Inibaru.id – Kabupaten Magelang nggak hanya punya daya tarik berupa Candi Borobudur dan candi-candi lainnya. Di sini, kamu juga bisa menemukan hal menarik lain, termasuk oleh-oleh berupa hasil kerajinan batu seperti cobek Muntilan. Meski berat, kerajinan batu andesit yang berasal dari Gunung Merapi ini diburu banyak orang, lo.
Kalau kamu lewat jalan Yogyakarta – Magelang, tepatnya di Kelurahan Taman Agung, Kecamatan Muntilan, bakal dengan mudah melihat kios-kios yang menjajakan hasil kerajinan batu. Ada yang berukuran kecil berupa cobek, ada juga yang berbentuk karya seni seperti patung-patung atau benda lainnya.
Salah seorang penjualnya adalah Arif. Laki-laki yang kini berusia 41 tahun ini menjelaskan kalau kerajinan batu Merapi sudah mulai dijual di Muntilan sejak tahun 1970-an.
“Sejak zamannya bapak saya, warga sini telah memproduksi beragam kerajinan dari batu dan menjualnya,” ceritanya.
Arif menyediakan banyak jenis kerajinan batu Merapi seperti patung Buddha, Semar, gupolo, dan lain-lain. Ada juga asbak dengan bentuk candi atau miniatur stupa Candi Borobudur. Yang menarik, meski bentuknya paling sederhana, cobek justru yang paling diburu wisatawan.
“Cobek Muntilan memang sudah banyak dikenal, sehingga jika orang luar kota datang ke Magelang, cobek ini salah satu yang paling dicari,” ungkap Arif.
Harga cobek yang Arif jual beragam sesuai dengan ukuran. Ada yang berharga Rp 5 ribu dan ada yang sampai Rp 400 ribu untuk ukuran terbesar dengan kualitas batu terbaik. Nah, untuk miniatur bagian candi, harganya juga bervariasi dari Rp 20 ribu sampai ratusan ribu Rupiah, Millens.
Khusus untuk patung, harganya cukup mahal karena proses pembuatannya cukup mahal dan bahannya dari batu alam. Contohlah, sepasang patung Gupolo berharga Rp 5 juta sampai Rp 50 juta!
Salah seorang pemahat kerajinan batu tersebut Kasrin Endro Prayono mengaku sudah melakukan pekerjaannya sejak 1957. Awalnya, dia hanya membuat cobek, umpak atau penopang tiang untuk bangunan, dan batu nisan dari batu andesit Merapi. Namun, saat tahu bahwa karya seni seperti patung dicari wisatawan, dia pun memantapkan hati untuk membuatnya.
“Saya juga pernah memahat sampai Amsterdam dalam rangka membuat anjungan Asia di sana,” ceritanya terkait kemampuan memahat batu alam yang membuatnya sampai ke luar negeri.
Sayangnya, saat pandemi, bisnis kerajinan batu di Muntilan sempat menurun drastis. Kini, semenjak pandemi mulai mereda dan masyarakat kembali bepergian, termasuk ke tempat wisata, para penjual hasil kerajinan batu pun berharap dagangan mereka bisa kembali laku seperti sedia kala.
“Kita berharap para wisatawan luar negeri bisa kembali datang ke Magelang dan usaha kita kembali jalan seperti sedia kala,” harap penjual lainnya, Rodin, Minggu (5/6/2022).
Pernah membeli cobek Muntilan atau hasil kerajinan batu Merapi lainnya di sana, Millens? (Bet, Kom/IB09/E05)