BerandaPasar Kreatif
Minggu, 24 Mar 2018 08:10

Dari Tegal ke Berbagai Pertandingan Bulu Tangkis Dunia

Shuttlecock. (Panturabisnis.com)

Kalau berkunjung ke Tegal, yuk coba tengok sentra penghasil kok atau shuttlecock di sana. Tegal dipenuhi produsen kok yang dipakai pada berbagai ajang bulu tangkis dunia.

Inibaru.id –  Bulu tangkis masih menjadi olahraga andalan Indonesia. Nah, tahu nggak, Indonesia punya banyak produsen shuttlecock atau kok yang digunakan dalam permainan bulu tangkis? Bahkan, kualitas kok yang diproduksi nggak kalah dengan kualitas kok dari negara lain. Hebat!

Mengutip bisnisukm.com, bisnis yang dilakukan secara turun-temurun ini sudah mencapai 210 unit usaha kecil dan menengah serta 10 unit perusahaan besar. Sebagian usaha yang berada di Kota Tegal, Jawa Tengah tersebut adalah PT Gajahmada di Jalan Gajahmada, PT Sinar Mutiara di Jalan Kapten Sudibyo, PT Mido di Jalan Udang, PT Tora Sakti Indotama dan PT Garuda Budiono Putra.

Yup, industri kok di Kota Tegal memang berbeda dari industri di beberapa daerah lain seperti Solo. Solo sejak awal dikenal sebagai produsen kok dari bulu ayam, seperti ditulis laman shuttlecock.info (2/3/2017). Sementara, warga Tegal memproduksi kok dari bulu itik dan angsa. Nah, kok dari bulu angsa ini merupakan standar internasional, lo.

Baca juga:
Menggosok Tempurung Kelapa, Mencipta Kerajinan Unik
Menangguk Untung dari Pohon Surgawi

Yang lebih menarik, Kota Tegal juga mempunyai sentra penghasil kok. Sentra tersebut berada di Kelurahan Lawatan, Kecamatan Dukuhturi. Di desa tersebut, para warga juga memelihara itik-itik untuk diambil bulunya. Maka, kalau kamu ke tempat ini, kamu bakal menemukan warga yang sedang asyik membersihkan bulu di sungai atau menjemur bulu-bulu di bawah sinar matahari.

Sementara, untuk memenuhi kebutuhan bulu angsa, para warga membeli bulu angsa dari daerah lain di Indonesia, khususnya Jepara. Menurut djarumbadminton.com (14/2/2016), gabus yang dipakai sebagai penampang bulu bahkan juga diimpor dari Portugal dan Spanyol.

Mengutip merdeka.com (13/1/2017), bulu-bulu tersebut dibersihkan terlebih dahulu dan direndam dengan pemutih atau soda api selama beberapa jam. Lalu, bulu dibilas dan dikeringkan. Setelah itu, bulu-bulu dirapikan dan dicetak dengan alat pon. Jika setelah dicek masih ada bagian yang belum sempurna, kok akan dirapikan dan dibersihkan secara manual. Proses dilanjutkan dengan memasang 16 bulu pada dudukan kepala dari gabus. Jumlah ini juga disesuaikan dengan standar internasional. Terakhir, susunan itu dikaitkan dengan benang dan lem. Jadi, deh, kok yang kuat dan nggak gampang rusak!

Baca juga:
Kurcaci Bonggol Bambu Unik dari Blora
Dari Bahan Baku Bekas, Industri Kuningan Juwana Suguhkan Beragam Karya

Nggak dimungkiri, problematika cuaca masih jadi kendala dalam memproduksi kok. Jika cuara nggak cerah, proses penjemuran sulit dilakukan. Kendati demikian, rata-rata para pengrajin di Desa Lawatan sanggup memproduksi 12.000 kok per hari.

Wah, banyak sekali, ya. Kapan-kapan kalau main ke Tegal, yuk berkunjung ke daerah-daerah penghasil kok. (AYU/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: