.

Inibaru.id - Kita pasti terganggu jika ada sampah berserakan di lingkungan sekitar. Biasanya respons yang kita lakukan adalah menyapu, membuang sampah ke tempatnya, atau kita menjauh dari area tersebut. Tapi lain hal jika sampah-sampah itu bertebaran di Planet Mars, Millens.

Yap, kamu nggak salah dengar. Di planet yang mendapat julukan Planet Merah itu memang terdapat sampah meski kenyataannya belum ada satu pun astronot yang menginjakkan kaki di sana. Namun kenyataannya, jejak manusia sudah tertinggal di Mars sejak lama. Kok bisa?

Sampah-sampah yang dimaksud adalah puing-puing pesawat luar angkasa, parasut yang nggak terpakai, hingga jejak roda rover. Bahkan, bakteri dari Bumi secara nggak sengaja turut terbawa ke Mars.

Maka dari itu, kini para antropolog, dipimpin oleh peneliti dari Universitas Kansas Justin Holcomb mendesak badan antariksa seperti NASA untuk membuat katalog objek-objek yang tersebar di Mars. Sebab, menurut mereka, sampah-sampah itu bukanlah sampah biasa, melainkan warisan berharga yang perlu dilestarikan.

"Solusi untuk sampah adalah pembuangan. Tapi solusi untuk warisan adalah pelestarian. Ada perbedaan besar," kata Holcomb, melansir Mashable, Kamis (21/12/2024). Dia menekankan pentingnya perbedaan tersebut dalam konteks eksplorasi antariksa.

Inventarisasi untuk Warisan Budaya

Ilustrasi: Sampah antariksa biasanya mengacu pda puing-puing yang mengorbit Bumi dan dapat membahayakan satelit maupun astronot. (Space)

Selama ini, "sampah antariksa" artinya mengacu pada puing-puing yang mengorbit Bumi dan dapat membahayakan satelit maupun astronot. Tapi, di Mars, sampah antariksa memiliki makna yang berbeda. Puing-puing di sana lebih dianggap sebagai catatan arkeologis tentang kehadiran manusia.

Sampah antariksa yang serupa itu sebelumnya sudah pernah ada. Pada tahun 2012, NASA menerbitkan inventarisasi sekitar 800 benda yang ditinggalkan di Bulan, termasuk peralatan ilmiah, kamera, sepatu, bola golf, hingga kantong kotoran manusia milik para astronot misi Apollo.

Tujuan dari menuliskan dalam daftar inventarisasi bukan untuk mencatat "kekacauan" yang ditinggalkan manusia, melainkan untuk melestarikan artefak bersejarah.

Namun, karakter Planet Mars ini unik, Millens. Lingkungan yang ekstrem dengan radiasi kosmik, badai debu, dan perubahan suhu dapat merusak atau mengubur artefak dengan cepat. Contohnya, rover Spirit yang berhenti beroperasi pada 2010 kini berada di dekat gundukan pasir yang terus bergerak dan berpotensi mengubur sepenuhnya.

Badai debu dan angin kencang merupakan ancaman utama terhadap pelestarian artefak di Mars. Pada tahun 2012, Orbiter Mars Reconnaissance menangkap fenomena "devil dust" dengan ketinggian mencapai 12 mil. Meski kadang-kadang mampu membersihkan panel surya, badai ini seringkali justru memperparah kerusakan.

"Setelah terkubur, (benda-benda tersebut) menjadi sangat sulit untuk ditemukan kembali," ujar Holcomb.

Lalu, sebenarnya kenapa sih sampah-sampah itu harus dicatat? Ya, karena artefak-artefak itu memiliki nilai arkeologis. "Mereka (benda-benda tersebut) mewakili kehadiran pertama, dan dari perspektif arkeologis, mereka adalah poin penting dalam garis waktu migrasi historis kami," tambah Holcomb.

Hm, untuk sementara ini, NASA dan badan antariksa lain belum memiliki rencana untuk membuat inventaris terpusat tentang benda-benda di Mars. Namun, setiap tim misi sebenarnya selalu mencatat posisi perangkat keras yang mereka kirimkan. Menurutmu, para arkeolog bisa menggunakan data yang sudah dicatat oleh tim astronot yang pernah ke luar angkasa nggak? (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: