BerandaTradisinesia
Rabu, 10 Apr 2018 12:02

Ayo Berdendang Diiringi Gejog Lesung di Situs Sangiran

Gejog lesung (tembi.net)

Selain terkenal akan situs manusia purbanya, Sangiran di Sragen, Jawa Tengah, juga punya sebuah sanggar seni yang giat melestarikan kebudayaan gejog lesung. Seperti apa permainan gejog lesung itu?

Inibaru.id –  Kalau berkunjung ke Situs Sangiran di Sragen, Jawa Tengah, Sobat Millens bisa berdendang bersama masyarakat di sana dengan diiringi tabuhan musik merdu. Ini musik bukan sembarang musik, karena alunan suara yang dipakai untuk mengiringi nyanyian berasal dari pukulan alu dan lesung. Penasaran?

Alu adalah kayu panjang untuk menumbuk padi, sementara lesung berupa rongga kayu berbentuk perahu yang digunakan untuk mewadahi padi yang ditumbuk. Alunan musik dari kedua benda tersebut dinamakan gejog lesung.

Melansir laman kebudayaan.kemendibkbud.go.id (15/3/2017), gejog lesung sudah ada sejak lama dan berkembang di kalangan petani, hingga akhirnya menjadi pertunjukan musik seperti sekarang ini. Di sana, tepatnya di Dusun Ngampon, Krikilan, Kalijambe, Sragen, Jawa Tengah telah terbentuk sebuah sanggar seni gejog lesung dengan nama Sanggar Sangir. 

“Keinginan melestarikan sebuah budaya yang sudah luntur menjadi latar  belakang sanggar ini tumbuh dan berkembang, saya ingin kebudayaan ini terus lestari tidak tergerus oleh zaman,” papar Jumadi, ketua sanggar.

Sanggar Sangir nggak cuma mengajak kita untuk menembang bersama lo, Millens. Permainan gejog lesung milik mereka juga menceritakan sesuatu yang ditulis oleh Jumadi. Dia menjelaskan bahwa lagu yang dimainkan berkisah tentang pertanian. Lagu itulah yang kemudian kerap mereka pentaskan.

Baca juga:
Barongan Tegal dan Histeria Penonton
Dakon, Permainan Tradisional yang Hampir Punah

Kalau sekarang, kostum laki-laki yang dipakai untuk menabuh lesung biasanya menyerupai pakaian prajurit, yaitu baju surjan dan celana gombrang. Sedangkan perempuan mengenakan kebaya kutubaru dan rambutnya digelung ke atas.

Anggota yang ikut pertunjukan ini ada banyak. Mulai dari anak-anak sampai orang tua boleh bergabung karena nggak ada batasan usia. Merekalah yang akan “nutu” atau menumbuk padi. Nah, kegiatan nutu ini sebenarnya punya nilai budaya. Nutu memakai lesung merupakan kegiatan memisahkan padi dari gabah sekaligus perlambang bersembah dan bersamadi.

Arah nutu juga ditentukan, Millens, yaitu menghadap ke timur dan bagian tuton di sebelah barat. Arah timur dipilih karena merupakan arah matahari terbit, yang dilambangkan sebagai asal mula kehidupan di muka bumi.

Alu dan lesung juga dianggap sebagai simbol lingga dan yoni. Keduanya melambangkan laki-laki dan perempuan sebagai pasangan hidup yang dipakai sebagai alat pencari nafkah dan berumah tangga.

Nah kalau istilah “gejog” sebenarnya berasal dari kata “gojeg” yang merujuk pada kata “gojegan”. Gojegan, berarti suasana riang antara bapak dan seorang ibu yang sedang bermain asmara.

Baca juga:
Barongan Tegal dan Histeria Penonton
Mereka Mengawinkan Sepasang Poci

Alu dan lesung biasanya terbuat dari kayu pohon jati atau pohon keluwih. Kedua pohon tersebut dipilih bukan tanpa alasan, lo. Kata “jati”  berasal dari kata “ati” yang merujuk pada hati manusia. Adapun “keluwih” yang berkaitan dengan kata “luwih” (lebih), yaitu menggambarkan kehidupan manusia yang berlebih harus berbagi dengan sesama.

Nah, tunggu apa lagi, ayo mainkan lesungmu dan beriang-rianglah! (IB06/E02)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: