Inibaru.id – Pada perayaan tertentu, kamu barangkali bisa melihat payung-payung lukis tradisional nan cantik yang turut menghidupkan suasana. Lukisan dan warna-warna yang indah akan mudah menjadi sorotan.
Nah, kalau main ke Klaten, Jawa Tengah, kamu bisa melihat sentra pembuatan payung lukis tradisional, lo. Berada di Dusun Gumantar, Desa Tanjung, Kecamatan Juwiring, paguyuban yang bernama Payung Lukis Ngudi Rahayu ini telah menghidupkan eksistensinya kembali.
Paguyuban ini dibentuk pada tahun 2013 oleh Ngadiyakur, seorang pengrajin yang telah memulai usahanya sejak 1998. Pada 2006, dia berfokus untuk membuat payung. Semakin berkembang usaha produksi payung, Ngadiyakur lantas membentuk paguyuban.
Baca juga:
Keranjang Bambu Batik Unik di Cilacap Menembus Pasar Internasional
Menyulap Cangkang Kerang Jadi Hiasan Eksotis
Mengutip wonderfulsolo.com (13/04/2017), upaya Ngadiyakur ini juga didorong oleh fakta bahwa produksi payung lukis di Juwiring sempat mengalami masa keemasannya.
Dulu, sekitar 1960-an, ada pabrik Payung Pinda Aneka yang menampung payung-payung buatan para pengrajin. Penjualannya bahkan sampai ke luar negeri, lo. Sayang sekali, kepopuleran payung ini terkikis oleh payung plastik modern dari Tiongkok sehingga pabrik itu tutup pada 1984.
Berbekal keinginan untuk menghidupkan kembali produksi payung lukis, Ngadiyakur pun berusaha untuk menginisiasi industri kreatif ini. Hasilnya pun memuaskan. Ngadiyakur sempat memamerkan karyanya ke Dubai, Thailand, dan Berlin dengan dukungan Kementerian Pariwisata.
Ada dua kelompok pengrajin di Juwiring. Kelompok pembuat kerangka mengawali pembuatan payung tradisional dengan memotong kayu mahoni, kayu kenanga, atau bambu wulung. Untuk membuat 200—500 kerangka, pengrajin membutuhkan waktu seminggu. Proses ini merupakan proses paling rumit karena membutuhkan kemampuan khusus.
Setelah itu, kain ditempelkan pada kerangka dan dirapikan oleh kelompok pengrajin payung. Lalu, aksesori tambahan disematkan pada payung. Pengrajin juga memasang tangkai dan menur pada payung. Terakhir, pengrajin melukis payung secara manual dan mewarnainya dengan cat.
Baca juga:
Harapan Keuntungan dari Ikan Sidat di Kampung Sidat
Dari Mendong ke Kerajinan Tangan Eksotis
Mengutip lagilibur.com (30/12/2017), selain kerumitan proses pembuatan, keterbatasan bahan baku juga menjadi kendala produksi payung lukis. Kebanyakan bahan baku bukan berasal dari Juwiring, melainkan dari lereng Gunung Merapi.
Apakah yang dibuat hanya payung tradisional yang terbatas untuk perayaan tertentu? Nggak kok, Millens! Para pengrajin ini memproduksi segala jenis payung, termasuk payung agung untuk acara keraton, payung untuk pemakaman, payung untuk kirab, payung tari, dan payung fungsional lainnya.
Harganya pun terjangkau. Kamu bisa membawa pulang sebuah payung lukis dengan harga Rp 25 ribu. Untuk payung yang lebih rumit, harganya bisa mencapai jutaan rupiah.
Yang lebih asyik, paguyuban ini membuka workshop yang bisa menjadi tempat belajar untuk membuat payung lukis. Keren, ya, Millens! Jadi tertarik untuk ke sana, nih. (IB08/E02)