BerandaTradisinesia
Selasa, 3 Apr 2023 18:00

Asal-Usul Sebutan 'Puasa', Bukan dari Bahasa Arab

Istilah puasa bukan berasal dari Bahasa Arab. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Dalam Bahasa Arab, puasa lebih dikenal dengan istilah 'shaum' atau 'shiyam'. Lantas, dari mana orang Indonesia menyebutnya sebagai 'puasa'?

Inibaru.id – Sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, bulan puasa selalu disambut dengan hangat dan meriah. Pedagang takjil bermunculan di pinggir jalan, masjid yang ramai dengan kegiatan, hingga interaksi dengan tetangga dan saudara yang meningkat membuat bulan ini seperti dipenuhi dengan aura keberkahan.

Omong-omong, kamu pernah terpikir nggak dari mana istilah puasa ini muncul. Soalnya, kalau kita menilik Bahasa Arab, puasa disebut dengan “shaum” atau “shiyam". Kedua kata tersebut bahkan disebut beberapa kali di Alquran.

Usut punya usut, hal ini disebabkan oleh aktivitas berpuasa di Indonesia nggak hanya dikenal oleh umat Islam saja. Realitanya, umat agama atau kepercayaan lain juga sudah mengenal aktivitas ini, bahkan pada sebelum sebelum Kerajaan Islam berjaya di Nusantara.

Hal ini diungkap peneliti Yosef Kelik dari Museum Ullen Sentalu. Dia memberikan contoh tentang orang Jawa pada zaman dahulu yang melakukan puasa dengan tujuan untuk menempa diri.

“Contohnya ada pasa mutih (puasa dengan hanya makan nasi putih tanpa lauk dan sayur), pasa ngrowot (hanya makan umbi-umbian dan sayuran), dan pasa ngebleng (puasa tanpa makan dan minum sehari semalam dengan durasi paling cepat tiga hari tiga malam,” tulisnya di situs Ullensentalu, (24/3/2023).

Penganut Hindu, khususnya etnis Bali, juga menjalani puasa sekitar 24 jam sebelum merayakan Hari Raya Tahun Baru Saka. Puasa tersebut kita kenal sebagai Nyepi. Selain nggak makan dan minum, mereka juga tetap di dalam rumah tanpa menyalakan api atau cahaya, menikmati hiburan, dan nggak melakukan pekerjaan fisik.

Puasa berasal dari kata serapan Bahasa Sansekerta. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Ternyata, istilah puasa hanya dikenal orang Indonesia dan Melayu. Istilah ini berasal dari bahasa Kawi atau Jawa Kuna “upawasa”. Menariknya, kata terakhir juga merupakan serapan dari kata “upavasa” dari Bahasa Sansekerta.

Menariknya, istilah “upavasa” memiliki makna yang berbeda dari yang kita kenal sekarang.

Kembali dari dosa dan bertindak menuju yang lebih baik,” tulis Puranic Encyclopedia terkait dengan makna “upavasa”.

Meski begitu, karena aktivitas berpuasa pada zaman dahulu selalu dilakukan sebagai cara untuk menempa diri, maka makna tersebut cukup masuk akal jika dikaitkan dengan makna puasa yang kita kenal sekarang. Realitanya, kita diminta untuk lebih bersabar dan menahan hawa nafsu agar belajar menjadi orang yang lebih baik, bukan?

Lantas, kapan istilah “puasa” di Indonesia mulai populer? Kalau menurut Yosef Kelik, ada kemungkinan hal ini terkait dengan diberlakukannya Kalender Jawa oleh Raja Mataram Sultan Agung pada 1633 Masehi lalu. Kalender ini memang mengikuti hitungan kalender Islam atau Hijriyah. Tapi, penamaan bulannya disesuaikan dengan nama-nama Jawa. Oleh karena itulah, pada kalender tersebut, bulan Ramadan disebut sebagai bulan Pasa.

Kalau kamu, lebih terbiasa menyebut bulan ini sebagai bulan puasa atau bulan Ramadan, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: