Inibaru.id – Pernah mendengar Kampung Sidat? Kampung di Desa Singasari, Kecamatan Karanglewas, Banyumas, Jawa Tengah ini merupakan pusat budidaya ikan sidat. Meski baru dicanangkan Bupati Banyumas Achmad Husen pada Maret 2016, namun budidaya ikan sidat ini pelan-pelan berkembang.
Dikutip dari laman dunia-perairan.com, ikan sidat yang memiliki nama latin Anguilla spp ini merupakan ikan air tawar dengan panjang tubuh sekitar 50-125 cm. Bentuk tubuhnya sekilas mirip belut, bulat memanjang, namun terdapat sirip kecil di dada dan belakang kepalanya.
Ada enam jenis ikan sidat di Indonesia, namun hanya dua jenis yang sering dibudidayakan yaitu sidat kembang (Anguilla marmorata) dan sidat anjing (Anguilla bicolor).
Baca juga:
Dari Mendong ke Kerajinan Tangan Eksotis
Kue dan Batik, Hasil Olahan Mangrove yang Ciamik
Pembibitan ikan sidat di Desa Singasari dilakukan oleh Kelompok Tani Pelajar dan Mahasiswa (KTPM). Dari hasil pembibitan ini, Banyumas baru menghasilkan 1-1,5 ton dari target minimal 5 ton. Jadi, peluang pemasaran ikan sidat pun masih cukup bagus.
Budidaya ikan sidat di Kampung Sidat nggak hanya dilakukan petani saja, namun juga oleh berbagai kalangan profesi. Pemerintah Kabupaten Banyumas bekerja sama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pernah memberi pelatihan pada masyarakat. Selain dengan pelatihan, pemerintah juga mendukung dengan memberikan bibit sidat untuk warga maupun ditebar ke sungai tiap tahun.
Dilansir dari trobos.com, Giyono, seorang peternak sidat, mengaku bisa mendapatkan omzet Rp 23 juta per tahun dari satu kolam saja. Omzet terus didapatkannya dengan menjadi penyedia bibit bagi sejumlah pembudidaya yang tersebar di Banyumas, Purworejo, Wonosobo, Klaten, Pemalang, Surabaya, Bogor, dan daerah lain. Dengan suplai sekitar 3-4 kuintal per bulan, Giyono membagi bibit sidat ke dalam tiga ukuran.
Baca juga:
Ide Kreatif Desta yang Lahirkan Mi Ongklok Instan
Mereka Menyulap Perca Jadi Keset dan Cempal
“Ada yang 1 kg isinya 300 ekor, 100 ekor, dan 40 ekor. Yang isi 300 ekor dibanderol Rp 550 ribu, 100 ekor Rp 350 ribu, sementara yang 40 ekor Rp 250 ribu,” jelas Giyono.
Jika tertarik membudidayakan ikan sidat, kamu bisa membeli bibitnya di kampung ini. Baik untuk dijual atau dikonsumsi sendiri, ikan sidat memiliki kandungan gizi yang baik. Hati ikan sidat mengandung vitamin A 15 ribu IU/100 gram, jauh lebih tinggi ketimbang mentega yang mengandung1.900 IU/gram.
Sudah untung, sehat pula. Mau mencoba, Millens? (IB15/E02)