Sekilas, monumen yang ada di wilayah Kelurahan Bandarharjo, Semarang Utara tersebut seperti monumen pada umumnya. Tapi, kalau mendekat, kamu bakal menemukan fakta kalau tulisan pada monumen tersebut didominasi huruf kanji Jepang.  Tunggu, dulu, mengapa memakai aksara Jepang, ya?

Usia monumen ini sudah 27 tahun karena diresmikan pada 14 Oktober 1998 oleh Wali Kota Madya Semarang saat itu, Soetrisno Soeharto. Pembangunannya diinisiasi oleh pemerintah dan warga Jepang sebagai bentuk penghormatan dan permohonan maaf atas kekerasan yang terjadi selama masa pendudukan Jepang di Indonesia, khususnya dalam Pertempuran Lima Hari di Semarang (14-19 Oktober 1945).

Menurut Eka Setiawan, pemerhati sejarah Semarang dan alumni International Visitors Leadership Program (IVLP) Amerika Serikat 2025, Chinkon no Hi bukan sekadar monumen biasa. Monumen ini punya simbol penting dalam sejarah perjuangan bangsa di Kota Semarang. 

“Ini bukan sekadar tumpukan batu, tapi pengingat bahwa masa lalu bangsa ini pernah begitu getir,” ujarnya sebagaimana dinukil dari Suaramerdeka, Rabu (25/6/2025).

Menurut yang Eka tahu, selama pendudukan Jepang dari 1942 hingga 1945, rakyat Indonesia di Semarang dipaksa menjadi romusha, bekerja keras tanpa upah di bawah ancaman senjata. Tak sedikit dari mereka yang kehilangan nyawa, dihantam oleh kekerasan dan penderitaan.

Selain mengenang korban masa penjajahan dari sisi rakyat Indonesia, monumen ini juga dibuat untuk mengenang korban baik itu dari sisi tentara Jepang maupun tentara Indonesia dengan harapan jiwa mereka bisa mendapatkan ketenangan di alam baka. Makanya, monumennya diberi nama Monumen Ketenangan Jiwa.

Tapi, Eka juga menegaskan pentingnya melihat monumen ini tak hanya dari sisi luka sejarah.

“Kini saatnya kita menggeser narasi. Chinkon no Hi harus jadi simbol rekonsiliasi dan pembelajaran. Jepang dan Indonesia kini sudah berdamai sejak lama, bahkan jadi mitra strategis di banyak bidang,” tegas alumnus Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro itu.

Sayangnya, lokasi monumen yang jauh dari pusat kota dan nggak adanya papan penunjuk jalan bikin monumen ini seperti nggak diketahui keberadaannya, bahkan oleh warga Kota Semarang sendiri. Eka pun menyayangkan kondisi ini. 

“Monumen ini bukan hanya milik Jepang, tapi bagian dari sejarah kita juga. Menjaganya berarti menjaga ingatan bangsa,” jelasnya.

Dia pun mengusulkan agar pemerintah kota dan komunitas lokal lebih aktif merawat situs ini. Nggak sekadar membersihkan fisiknya, tapi juga memasukkan kisahnya dalam kurikulum lokal atau menjadikannya bagian dari wisata sejarah di Semarang.

“Anak-anak muda perlu tahu bahwa damai itu harus diperjuangkan. Kita belajar dari sejarah agar tak mengulang kesalahan yang sama,” tutupnya.

Agaknya, kita juga harus ikut merawat Monumen Ketenangan Jiwa alias Chinkon no Hi ini agar nggak sampai terlupakan, ya, Millens. Setuju? (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Kalau kamu main ke Pantai Baruna Kota Semarang, coba deh perhatikan jalanan sebelum menuju pantai tersebut. Di tepi Sungai Banjir Kanal Barat, ada sebuah monumen yang ada di semak-semak.

Monumen tersebut adalah Chinkon no Hi atau Monumen Ketenangan Jiwa.

Chinkon no Hi atau dalam Bahasa Indonesia bermakna Monumen Ketenangan Jiwa ini dibangun atas inisiatif Pemerintah Jepang. Untuk apa ya pembangunan monumen ini?

Cerita Chinkon no Hi, Monumen dengan Aksara Jepang di Kota Semarang

Ya, kamu nggak salah dengar. Salah satu teori paling liar sekaligus menghibur di internet muncul lagi lantaran ada banyak warganet yang belakangan menonton lagi film garapan Michael Bay yang dirilis pada 2001 tersebut.

Momen yang dimaksud terjadi pada menit ke-122 (atau dua jam dua menit). Di adegan tersebut, Jennifer Garner yang berperan sebagai perawat tengah menandai para prajurit luka usai serangan Jepang ke pangkalan militer Pearl Harbor di Hawaii.

Di tengah kepanikan dan suasana duka, seorang lelaki melintas di latar belakang. Gayanya, wajahnya, dan cara berjalannya sangat mirip dengan John McClane, karakter ikonik yang diperankan Bruce Willis, lengkap dengan kaus kaos putih kotor dan penuh luka.

Tapi benarkah itu Bruce Willis? Atau cuma orang mirip? Atau bahkan hasil editan?

Banyak warganet menduga karakter ini memang sengaja disisipkan secara digital ke dalam adegan tersebut. Gerakannya juga terlihat agak aneh dibandingkan orang-orang lain di sekitarnya. Kalau memang itu editan, pertanyaannya jadi makin besar: mengapa dan buat apa?

Sejumlah teori yang muncul dari warganet mengaitkan ini dengan hubungan antara Michael Bay dan Bruce Willis yang berkali-kali bekerja sama namun beberapa kali mengungkap ketidakcocokan. Saat syuting Armageddon (1998), kabarnya Bruce cukup kesal dengan gaya penyutradaraan Bay yang dikenal "berisik".

Bahkan, dalam sebuah wawancara tahun 2007, Bruce secara terang-terangan bilang nggak akan pernah mau kerja sama lagi dengan Bay.

“Seorang sutradara yang suka teriak nggak menciptakan suasana kerja yang menyenangkan,” katanya sebagaimana dinukil dari Yahoo&nbsp;(17/11/2023).

Menariknya, baik Bruce maupun Michael Bay nggak pernah mengonfirmasi keberadaan kameo John McClane tersebut. Tapi mereka juga nggak membantahnya. Hasilnya? warganet justru semakin liar berspekulasi.

Fenomena semacam ini memang bukan hal baru di dunia film. Namun yang bikin unik, Pearl Harbor dan Die Hard berasal dari genre film yang sangat berbeda. Yang satu film perang dengan basis kisah sejarah penuh drama, yang satu lagi film aksi ikonik penuh ledakan, tembak-tembakan, dan perkelahian. Tapi, ada kesamaan di antara keduanya, yaitu orang-orang yang terluka.

Kalau kamu penasaran, coba tonton ulang Pearl Harbor, khususnya di menit ke-122. Siapa tahu kamu juga melihat Bruce Willis muda yang memerankan John McClane, atau mungkin orang yang mirip dengannya, berjalan di latar belakang. Lalu, bandingkan sendiri dengan karakter McClane di film Die Hard. Lalu, apa pendapatmu, Millens? (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Bayangkan kamu lagi nonton film Pearl Harbor yang penuh adegan heroik dan emosional, lalu tiba-tiba... kamu merasa melihat wajah yang sangat familiar.

Seorang lelaki dengan tampang lelah, penuh luka, dan berjalan dengan pincang di latar belakang. Tunggu dulu, bukankah itu John MacClane dari film Die Hard? Kok bisa-bisanya masuk ke "universe" film lain?

Kalau menonton film 'Pearl Harbor', pada menit ke-122, coba deh cek laki-laki yang berjalan pincang di latar belakang, lalu cek dengan karakter John McClane dari film 'Die Hard'. Mirip nggak, atau malah itu sebenarnya orang yang sama?&nbsp;

Kala John 'Die Hard' McClane dari Masuk Universe Film 'Pearl Harbor'

"Ketidaksadaran para turis, baik lokal maupun asing, regulasi yang kurang spesifik, hingga pengelolaan sampah yang buruk di tempat wisata adalah tiga hal paling serius yang membuat 'limbah pariwisata' sulit dienyahkan," tutur lelaki 29 tahun yang acap membersamai para wisatawan di kisaran Magelang-Yogyakarta tersebut, Sabtu (28/6/2025).

Dia mengaku sedih setiap kali ada wisatawan asing yang bilang, "Tempatnya bagus, tapi sayang banyak sampah," saat melintas di sebuah lokasi wisata yang mereka kunjungi, yang menurutnya termasuk destinasi-destinasi unggulan di Jateng dan DIY.

"Menurut saya, keindahan tempat wisata itu bukan cuma tentang panorama atau atraksi yang ditampilkan. Kebersihan juga aset bagi sebuah tempat wisata yang bisa menjadi keunggulan," tegasnya. "Industri pariwisata di banyak negara setahu saya sudah punya kebijakan untuk menanggulangi sampah plastik; sebuah komitmen yang sepertinya belum lazim di negeri ini."&nbsp;

Sebagai bagian dari lingkaran industri pariwisata di Tanah Air, sedikit banyak Yudhi tentu paham apa yang sedang terjadi di negeri ini dan bagaimana dunia pariwisata di negara lain berkembang. 

"Saya suka lihat Vietnam yang sepertinya punya komitmen luar biasa untuk menanggulangi permasalahan ini," tutur lelaki yang mengaku telah beberapa kali traveling ke beberapa kota di Vietnam ini.&nbsp;

Yap, Yudhi nggak salah. Bukan hanya di Indonesia, permasalahan sampah sejatinya juga terjadi di berbagai belahan dunia, nggak terkecuali negeri jiran seperti Vietnam. Seperti negeri ini, Negeri Naga Biru juga sempat menghadapi tantangan besar serupa di dunia pariwisata, yakni sampah plastik. 

Namun, Vietnam sepertinya bergerak lebih cepat untuk mengatasinya. Dari resor hingga desa wisata, mereka mengubah perilaku dan regulasi untuk menjadikan sektor pariwisata bersih dan ramah lingkungan. Indonesia seharusnya meniru pendekatan ini dengan segera.

Saat ini, pariwisata bukan lagi soal atraksi dan fasilitas. Di Vietnam, kepedulian terhadap lingkungan mulai menjadi fondasi utama kebangkitan sektor pariwisata mereka.

Alih-alih mengabaikan limbah, mereka malah menetapkan target ambisius: bebas plastik sekali pakai pada 2030, termasuk sertifikasi ramah-sampah untuk hotel dan destinasi wisata.

Untuk mereduksi sampah plastik di berbagai tempat wisata di Vietnam, mereka melakukan cukup banyak hal. Berikut adalah beberapa di antaranya, yang dirangkum dari sejumlah sumber:

Sejak 2018, asosiasi pariwisata Vietnam VITA meluncurkan kampanye besar seperti "Pariwisata Vietnam Bersatu Kurangi Sampah Plastik".

Kini, tiga perempat anggotanya telah meningkatkan kesadaran ini, dengan target ambisius semua anggota wajib menghilangkan plastik sekali pakai pada 2030 

Pada 2023–2024, 60 bisnis di Ninh Bình dan Hoi An mengikuti program pengurangan plastik. Hasilnya: rata-rata pengurangan limbah hingga 35 persen, bahkan di Hoi An bisa turun hingga 64 persen dalam 3 bulan.

Kriteria bebas plastik diterapkan di hotel-hotel seperti Silk Sense Hoi An yang melatih staf dan mengganti produk sekali pakai. Hasilnya, mereka mampu mengurangi nggak kurang dari 80 ribu botol plastik dan 10 ton limbah selama setahun.&nbsp;

4. Keterlibatan komunitas dan pemerintah daerah

Di Ninh Bình, pengelola memanfaatkan perahu wisata untuk mengingatkan wisatawan agar nggak membuang sampah sembarangan. Hal ini menurunkan sampah area wisata hingga 60 persen.

Forum pariwisata hijau Vietnam 2024 menetapkan kerangka transformasi: reformasi teknologi, pengelolaan wisata berkelanjutan, dan pembangunan ekonomi hijau terintegrasi.

Komitmen dan Keterlibatan Pelaku Industri

Upaya untuk membersihkan dunia pariwisata dari sampah plastik yang mengganggu nggak bisa dilepaskan dari komitmen pelbagai pihak. Vietnam Tourism Association (VITA)&nbsp;menegaskan, keterlibatan pelaku industri sangat menentukan dalam keberhasilan upaya pengurangan sampah plastik.

“Partisipasi aktif dari pelaku industri pariwisata dalam mengurangi sampah plastik sangat penting untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan,” ujar Ketua VITA, Vu The Binh, pada Januari lalu, yang dikutip dari The Star, Sabtu (28/6/2025).

Hal itu salah satunya dibuktikan dari keberhasilan kota wisata warisan dunia Hội An yang mampu mengurangi limbah plastik dalam waktu singkat.

“Di Hội An, volume sampah plastik di hotel berhasil turun hingga 64 persen hanya dalam tiga bulan setelah kampanye dimulai,” terangnya.&nbsp;“Ini menegaskan, keterlibatan aktif pelaku industri pariwisata dalam mengurangi limbah plastik adalah kunci untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. ”

Langkah Vietnam membuktikan bahwa memajukan pariwisata tidak harus bertentangan dengan upaya menjaga lingkungan. Dengan kebijakan yang tegas, edukasi yang menyeluruh, serta keterlibatan semua pihak, negara itu mampu menurunkan volume sampah plastik secara signifikan di destinasi wisatanya.

Indonesia, yang juga memiliki kekayaan wisata luar biasa, perlu belajar dari Vietnam: bahwa daya tarik pariwisata akan makin kuat jika dibarengi dengan komitmen menjaga kebersihan dan keberlanjutan.

Menata sampah bukan hanya soal estetika, tapi juga tentang masa depan pariwisata yang berkelas dan berkelanjutan. Gimana menurutmu, Millens? (Siti Khatijah/E07)&nbsp;

Inibaru.id – Pantai atau pegunungan yang asri, menawarkan ketenangan, dan pemandangan yang molek adalah aset yang bisa mendatangkan devisa bagi negara melalui sektor pariwisata. Namun, seiring dengan grafik pertumbuhan wisatawan yang terus meningkat, kita menghadapi satu ancaman baru, yakni sampah plastik.

Yudhi Subhan, seorang pemandu wisata dari sebuah perusahaan tour and travel yang beroperasi di Jawa Tengah dan DIY mengungkapkan, kemolekan tempat wisata di pelbagai wilayah di Tanah Air memang acap "tertimbun" oleh sampah plastik.

Vietnam menata sektor pariwisata dengan serius lewat pengelolaan sampah plastik. Upaya ini menjadi pelajaran penting bagi Indonesia untuk membangun destinasi wisata yang bersih, berkelanjutan, dan bebas dari sampah.

Belajar dari Vietnam; Pariwisata Indonesia Harus Serius Urus Sampah

Desa Sumberahayu memang telah berkembang sebagai salah satu desa wisata unggulan di kawasan Kendal. Lokasinya strategis, berada di jalur yang menghubungkan Kendal dengan dua kawasan wisata terkenal, yaitu Gedong Songo dan Bandungan. Karena itulah, desa ini kerap jadi tempat persinggahan favorit bagi para wisatawan.

Salah satu warga Semarang yang mengaku takjub dengan pemandangan di Desa Sumberahayu adalah Yani. Kebetulan, pada Jumat, (27/6/2025) kemarin, dia melewati area tersebut karena ada keperluan di Boja dan kemudian melakukan perjalanan ke arah Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang.

"Dulu banget pernah lewat sini. Tapi kayaknya baru sekarang saya tahu ada semacam gardu pandang yang sudah dibeton ini. Kita jadi bisa mampir sebentar dan melihat pemandangan sawahnya sambil makan camilan. Seger banget!" ungkap Yani.

Yap, balkon beton atau gardu pandang itu memang jadi salah satu spot favorit di desa ini. Pemerintah desa lewat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Sumberahayu. Lokasinya ditempatkan persis di pinggir jalan, tepatnya di bagian atas tebing sehingga pemandangan yang bisa dilihat cukup lega.

Buat yang suka healing atau sekadar ingin rehat dari hiruk pikuk kota, suasana sejuk dan damai di desa ini tentu bakal bikin betah. Karena berada di lereng barat daya Gunung Ungaran, udara di pagi dan sore hari terasa sangat segar, bahkan bisa dibilang dingin. Kabut tipis yang sesekali menyelimuti persawahan justru jadi bonus pemandangan yang bikin suasana makin syahdu.

Nggak hanya itu, kalau kamu datang di waktu yang pas, bisa juga menyaksikan langsung aktivitas para petani, mulai dari membajak sawah dengan kerbau hingga panen padi. Pemandangan ini cukup langka bagi yang sudah tinggal di kota besar.

Selain Sumberahayu, desa-desa tetangganya seperti Pakis, Sriwulan, dan Gondang juga punya daya tarik tersendiri. Di Desa Pakis, misalnya yang hanya berjarak 1 kilometer dari Desa Sumberahayu, jalan utamanya benar-benar membelah sawah hijau yang cantik. Sementara di Gondang, ada air terjun tersembunyi yang cocok buat kamu yang suka eksplorasi alam.

Jadi, kalau kamu berencana jalan-jalan ke arah Boja, Bandungan, atau Gedong Songo, jangan cuma fokus ke tujuan utama. Luangkan waktu untuk mampir ke Desa Sumberahayu dan sekitarnya. Siapa tahu, tempat ini bisa jadi destinasi favorit barumu untuk rehat sejenak dari penatnya rutinitas. (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id - Kalau kamu tinggal di Semarang dan pengin menikmati pemandangan sawah cantik ala Ubud, Bali tapi mager menempuh perjalanan jauh ke Pulau Dewata, coba deh arahkan kendaraanmu ke arah barat, tepatnya ke Desa Sumberahayu di Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Nggak perlu waktu lama, hanya sekitar satu jam dari pusat Kota Semarang atau dari arah Kendal, kamu sudah bisa menikmati pemandangan sawah bertingkat yang memesona, lengkap dengan aliran sungai yang membelah hamparan sawah hijau tersebut. Sensasinya? Mirip banget sama pemandangan sawah cantik di Ubud. Bedanya, di sini kamu bisa menikmatinya tanpa harus bayar tiket pesawat atau kamar hotel untuk menginap.

Di Desa Sumberahayu, Limbangan, Kabupaten Kendal, kamu bisa menemukan 'view' sawah cantik ala Ubud, Bali. Untuk melihatnya, kamu tinggal datang ke sebuah taman atau gardu pandang yang sengaja disediakan pihak pemerintah desa.

Hamparan Sawah Hijau Cantik Rasa Ubud Bisa Kamu Temukan di Desa Sumberahayu, Kendal

Dalam proses pembuatan Aniwayang, Daud nggak bekerja sendiri, Millens. Melansir Opini, Jumat (27/6) dia dibantu oleh istrinya, Ricca Virria, serta kedua anak mereka, Carmen Nugraha yang berusia 10 tahun dan Hiro Nugraha yang masih berusia 5 tahun. Kehadiran keluarga kecil ini membuat proses kreatif terasa lebih hangat dan kompak.

O ya, alih-alih tampil penuh warna seperti animasi kebanyakan, Aniwayang justru memikat lewat sentuhan visual serba cokelat dengan latar kuning khas pertunjukan wayang kulit. Animasi ini menggunakan teknik boneka bayangan, lengkap dengan kayu yang menopang tokoh-tokohnya. Persis kan seperti wayang kulit yang dimainkan dalang?

Daud secara pribadi nggak menampik jika konsep Aniwayang terinspirasi dari seni tradisi wayang yang sudah mengakar kuat di Nusantara. 

"Jepang punya anime, Indonesia punya aniwayang," ungkap Daud melansir Desa Timun.

Lewat inovasi ini, dia berharap wayang nggak sekadar sejarah, tapi juga bisa menjadi karya kontemporer yang dekat dengan generasi muda.

Sejak kali pertama diluncurkan, Aniwayang telah mendapat sambutan positif. Beragam penghargaan berhasil diraih, termasuk predikat film animasi pendek terbaik di Festival Film Indonesia 2022 dan&nbsp;tampil di Kineko International Children’s Film Festival di Jepang pada tahun yang sama. 

Nggak berhenti sampai di situ, pada 2023, karya ini diputar di San Diego International Children’s Film Festival dalam gelaran ComiCon Amerika Serikat.

Eits, belum selesai, Aniwayang juga meraih penghargaan Special Jury Mention di Jaipur International Children’s Film Festival (ICFF) India 2024 dan berhasil ditonton lebih dari 4.500 anak.

Cerita dalam Aniwayang berpusat pada petualangan seru tiga bocah, Cila, Cili, dan Cilo. Sebagaimana anak-anak pada umumnya, mereka melakukan banyak kegiatan seru seperti bermain dan membuat aneka mainan. Kamu bisa banget menontonnya di Channel YouTube Desa Timun. Petualangan mereka dikemas dalam humor dan ringan untuk anak-anak.&nbsp;

Selain visual dua dimensi yang menampilkan tokoh hanya dari sisi samping, detail motif batik di setiap karakter menambah kuat nuansa lokal, lo.

Musik pengiringnya pun memakai gamelan tradisional, semakin menegaskan identitas budaya yang diusung. Menariknya, cara penyampaian cerita juga meniru gaya pertunjukan wayang kulit, bukan sekadar animasi digital biasa.

Saking bagusnya, Jepang yang notabene menjadi kiblat animasi mendubbing Aniwayang! Keren kan?&nbsp;

Yap, di tengah maraknya tontonan anak-anak yang serba modern, Aniwayang muncul membawa semangat baru dengan memperkenalkan budaya bercerita khas Indonesia lewat medium yang lebih akrab bagi anak-anak masa kini. Harapannya, animasi ini bisa jadi langkah sederhana untuk menjaga warisan budaya agar tetap hidup dan dicintai. Eh, kamu sudah nonton, Millens? (Siti Zumrokhatun/E10)&nbsp;

Inibaru.id - Wayang, salah satu kebanggaan budaya Indonesia yang tumbuh subur di Jawa dan Bali, sudah lama diakui UNESCO sebagai mahakarya dunia yang patut dilestarikan. Namun, seiring derasnya arus budaya asing seperti musik K-Pop dari Korea atau anime Jepang, eksistensi wayang kian tergerus. Generasi muda pun semakin asing dengan seni tradisi ini.

Fenomena ini mengusik hati Daud Nugraha, alumnus Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Teknologi Bandung. Berbekal kecintaannya pada budaya, Daud melahirkan gebrakan baru dalam bentuk karya sastra animasi bertajuk Aniwayang. Karya ini digarap di studio miliknya, Desa Timun, dan menjadi animasi wayang pertama di Indonesia.

Terinspirasi wayang kulit, Aniwayang hadir sebagai animasi unik karya Daud Nugraha. Lewat visual sederhana dan sentuhan gamelan tradisional, karya ini ingin mendekatkan budaya Indonesia kepada generasi muda.

Aniwayang, Animasi Wayang Pertama di Indonesia yang Gaet Hati Anak-anak

Layaknya di Owabong, sumber mata air dari Situ Tirta Marta masih
alami. Ditambah, lokasi kolamnya masih teduh karena banyak pepohonan. Saking
jernihnya air di sana, kamu bahkan bisa melihat ke dasar kolam yang punya
kedalaman bervariasi dari 50 sentimeter sampai 100 sentimeter tersebut.

Nggak cuma berenang atau main air, kamu juga bisa melakukan selfie di dalam Situ Tirta Marta. Tentu saja dengan syarat ada
gawai tahan air yang bisa kamu pakai, ya?&nbsp;Kalaupun nggak bawa,
tersedia fasilitas foto underwater yang bisa kamu pakai di sana.

Dengan
membayar Rp150 ribu, kamu bisa melakukan foto-foto di bawah air memakai
sejumlah property seperti sepeda motor dan televisi. Dengan biaya tersebut,
kamu bakal mendapatkan soft file foto-foto yang sudah diambil dan juga
pelampung.

Ada juga fasilitas lain yang bisa kamu gunakan, yaitu foto
natural dengan tarif Rp100 ribu. Fasilitas yang ini juga memungkinkanmu
mendapatkan soft file dalam bentuk foto maupun video, kok.

“Tempat bermain air yang murah meriah di Purbalingga.
Lokasinya nggak terlalu jauh dari kota dan jalannya masih oke. Airnya segar dan
jernih banget. Kalau mau sepi datang pas weekday pagi hari. Tempat
parkirnya luas jadi aman untuk mobil atau bus. Tersedia kamar mandi, toilet,
dan warung,” tulis salah seorang pengulas di Google yang datang ke Situ Tirta
Marta pada awal Desember 2024 ini.

O ya, soal harga tiket masuk, kini Rp7 ribu per orang, Millens.
Biaya parkirnya juga nggak mahal kok, yaitu Rp2 ribu untuk sepeda motor dan Rp3
ribu untuk mobil. Tapi, ingat ya, kalau kamu datang ke tempat yang buka dari
pukul 07.00 WIB sampai 17.00 WIB ini pas weekend, dijamin bakal ramai
oleh wisatawan.

Apapun itu, sepertinya Situ Tirta Marta Purbalingga bisa
jadi opsi yang menarik bagi wisatawan yang pengin bermain air dengan
pemandangan alam yang masih asri.&nbsp;(Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Nggak hanya Klaten yang kaya akan tempat
wisata air, Purbalingga juga. Selain Owabong yang sudah jadi jujugan wisatawan
dari berbagai wilayah, Purbalingga juga punya tempat wisata air lain yang nggak
kalah menarik. Salah satunya adaialah Situ Tirta Marta.

Berlokasi di Desa Karangcegak, Kecamatan Kutasari, Situ
Tirta Marta sudah eksis sejak 2015 lalu. Dari pusat kota Purbalingga,
perjalanan berkendara menuju ke tempat wisata ini nggak sampai 20 menit, Millens.

Pengin main air yang masih segar dan jernih? Datang saja ke Situ Tirta Marta Purbalingga. Apa saja ya yang bisa kamu mainkan di sana?

Serunya Wisata Air di Situ Tirta Marta Purbalingga

Selain bermain air, kamu juga bisa foto-foto di kolam yang
jernih dan rindang tersebut, Millens. Bahkan,
kamu juga bisa lo mengambil foto di dalam air, lengkap dengan kostum atau properti
menarik yang sudah disediakan pengelola.

Balik lagi ke cerita yang jadi dasar penamaan Umbul Kemanten
Klaten, Millens. Jadi, ceritanya dulu
ada sepasang calon pengantin yang hilang tatkala mau bertemu di umbul ini.

“Dulu kan masyarakat percaya banget dengan tradisi pingitan,
calon pengantin nggak boleh bertemu selama 40 hari sebelum acara pernikahan. Sayangnya
ada calon penganten yang melanggar aturan tersebut. Meski berjalan ke sana,
mereka nggak mampu melihat satu sama lain hingga keduanya kemudian menghilang,”ungkap
Koordinator Lapangan dari umbul tersebut Alwan Nugroho sebagaimana dilansir
dari Radarsolo, Minggu (19/5/2024).

Selain cerita rakyat ini, ada juga legenda lain terkait
dengan Umbul Kemanten, yaitu adanya sumpil alias siput berukuran kecil dengan
cangkang yang buntung di kawasan Umbul. Hal ini cukup aneh karena biasanya
siput yang ditemui di luar kawasan umbul memiliki cangkang yang runcing.

Kok bisa begitu? Konon, semua bermula dari masa kerajaan
kuno. Kala itu, Umbul Kemanten adalah pemandian keluarga raja. Nah, salah
seorang anak perempuan raja tanpa sengaja menginjak cangkang sumpil yang
runcing sampai berdarah. 

“Pokoknya di sekitar umbul atau mata air, siputnya
bercangkang tumpul. Jadi ceritanya dulu raja geram kaki putrinya berdarah
sampai mengutuk sumpil dan keturunannya di sini buntung cangkangnya,” lanjut
Alwan.

Menarik banget ya cerita legenda di Umbul Kemanten ini. O
ya, kalau kamu tertarik untuk piknik di sana, nggak perlu khawatir perlu
mengeluarkan banyak uang ya. Soalnya, tiket masuknya hanya Rp10 ribu saja per
orang. Tiket parkir kendaraannya juga hanya Rp3 ribu untuk sepeda motor dan Rp5
ribu untuk mobil.

Jadi, kapan nih kita main air di Umbul Kemanten Klaten, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Soal
wisata air, Klaten juaranya. Di sana, ada banyak umbul yang bisa kamu
kunjungi. Tapi, khusus untuk Umbul Kemanten, punya cerita yang menarik, Millens.

Umbul Kemanten bisa kamu temui di Jalan Janti Boto,
Kelurahan Ngunut, Kecamatan Tulung. Lokasinya sekitar 17,5 kilometer ke arah
utara dari Alun-alun Klaten. Di tempat wisata yang buka setiap hari buka dari
pukul 06.00 WIB sampai 18.00 WIB ini, kamu bisa main air di kolam yang nggak
terlalu dalam yang dihiasi dengan pepohonan berukuran besar.

Ada alasan mengapa nama Umbul Kemanten Klaten seperti itu. Seperti apa ya cerita legenda terkait dengan umbul ini?

Kisah Hilangnya Sepasang Pengantin di Balik Penamaan Umbul Kemanten Klaten

Di Kedung Winong, aliran sungai dibendung sehingga berbentuk
seperti kolam dengan kedalaman kurang lebih satu meter. Lantaran nggak begitu
dalam, anak-anak pun bisa bermain dengan aman di sana. Aliran airnya juga
cenderung tenang sehingga nggak akan bikin hanyut, Millens.

Kalau kamu bawa anak kecil, nggak usah khawatir. Di sana
juga ada persewaan ban yang bisa dipakai sebagai pelampung. Asalkan diawasi
dengan baik, anak bisa main dengan aman dan tenang dengan pelampung tersebut,
deh.

Kalau kamu nggak pengin nyebur, bisa juga kok hanya mencelupkan kaki ke dalam air. Kamu
juga bisa melakukannya sembari menikmati makanan atau minuman yang bisa kamu
beli di empat pelaku UMKM yang didirikan di situ.

“Airnya masih jernih, alami, dan dingin. Jadi rasanya segar.
Suasananya juga masih asri dan sejuk. Kalau capek main air, bisa ngopi atau
makan gorengan di gazebo yang sudah disediakan,” ungkap salah seorang
pengunjung Putri Indah.

Menurut warga RW 7 Bulusan yang mengelola tempat wisata ini,
Kedung Winong memang dijadikan objek wisata berkat peran serta swadaya
masyarakat setempat. Tapi, sejauh ini warga memilih untuk nggak mengenakan
tiket masuk bagi pengunjung. Artinya, kamu bisa main air di sana secara gratis.

“Yang kita tawarkan di sini wisata air dan juga makanan atau
minuman seperti rujak, pecel, gorengan, kopi, dan lain-lain. Ke depannya kita
bakal melakukan penataan lagi. Semoga saja nantinya bisa menambah spot selfie,”
ungkap Ketua RW 7 Fathurrahman sebagaimana dilansir dari Radarsemarang, Kamis (16/5/2024).

O ya, kalau kamu pengin ke Kedung Winong Tembalang, pastikan
nggak datang pas hari Senin karena pada hari itu, lokasi ini tutup. Sementara
itu, pada Jumat, Kedung Winong baru buka pukul 12.30 WIB. Nah, di hari lain,
kamu bisa datang ke sana mulai pukul 09.00 WIB, Millens. (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Karena
termasuk dalam salah satu kota terbesar di Indonesia, banyak orang yang
berpikir jika Kota Semarang nggak punya wisata alam yang cantik. Padahal, hal
itu nggak benar, lo. Soalnya, di kawasan pinggiran, ada banyak tempat wisata
alam yang menarik. Salah satu di antaranya adalah Kedung Winong Tembalang.

Lokasinya ada di Jalan Kedungwinong, Kelurahan Bulusan,
Kecamatan Tembalang. Dari kompleks kampus Universitas Diponegoro (Undip),
jaraknya hanya 4 kilometer, tepatnya nggak jauh dari Kompleks Perumahan Bukit
Kencana Jaya setelah turunan Sigar Bencah. Kalau dari Simpang 5, jaraknya
adalah 11,5 kilometer ke arah tenggara, Millens.

Karena ada embel-embel kedung, bisa dipastikan jika di lokasi
ini kamu bisa berwisata air. Realitanya, di Kedung Winong Tembalang, kamu bakal
menemui sungai yang masih jernih dan asri yang bisa kamu jadikan tempat
berenang, bermain air, atau sekadar bersantai di tepi sungai menikmati
pemandangan.

Siapa bilang Kota Semarang nggak ada wisata alam? Kalau kamu datang ke Kedung Winong Tembalang, bakal menemui lokasi wisata air yang masih asri dan segar, lo. Seperti apa sih tempat ini?

Segarnya Main Air di Kedung Winong Tembalang Kota Semarang

Sebagai informasi, butuh perjuangan menuju tempat ini. Berbekal peramban navigasi, saya menuju lokasi yang jalannya sama sekali belum pernah saya tapaki. Lokasinya memang nggak jauh dari pusat kota, tapi jalurnya ekstrem: berkelok dan naik-turun.

Setelah sekitar 15 menit menembus hutan dengan mengendarai sepeda motor, tibalah saya di Gubug Serut. Cukup bayar Rp 2.000 untuk parkir motor, saya bisa langsung masuk ke area wisata yang berada di Sungai Kaligarang itu.

Tempat ini cukup indah, udaranya segar, dan airnya jernih. Kalau pengin berenang, kamu bisa menyewa ban dengan biaya Rp 5.000. Terus, kamu juga bisa sekadar duduk-duduk di gubuk atau menuju semacam gardu pandang yang bisa ditempuh setelah kamu menyeberangi jembatan bambu.&nbsp;

Warga setempat mengatakan, Gubug Serut dikembangkan oleh sejumlah warga yang terdampak pandemi, salah satunya karena pemutusan hubungan kerja (PHK). Agar dapur tetap mengebul, mereka pun mendirikan tempat ini. 

Untuk keamanan, pihak pengelola bergantian mengawasi debit air agak jauh menuju hulu. Mereka berjaga-jaga, barangkali ada banjir bandang. Hm, semoga selaku aman!&nbsp;

Dalam hati, terbesit keinginan saya untuk sekadar bermain air atau bahkan berenang di sana. Namun, semua itu urung saya lakukan, tentu saja lantaran si Corona. 

Namun, saya puas bisa melihat tempat ini. Mungkin, ya, mungkin, akan datang kesempatan lain bagi saya ke Gubug Serut, kalau keadaan sudah lebih baik! (Triawanda
Tirta Aditya/E03)

Inibaru.id - Lokawisata air ini berada di Sungai Kaligarang, Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah. Masyarakat setempat menyebutnya Gubug Serut.&nbsp;

Belum lama ini, tempat wisata yang agaknya belum dikelola secara profesional itu viral di media sosial lantaran begitu banyak pengunjung yang bermain air di sungai berbatu tersebut. Di antara mereka, ada yang&nbsp;berenang, river tubing, hingga sekadar keceh atau berswafoto. Hampir setiap hari tempat ini gagal sepi.

Yap, selalu ramai! Bahkan, ketika saya menyambanginya pada sebuah sore di kala&nbsp;weekday, Gubug Serut tetap dipenuhi pengunjung. Puluhan, bahkan mungkin ratusan orang menyambanginya. Dalam benak saya, gimana jaga jarak dilakukan? Ha-ha.&nbsp;

Sempat ramai di media sosial, sebuah lokawisata sungai berbatu yang begitu sesak pengunjung. Warga setempat menyebutnya Gubug Serut. Seberapa menarik?&nbsp;

Murah! River Tubing Tak Lebih dari Rp 10 Ribu di Wisata Viral Gubug Serut

Inibaru.id - Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, memiliki objek wisata berupa waduk buatan yang indah banget. Nggak cuma untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), waduk yang membendung Kali Gede atau Kali Medono dan beberapa sungai kecil lainnya ini pas banget untuk jadi tujuan wisata.
Waduk Wadaslintang berada di perbatasan dua kabupaten, yakni Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo; dan Kecamatan Padureso, Kabupaten Kebumen. Jika akan ke sana, kamu bisa menempuh perjalanan dari Wonosobo maupun Kebumen.
<img src="https://ksmtour.com/media/images/articles12/waduk-wadaslintang-jawa-tengah.jpg" alt="" />
<code>Pesona Waduk Wadaslintang. (Ksmtour)</code>
Ada dua pilihan jalur jika kamu memutuskan untuk memulai dari pusat kota Kebumen. Pertama, melalui jalur Kewedusan dengan jalan yang berliku dan membutuhkan kewaspadaan yang tinggi tapi cukup pendek. Kedua, jalur Prembun yang landai dan kondisi jalan yang lebih baik tapi jarangnya lebih panjang.&nbsp;&nbsp;
Salah satu alasan kenapa kamu kudu datang ke sana adalah hawa sejuk dan panorama pegunungan di kawasan itu. Bayangkan saja, di sana kamu bisa duduk-duduk saja, mendayung perahu bahkan mendirikan tenda di sekitaran waduk.
Hamparan air yang luas serta latar belakang Gunung Sindoro dan Sumbing dijamin bakal memanjakan mata kamu, Millens. Mm, hanya bisa datang dan duduk-duduk? Tentu saja nggak. Satu kegiatan yang sebaiknya kamu jajal di Waduk Wadaslintang adalah memancing.
<img src="https://instagram.fprg2-1.fna.fbcdn.net/vp/3f1802e2a597d45e3a0dadf897a35528/5D055A63/t51.2885-15/e35/41496826_297159507749006_2205124033257668608_n.jpg?_nc_ht=instagram.fprg2-1.fna.fbcdn.net&amp;se=8&amp;ig_cache_key=MTg2NjgxNDgwMzgyNzYxODcyNQ%3D%3D.2" alt="" />
<code>Waduk Wadaslintang pada sore hari. Indah, ya? (Instagram/maerdeke_official)</code>
Waduk yang mulai beroperasi pada 1988 itu mempunyai beragam jenis ikan, di antaranya ikan nila, mas, kampala, gabus, tawes, gurame dan lainnya. Salah satu yang menjadi favorit para pemancing adalah ikan nila babon atau nila dengan ukuran yang besar.
Melimpahnya ikan di sana nggak cuma membuat para pemancing senang. Lebih dari itu, ikan di dalam waduk itu juga merupakan sumber penghidupan sebagian warga sekitar. Mereka membudidayakan ikan dengan sistem karamba yang dikerjakan secara profesional.
Selepas memancing, sempatkanlah berfoto di Lubang Sewu. Masih di area Waduk Wadaslintang, Lubang Sewu adalah sekumpulan batu cadas yang berlubang dan memiliki tekstur yang unik. Batuan yang cuma ada di Wadaslintang itu sungguh menakjubkan karena tersusun rapi secara alamiah.
<img src="https://instagram.fprg2-1.fna.fbcdn.net/vp/f8cb3098fd83d055b0ba77cc7505fd2a/5D04A204/t51.2885-15/e35/42680591_2208579646092856_921106644874559488_n.jpg?_nc_ht=instagram.fprg2-1.fna.fbcdn.net" alt="" />
<code>Bebatuan Lubang Sewu di Waduk Wadaslintang, Wonosobo. Instagenik, nih! (Instagram/maerdeke_official)</code>
Oia, kamu bisa melihat keindahan Lubang Sewu ini cuma pada saat musim kemarau atau saat debit air menyusut ya, Millens.
(Baca Juga: <a href="/adventurial/eloknya-lubang-sewu-di-waduk-wadaslintang-wonosobo" target="_blank">Eloknya Lubang Sewu di Waduk Wadaslintang Wonosobo</a>)
Kamu tertarik mengunjungi waduk yang dikelilingi bukit dan gunung di akhir pekan ini? Ayok, gaspol! (IB20/E03)

Hobi memancing kamu akan tersalurkan saat datang ke Waduk Wadaslintang. Kamu juga bakal puas menghirup udara segar ditambah menikmati uniknya bebatuan Lubang Sewu. 

Memancing di Wadaslintang Wonosobo, Dapat Ikan Berbonus Pemandangan yang Eksotik

Inibaru.id - Kota Tegal menjadi salah satu kota tersibuk di Jawa Tengah selama arus mudik dan balik Lebaran. Nggak hanya karena banyak makanan enak di sana, kota bahari tersebut juga memiliki sejumlah tempat wisata yang diburu pemudik yang kebetulan lewat pantai utara (pantura) Jateng. Salah satunya adalah Pantai Alam Indah (PAI).
Berada di Kelurahan Mintaragen, Kecamatan Tegal Timur, PAI nggak kalah menariknya dengan lokawisata lain di Tegal. Selain lokasinya yang hanya berjarak sekitar 500 meter dari jalur utama pantura, pantai itu cocok sebagai tujuan wisata keluarga. Kamu juga bisa romantis-romantisan bareng pasangan sembari menikmati sunrise-sunset&nbsp;di pantai tersebut.
<img src="https://sangnanang.files.wordpress.com/2018/01/img_20171227_093332_hdr.jpg?w=640&amp;h=480" alt="" width="777" height="583" />
<code>Pantai Alam Indah. (sangnanang.com)</code>
Mengutip tempatwisataindonesia.id (9/6/2017), PAI mempunyai hamparan pasir hitam yang landai dengan ombak yang relatif tenang. Jadi, membawa anak kecil ke tempat ini tentu nggak cukup aman, Millens. Eits, tapi tetap hati-hati ya, jangan terlalu jauh ke tengah laut.
Nggak hanya pantai, kamu juga bisa merasakan semilirnya angin laut di anjungan pantai yang menjorok ke laut. Anjungan ini cukup instagramabel, loh. Jadi, siapkan kameramu! Atau, kalau nggak suka berswafoto, kamu juga bisa memancing di sini., tapi bawa alat pancing sendiri ya!
<img src="http://wartabahari.com/wp-content/uploads/2017/05/gggg-1024x683.jpg" alt="" />
<code>Sunset di PAI. (wartabahari.com)</code>
Kurang puas hanya di pantai? Kamu bisa menyewa&nbsp;perahu dari para nelayan di sana lalu menyelam dangkal alias snorkeling nggak jauh dari bibir pantai.
PAI juga menyediakan Waterboom Poci yang letaknya nggak jauh dari bibir pantai. Ada juga Museum Dirgantara yang berada hanya sepelemparan batu dari bibir pantai. Museum ini terbilang unik karena memajang koleksinya di alam terbuka laiknya pameran.
<img src="https://chemistryofray.files.wordpress.com/2014/05/p5020800.jpg" alt="" />
<code>Pantai Alam Indah. (chemistryofray.wordpress.com)</code>
Untuk memasuki kawasan PAI kamu cukup membayar tiket masuk sebsa Rp 5.000 per orang. Gerbang objek wisata ini berada tepat di jalur pantura Jalan Yos Sudarso, Kota Tegal, tepatnya di sebelah timur pelabuhan Tegal. Nggak bakal sulit mencarinya! Selamat berlibur, Sobat Millens!&nbsp;(IB05/E03)

Menjadi salah satu tujuan wisata bagi mereka yang mudik ke Tegal, Pantai Alam Indah nggak hanya menawarkan pemandangan pantainya yang indah. Di sana kamu juga bisa menikmati wisata lainnya. Apa saja itu?

Serunya Berwisata ke Pantai Alam Indah Tegal

Inibaru.id - Wisata pemacu adrenalin mungkin sesekali perlu kamu coba untuk liburan Lebaran kali ini. Yeah, biar&nbsp;habis merayakan Lebaran badanmu nggak jadi&nbsp;lebaran,&nbsp;sih. Ha-ha. Nah, bicara tentang petualangan, berwisata river tubing, rafting, hingga body rafting&nbsp;kayaknya bakal mengasyikkan ya, Millens.
Di Jawa Tengah, ada banyak tempat yang bisa kamu jadikan pilihan, salah satunya Kedung Sipingit di Kabupaten Pekalongan. Nama kerennya Black Canyon. Dikutip dari&nbsp;pesonawisatapekalongan.blogspot.com (25/5/2018), Black Canyon berada di Desa Kayu Puring, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan.
<img src="https://ksmtour.com/media/images/articles21/kedung-sipingit-jawa-tengah.jpg" alt="" />
<code>Kedung Sipingit alias Black Canyon. (ksmtour.com)</code>
Lokawisata air itu menyediakan sejumlah aktivitas seru seperti river tubing&nbsp;dan body rafting di Sungai Welo. Arus sungai tersebut memang terbilang deras. Airnya jernih, membuat sungai tampak hijau kebiruan. Sementara, dinding sungai berkelok-kelok&nbsp;itu berupa dinding tinggi dari batu kali yang berwarna kehitaman.&nbsp;Inilah yang membuat tempat itu dijuluki black canyon.
Kamu cukup merogoh kocek sekitar&nbsp;Rp 75 ribu per orang untuk berwisata di Black Canyon. Paket wisata itu sudah termasuk&nbsp;kendaraan ke start point&nbsp;pergi-pulang,&nbsp;welcome drink di basecamp&nbsp;"Weloriver", makan siang, dokumentasi, safety tools (helm dan jaket pelampung), sertifikat, dan guide atau instruktur. Cukup lengkap, bukan?
<img src="https://1.bp.blogspot.com/-CnJqv13JyJk/Vop-bzcOrAI/AAAAAAAAADQ/Wnn2gFp3EcI/s1600/IMG_8795-01.jpeg" alt="" />
<code>Kedung Sipingit alias Black Canyon. (iyakan.com)</code>
Oya, demi keamanan, selama perjalanan kamu wajib ditemani guide,&nbsp;ya. Ini karena rute Black Canyon cukup sulit dan tempatnya juga terbilang masih alam bebas. Situasi itu akan kian berbahaya saat hujan turun, karena kiriman air yang besar bisa tetiba masuk ke kedung.
Kamu bisa menikmati wisata trip tubing di Black Canyon dengan rombongan minimal lima hingga maksimal 20 orang. Selama empat jam "hanyut" di sungai, kamu akan diajak menikmati keindahan Sungai Welo yang memesona. Kamu juga akan disambut hutan hijau nan rindang di sepanjang pinggiran sungai. Sejuk, segar, sekaligus menegangkan!&nbsp;
<img src="https://ampuhkurniawan.files.wordpress.com/2015/11/kedung-pitu-2.jpg?w=900" alt="" width="884" height="653" />
<code>River tubing di Black Canyon. (ampuhkurniawan.wordpress.com)</code>
Untuk mencapai Black Canyon, kamu bisa&nbsp;menempuh perjalanan sejauh 1,5 jam dari pusat kota&nbsp;ke arah selatan hingga menemukan&nbsp;gapura selamat datang ke ekowisata Petungkriyono. Selanjutnya, kamu harus menempuh perjalanan sekitar lima kilometer menuju Desa Kayu Puring hingga menemukan gang dengan spanduk&nbsp;bertuliskan &rdquo; Selamat datang di RIVER TUBING Weloriver&rdquo;.
Kalau masih kebingungan, kamu bisa tanya penduduk sekitar ya, Millens. Sudah nggak jauh, kok dari spanduk tersebut.&nbsp;
<img src="https://www.dinporapar-pekalongankab.web.id/source/10156135_1649927091909323_1393957235337407955_n.jpg" alt="" />
<code>Tubing di Black Canyon. (dinporapar-pekalongankab.web.id)</code>
Nah, kalau sudah siap menguji nyali, segera datang ke sana dan nikmati keseruan wisata air di Black Canyon! Tetap jaga keselamatan ya! (IB05/E03)

Selain objek wisata populer Green Canyon di Pangandaran, Black Canyon di Pekalongan juga menyuguhkan keindahan alam bebasnya yang nggak kalah keren. Di Black Canyon, kamu bisa menguji nyali dan memacu adrenalin di tengah alam bebas yang memesona. Tertarik?

Uji Nyalimu di Black Canyon Pekalongan

Inibaru.id &ndash; Kepulauan Karimunjawa di Jepara, Jawa Tengah, adalah surga bagi para pencinta suasana pantai dan laut. Nah, Pulau Geleang adalah salah satu primadonanya. Kendati terhitung pulau kecil,&nbsp;pulau berpasir putih itu&nbsp;menjadi salah satu lokawisata di Karimunjawa dengan pemandangan palingkeren. &nbsp;
Mengutip Piknikasik.com, Geleang hanya memiliki luas daratan sekitar 24 hektare. Meski demikian, pesona alamnya jauh melampaui ukurannya yang mini. Hampir tiap hari pulau tersebut ramai dikunjungi pengunjung.
Menawarkan panorama yang indah dan menawan dengan pantai pasir putihnya yang cantik dan bersih, siapa yang nggak tergoda untuk mengunjunginya? Air lautnya juga jernih dengan jajaran pohon kepala dan cemara yang rindang di sekeliling pulau.
<img src="https://cdn.idntimes.com/content-images/community/2018/04/karimun-7-2-43939e943faf5eda823c6fb6716dcb90.jpg" alt="" />
Ayunan di Pulau&nbsp;Geleang yang biasa menjadi spot foto wisatawan. (idntimes.com)
Berkunjunglah saat air laut tengah surut, karena akan ada pantai landai yang seluas lapangan sepak bola di tempat itu.&nbsp;Kamu bisa berpuas-puas bermain di pantai putih di sana.
Di pulau yang berada di sebelah sisi barat Pulau Karimunjawa itu, banyak aktivitas liburan dan bersantai yang bisa kamu lakukan. Kamu bisa berjemur (tanning), bermain pasir pantai, berswafoto dengan latar pemandangan yang kece, atau berenang di tepian pantai yang cukup dangkal.
Selain itu, bagi kamu yang hobi memancing, ada spot memancing yang memungkinkanmu memperoleh&nbsp;ikan yang cukup besar. Kemudian, untuk kamu&nbsp;yang suka menyelam atau snorkeling, ada banyak spot terumbu karang di sekeliling pulau dengan biota lautnya yang masih alami.
<img src="http://2.bp.blogspot.com/-yqW-8ksb5XU/VRLD1i_xoZI/AAAAAAAAAAg/rEGVH76sPOc/s1600/IMG_1250-LR2.jpg" alt="" />
Pulau "mini" di Kepulauan Karimunjawa yang ramai dikunjungi wisatawan. (httpkarimun.blogspot.co.id)
Eits, tapi kamu perlu berhati-hati saat mengeksplorasi Geleang, karena masih banyak ikan pari di perairan dangkal pulau tersebut&nbsp;yang. Sebagai informasi, ikan pari memiliki sengatan beracun yang cukup berbahaya buatmu.
Santap Seafood
Puas berjalan-jalan di Geleang, paling engak menikmati santap siang, atau bisa berbuka kalau berkunjung pas Ramadan, dengan&nbsp;seafood yang dimasak&nbsp;barbeque atau ikan bakar sembari bersantai di bawah rindangnya pepohonan. Hm, terdengar seru, bukan?
<img src="https://irvanadamblog.files.wordpress.com/2016/03/82504-barbequekarimunjawa.jpg" alt="" />
Membakar ikan di Pulau Geleang. (irvanadamblog.wordpress.com)
Kalau sehari di Geleang nggak cukup memuaskanmu, kamu bisa kok membawa tenda dan berkemah di sana. Ada sumur yang menyediakan air tawar di pulau tersebut.&nbsp;Fasilitas toilet di tempat itu juga cukup memadai. Namun, ingat, jangan lupa menyewa kapal untuk perjalanan pulangmu nantinya.
Untuk menuju Geleang, kamu bisa menggunakan kapal wisata dari pelabuhan rakyat di Karimunjawa dengan waktu tempuh sekitar 1-1,5 jam. Namun, sebelum pergi, kamu harus mempertimbangkan kapan waktu yang tepat untuk berkunjung ke sana, karena Geleang hanya bisa dikunjungi ketika musim kemarau atau musim timur, yakni saat arah angin berasal dari timur.
Pada musim kemarau dan musim timur, curah angin dan ombak sedikit terhalang bukit atau gunung di Pulau Karimunjawa. Sementara, pada musim hujan atau musim barat (arah angin berasal dari barat), kapal harus melawan angin dan ombak laut. Ini akan menyulitkan kapal menuju Geleang sekaligus berbahaya bagi keselamatan penumpangnya.
<img src="http://piknikasik.com/wp-content/uploads/2017/10/pulau-geleang-karimunjawa.jpg" alt="" />
Pulau Geleang.&nbsp;(Piknikasik.com)
Well, jika kamu ingin mencari suasana pulau yang nggak terlalu luas sehingga bisa kamu jelajahi, Geleang bakal cocok untukmu. Jadi, mumpung masih musim kemarau, yuk bikin rencana perjalananmu! (IB05/E03)

Hampir semua pulau di Karimunjawa menyimpan eksotismenya masing-masing, nggak terkecuali Pulau Geleang. Kendati termasuk kecil, pulau yang berada di sisi barat Pulau Karimunjawa itu memiliki pesona yang bakal bikin kamu nggak akan melupakannya. Apakah itu?

Geleang, Pulau Kecil di Karimunjawa yang Penuh Pesona

&nbsp;Inibaru.id -&nbsp;Selain bisa menyambangi berbagai pantai di Jepara yang berpasir putih lagi lembut, kini liburan&nbsp;Millens&nbsp;akan bertambah seru dengan datang ke Jepara Ourland Park (JOP). Ssst.. Percaya nggak kalau JOP merupakan wahana air (waterpark&nbsp;) terbesar dan terlengkap di Jawa Tengah? Wah, jadi makin penasaran kan?
Berada pesisir pantai Mororejo, Desa Mororejo, Kecamatan Mlonggo, JOP memiliki luas sekitar 11 hektare dan bisa menampung hingga 20 ribu pengunjung. Di sana, kamu bisa menemukan banyak pilihan wahana permainan dari anak-anak hingga dewasa. Berbagai wahana permainan laut atau olahraga air juga bisa banget kamu jajal. Saking banyaknya, bisa-bisa seharian nggak cukup buat mencoba semuanya, lo.
<img src="http://jeparaourlandpark.co.id/wp-content/uploads/2018/04/29088896_576318939396523_3027591943816216576_n.jpg" alt="" />
Jepara Ourland Park.&nbsp;(Jeparaourlandpark.co.id)
Mengutip&nbsp;tribunwisata.com&nbsp;(15/9/2016), JOP memiliki keunikan yang berbeda dengan wisata wahana air lainnya. Arsitektur bangunannya merupakan hasil perpaduan gaya Eropa dan Timur Tengah. Jadi nggak salah kan kalau JOP sering disebut sebagai Istana Aladin. Wah, cocok banget nih buat para penggila selfie.
Selain arsitektur bangunan yang unik, kamu juga bisa memilih beberapa dari 36 slide waterpark yang tersedia.&nbsp;Sobat Millens&nbsp;juga akan kesengsem dengan aneka wahana permainan di JOP. Mulai dari kolam arus, bom-bom car, flying elephant, komedi putar, kora-kora, outbond hingga kereta mini.
Tapi kalau kamu suka permainan yang menantang adrenalin, kamu bisa menjatuhkan pilihan pada&nbsp;flying fox, paint ball,&nbsp;dan&nbsp;go kart.&nbsp;Mau permainan air agak ekstrim? Banyak kok! Coba saja&nbsp;water jetpack, flying kite, jetski hingga&nbsp;banana boat&nbsp;dan lain-lain. Komplit kan?
<img src="http://www.rumahkayujepara.co.id/wp-content/uploads/2017/09/Tiket-Jepara-Ourland-Park.jpg" alt="" />
Jepara Ourland Park. (Rumahkayujepara.co.id)
Oya, kolam renang di JOP juga lengkap, lo. Tersedia untuk semua umur mulai dari balita, anak-anak sampai orang dewasa. Bahkan ada kolam renang yang memiliki penjaga khusus lantaran ukurannya berstandar olimpic. Oleh karena itu, anak-anak dilarang masuk.&nbsp;
Kamu pun bisa bermain ke pantai karena JOP terhubung langsung ke Pantai Mororejo. Nggak usah khawatir harus bayar kalau mau masuk JOP lagi. Petugas akan memberi cap di tanganmu agar bisa masuk lagi secara gratis. Di pantai, kamu kamu bisa mencoba jetski,&nbsp;banana boat&nbsp;atau naik perahu ke Pulau Panjang.
<img src="https://jeparaourlandpark.co.id/wp-content/uploads/2018/04/Lazy-River-1.jpg" alt="" />
Jepara Ourland Park. (jeparaourlandpark.co.id)
Adapun fasilitas lainnya juga lengkap, seperti tempat ibadah mushola, locker room, parkir, toilet, kamar mandi, kios suvenir,&nbsp;sky lounge, function hall, ship cafe, rental gazebo, panggung hiburan,&nbsp;mini shop, dan juga rental sepeda. Wih, lengkap sekali bukan?
Eits, meskipun berada di pesisir pantai utara Jawa Tengah, JOP nggak terasa panas. Pasalnya, banyak pepohonan rindang yang ditata dengan apik. Jadi kamu bisa tetap merasakan suasana yang sejuk dan nyaman. Asyik bukan?
<img src="https://explorewisata.com/wp-content/uploads/2018/03/serunya-menikmati-wahana-jepara-ourland-park.jpg" alt="" />
Jepara Ourland Park. (Explorewisata.com)
Ingin berlibur ke JOP? Buka setiap hari mulai pukul 09.00-17.00 WIB, harga tiket masuk ke JOP bervariasi. Pada weekday, kamu cukup merogoh kocek Rp 60 ribu per orang untuk tiket reguler dan Rp 85 ribu untuk tiket terusan. Sedangkan pada weekend, Rp 75 ribu per orang untuk tiket reguler dan Rp 100 ribu untuk tiket terusan. Lumayan terjangkau ya!
Lokasinya JOP cukup mudah diakses. Sesampainya di Jepara, papan penunjuk jalan menuju JOP bisa dengan mudah ditemukan. Arahnya sama kalau kamu ke Pantai Bandengan, hanya saja nanti di persimpangan ambil arah ke kanan. Bagaimana, kamu sudah siap merasakan serunya bermain di JOP? &nbsp;(IB05/E05)

Liburanmu di Jepara sepertinya bakal kurang lengkap kalau belum ke Jepara Ourland Park. Dinobatkan sebagai wahana air terbesar dan terlengkap se-Jawa Tengah, kamu bakal dimanjakan dengan beraneka wahana permainan dan fasilitasnya.

Keseruan Bermain di Jepara Ourland Park

Inibaru.id &ndash; Kabupaten Jepara terkenal dengan wisata pantainya yang berpasir putih dan indah. Salah satunya Pantai Bandengan. Dinamai Bandengan lantaran letaknya yang berada di&nbsp;Desa Bandengan, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Dari pusat kota, pantai berpasir putih tersebut berjarak sekitar tujuh kilometer.
Menjangkau Pantai Bandengan tidaklah sulit. Aksesnya cukup mudah. Baik kendaraan kecil maupun besar, semisal bus, bisa menjangkau pantai tersebut.&nbsp;Ombaknya yang nggak terlalu besar membuat Pantai Bandengan cukup aman buat berenang atau sekadar bermain air di tepi pantai. Apalagi di sana banyak permainan air yang bisa kamu jajal. Jetski, banana boat, water flying fish, dan water jetpack adalah di antaranya.
Dikutip dari penawisata.com (10/10/2017), fasilitas di Pantai Bandengan bisa dibilang sudah cukup lengkap. Ada penyewaan ban renang, musala, saung atau gazebo, toilet, area pembilasan badan, juga tempat penitipan barang. Oya, di sana juga terdapat banyak restoran dan pusat oleh-oleh yang bisa memuaskan hasrat kamu berburu kuliner.
<img src="https://abdullahhatta.files.wordpress.com/2013/08/img_5577.jpg" alt="" />
Pintu masuk Pantai Bandengan. (Abdullahhatta.wordpress.com)
Kalau kamu pengin menginap, tenang saja, banyak hotel dan penginapan di sekitar Pantai Bandengan yang bisa kamu pilih sesuai bujet. Hm, jadi bisa berlama-lama di sana, kan? Biasanya Pantai Bandengan ramai dipadati pengunjung pada hari libur, Millens. Jadi, kamu bisa mengatur waktu yang tepat untuk berkunjung tuh.
Pantai Bandengan juga merupakan gerbang menuju Pulau Panjang dan Pulau Karimunjawa yang terkenal akan keeksotisannya. Selain di Bandengan, kamu juga bisa menyewa perahu untuk menyeberang ke Pulau Panjang, atau lebih&nbsp;jauh lagi ke Karimun Jawa yang jauh lebih keren pantainya.
Asal Mula Bandengan
Lebih dikenal sebagai Pantai Bandengan, pantai paling dikenal di Jepara selain Pantai Kartini ini sejatinya punya nama lain, yakni Pantai Tirto Samudro. Namun, masyarakat setempat merasa lebih mudah menyebutnya dengan nama Pantai Bandengan. Gimana asal mula nama Bandengan?
Konon, zaman dahulu, Amir Hasan, putra dari Sunan Muria sempat diperintahkan untuk merantau dan memperdalam ilmu agama ke Pulau Karimunjawa. Saat tiba di pantai, dia dan para pengikutnya melihat banyak banget ikan bandeng. Maka, dinamailah pantai tersebut Pantai Bandengan, seperti ditulis tempatwisatasekitar.blogspot.com (20/1/2017). Sayangnya nggak ada sumber yang pasti mengenai kisah itu.
Oya, mulai 1987 pengelolaan Pantai Bandengan sudah diambil alih oleh Pemerintah Kabupaten Jepara. Meski begitu, pemkab Jepara tetap mengutamakan warga sekitar untuk dapat bekerja di pantai itu. Wah, jadi tetap seimbang ya.
<img src="http://indonesiaexplorer.net/wp-content/uploads/2014/08/foto-pantai-bandengan-jepara.jpg" alt="" />
Pantai Bandengan. (Indonesiaexplorer.net)
Untuk berkunjung ke sana, kamu cukup merogoh kocek sebesar Rp 5.000 pada hari biasa. Sedangkan pada akhir pekan, kamu harus membayar Rp 7.000. Terjangkau, bukan?
Hm, menikmati sepoi-sepoi angin Pantai Bandengan sambil bermain di lembutnya pasir putih. Semakin syahdu saat kamu bisa menyaksikan matahari terbenam di sana. Nah, tunggu apa lagi? Yuk sempatkan piknik ke Pantai Bandengan! (IB10/E03)

Angin sepoi-sepoi, bau laut yang khas, dan lembutnya pasir putih. Duh, liburan di pantai memang mengasyikkan ya, Millens. Seperti liburan di Pantai Bandengan ini.