BerandaPasar Kreatif
Rabu, 27 Mar 2018 08:44

Sulam Ngapak: Dari Kerumitan Tercipta Keindahan

Tas Sulam Ngapak (instagram.com/gknbanyumas)

Orang Banyumas, Jawa Tengah punya gaya menyulam khas. Mereka menyebutnya "sulam ngapak" seperti sebutan bahasa yang sering disematkan: bahasa ngapak. Gaya sulaman ini rumit. Tapi hasilnya ciamik.

Inibaru.id – Menjadi hobi yang dilakukan untuk mengisi waktu luang, berbagai kerajinan tangan hasil kreasi menyulam bisa tercipta. Tapi, tahukah kamu kalau sekarang ada jenis sulaman baru, lo. Apa itu? Namanya sulam ngapak.

Mengutip suaramerdeka.com (22/3/2018), sulam ngapak merupakan produk kerajinan baru yang dibuat dengan ciri khas seperti batik dan memiliki pakem banyumasan, Jawa Tengah. Tentunya sulam ngapak ini berbeda dengan jenis kerajinan sulam biasa.

Ya, jika sulam biasa hanya memanfaatkan satu jenis sulaman saja, seperti benang sulam, maka sulam ngapak lebih rumit lagi. Pasalnya sulam ngapak menggunakan lima jenis sulaman. Jenis sulaman tersebut meliputi sulam payet, benang, bahan perca, puta, dan sulaman jepang. Jadi, kerajinan sulam ngapak ini memerlukan keterampilan dari berbagai macam jenis sulam yang dijadikan satu. Wah, tentunya lebih sulit nih.

Nah, kelima jenis sulaman itu lalu diaplikasikan menjadi satu. Inilah yang kemudian menjadi pakem sulam ngapak. Adapun untuk bahan dasar kainnya, sulam ngapak menggunakan karung yang diperuntukkan khusus kerajinan.

"Ada aturan dalam mengkreasikan sulam ngapak ini," kata mentor kerajinan tangan sulam ngapak, Cocos Trisada.

Baca juga:
Menatah Wayang di Kampung Wayang
Aneka Keripik Sayur dari Kebumen

Menjadi jenis kerajinan sulam yang baru, tentu saja produk yang dihasilkan dari sulam ngapak ini punya keunikan tersendiri. Sulam ngapak bisa diaplikasikan untuk banyak kerajinan. Selain untuk tas, lukisan, baju, kebaya atau gamis muslim, sulam ngapak juga dapat dikreasikan untuk boks tisu, sepatu dan aksesori bros. Wah, jadi lebih kece nih pasti barang-barangnya.

Adapun motif sulam ngapak ini cukup beragam. Untuk saat ini, di antaranya ada motif bunga, binatang, abstrak, dan kaligrafi. Menurut Cocos, motif-motif itu akan terus dikembangkan berdasarkan ide-ide yang lebih menarik dan unik.

Nah, dengan keunikannya itu, kerajinan sulam ngapak ini mulai dikenalkan dan dikembangkan di masyarakat Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Ini lantaran pengembangan produknya juga bisa memberdayakan ekonomi masyarakat. Selain itu, diharapkan juga keberadaan sulam ngapak bisa menjadi ikon produk kerajinan tangan khas Banyumas, selain batik. Karena itu pula, pelatihan sulam ngapak kepada para ibu terus diadakan. Ini sebagai salah satu cara untuk mengenalkan kerajinan tangan unik tersebut pada masyarakat.

Lalu, bagaimana pemasarannya? Terkait peluang pemasaran, saat ini produk sulam ngapak tersebut sudah dipasarkan baik secara konvesional maupun online. Permintaan yang datang juga sudah mulai banyak. Ada yang datang dari luar daerah seperti Sulawesi, bahkan hingga luar negeri seperti Prancis, Belgia hingga Amerika Serikat, lo. Keren, bukan?

Oya, kalau ingin melihat berbagai produk kerajinan sulam ngapak, kamu bisa melihatnya di stan Dekranasda Kabupaten Banyumas di Pratista Harsa Purwokerto.

Baca juga:
Kampung Gerabah Kebumen yang Enggan Punah
Cokelat Tempe, Kreasi Unik dari Boyolali

Kerajinan sulam ngapak dijual dengan harga yang cukup bervariasi. Misalnya untuk kerajinan tas dibanderol mulai Rp 250 ribu per buah, boks tisu Rp 100 ribu, sarung bantal Rp 125 ribu dan lukisan berkisar Rp 750 ribu hingga Rp 1 juta. Untuk sebuah karya buatan tangan dengan kualitas bagus, harga tersebut sangat sepadan.

Bagaimana, tertarik untuk memilikinya? Atau kamu justru ingin membuatnya sendiri? Siapa tahu dengan keahlian dan kreativitasmu, kamu bisa jadi pengusaha sulam ngapak yang sukses. (ALE/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024