Inibaru.id – Kalau kamu pikir perbedaan cara penentuan awal Ramadan hanya terjadi pada beberapa tahun belakangan, tampaknya pendapat kamu harus direvisi. Ternyata, hal ini sudah terjadi sejak zaman Kerajaan Demak. Hal ini bahkan sampai membuat dua sunan, yaitu Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga, sampai berseteru.
Sebagaimana yang digunakan pada masa kini, dulu, perhitungan awal Ramadan juga memakai dua metode, yaitu hisab dan rukyatul hilal. Nah, ternyata, kedua anggota Wali Songo tersebut memiliki alasan masing-masing untuk memilih salah satu dari kedua metode tersebut.
Dilansir dari Sejarah Cirebon (05/01/19), sebuah buku berjudul Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa karya H.J. de Graaf mengungkap kisah pada abad ke-16 saat ulama-ulama dan raja Demak melakukan musyawarah jelang Ramadan.
Kala itu, Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga memakai perhitungan yang berbeda. Sayangnya, buku tersebut nggak mengungkap seperti apa detail perbedaan metode perhitungan tersebut. Satu hal yang pasti, Sultan Trenggono yang kala itu masih menjabat sebagai Raja Demak lebih memilih metode Sunan Kalijaga.
Ternyata, keputusan ini berbuntut panjang dengan ketersinggungan Sunan Kudus. Dia memilih untuk hengkang dari Demak dan mendirikan Kota Kudus pada 1549. Padahal, dia masih berstatus Imam Masjid Agung Demak. Karena jabatan tersebut kosong, Sunan Kalijaga kemudian mengisinya dan diberi tanah perdikan oleh Kerajaan Demak di Kadilangu.
Puncak dari Perselisihan Menahun
Tapi, ternyata gesekan antar-keduanya sudah berlangsung sejak lama. Semua bermula dari dua murid Sunan Kudus yang memilih untuk pindah haluan dan berguru ke Sunan Kalijaga.
Ceritanya begini, Sunan Kudus memiliki tiga murid dari Kerajaan Demak, yaitu Jaka Tingkir, Sunan Prawata, dan Arya Penangsang. Tiba-tiba Sunan Prawata dan Jaka Tingkir memilih untuk membelot dan berguru ke Sunan Kalijaga. Sunan Kudus pun merasa wibawanya tercoreng akibat hal ini.
Perbedaan Pandangan Politik
Hal lain yang membuat Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga nggak begitu akur adalah perbedaan pandangan politik. Sunan Kalijaga dikenal selalu ada di pihak Sultan Trenggono dan keluarganya, kontras dengan tindakan Sunan Kudus yang sering menjadi oposisi sang raja.
Alasannya, Sultan Trenggono menjadi raja usai memenangi perebutan tahta dengan saudara tirinya, Raden Kikin. Perpindahan kekuasaan dengan cara kekerasan ini ternyata nggak disukai oleh Sunan Kudus.
Meski ada banyak hal yang bikin Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga berbeda pandangan, cukup unik juga ya, Millens saat mengetahui salah satu masalahnya adalah soal perhitungan penentuan awal Ramadan. (Kharisma Ghana Tawakal/E07)