BerandaPasar Kreatif
Kamis, 18 Apr 2018 10:44

Ide Kreatif Desta yang Lahirkan Mi Ongklok Instan

Desta dan Produk Inovasinya. (Desta Hatmoko Aji)

Mi ongklok bukanlah kuliner khas Wonosobo yang cocok dibawa pulang untuk jadi buah tangan. Namun, berkat Desta, kuliner bercita rasa gurih ini kini bisa jadi oleh-oleh khas, disimpan, bahkan dipesan via daring. Kok bisa?

Inibaru.id – Sudah sejak lama mi ongklok menjadi kuliner khas Wonosobo, Jawa Tengah. Mi rebus dengan racikan khusus menggunakan kol, potongan daun kucai, dan kuah kental berkanji itu memang begitu lekat dengan kota berhawa dingin tersebut. Sayang, kuliner satu itu hampir nggak mungkin dijadikan sebagai buah tangan atau oleh-oleh khas dari sana.

Namun, anggapan itu berubah di tangan Desta Hatmoko Aji. Lelaki asli Wonosobo itu melihat peluang pasar dari kemustahilan tersebut. Dia pun menciptakan inovasi baru, yakni menjadikan mi ongklok sebagai makanan instan. Ini menjadikan mi ongklok bisa dikemas dan disimpan cukup lama.

Dibutuhkan setidaknya enam bulan bagi lelaki 35 tahun ini untuk melakukan riset sebelum membuat mi ongklok instan. Riset itu dilakukannya 2015 silam. Desta menjajal hampir semua mi ongklok yang dijual pedagang bergerobak dorong di Wonosobo. Ini sengaja dilakukannya demi mendapatkan rasa autentik dari makanan khas Wonosobo tersebut. 

Baca juga:
Pengin Mi Ongklok tapi Nggak Bisa ke Wonosobo? Beli Mi Ongklok Instan Saja!
Kue dan Batik, Hasil Olahan Mangrove yang Ciamik

Desta kemudian merilis mi ongklok instan mahakaryanya pada awal 2016. Resep mi ongklok instan ini dibuatnya sendiri. Produk jenama “Mi Ongklok Instan Mas Desta” ini mendapat respons cukup bagus di pasaran. Permintaan pun membludak. Dengan cepat produk Desta merambah pasar nasional, bahkan internasional.

Media sosial menjadi metode marketing andalannya. Ini yang membuat Mi Ongklok Instan Mas Desta bisa menyebar begitu cepat ke seluruh Indonesia. Desta juga memanfaatkan jaringan WNI yang bekerja di luar negeri untuk memasarkan produk kuliner praktis tersebut. Singapura, Norwegia, Swiss, Jepang, Kanada, dan Australia, adalah sejumlah negara yang telah "mencicipi" mi ongklok buatannya.

Yang membuat mi ongklok ini istimewa adalah rasanya yang bisa diterima semua orang. Varian rasa yang ditawarkan juga beragam. Selain itu, daya simpannya yang cukup lama membuatnya cocok untuk dijadikan buah tangan. Lebih dari itu, Desta memastikan bahwa produknya bebas bahan pengawet buatan. 

"Biar tahan lama, produk ini hanya menggunakan peralatan rumahan yang bebas pengawet," ujar Desta.

Varian Rasa Mi Ongklok Instan

Diganjar Penghargaan

Keberhasilan Desta menciptakan Mi Ongklok Mas Desta berbuah manis. Pada 2016, dia memenangkan penghargaan Krenova di Wonosobo pada 2016. Usahanya juga terus berkembang. Dalam mengembangkan bisnis ini, Desta dibantu 15 pekerja. Mereka mayoritas para ibu yang berdomisili di sekitar tempat tinggalnya. Dalam sebulan, dia bisa meraup keuntungan sekitar Rp 60-80 juta. Wuih!

Baca juga:
Kerajinan Tangan Hasil Kreativitas Para Penyandang Disabilitas Kota Semarang
Bonggol Jagung pun Jadi Candi Borobudur

Setahun belakangan ini Desta menemukan julukan baru untuk memasarkan mi ongklok. "Pasta tradisional khas Wonosobo", begitulah dia menyebutnya. Strategi branding ini rupanya membuat pamor mi ongklok kian tinggi.

“Mi ongklok ini punya DNA kuliner yang sama dengan pasta asal Italia. Saya pun baru menemukannya pas presentasi di Balikpapan bersama beberapa koki ternama. Salah seorang koki mengatakan bahwa mi ongklok sama dengan pasta. Keren, ya?” aku Desta saat ditemui Inibaru.id di rumah produksinya, belum lama ini.

Nah, kalau Millens mau merasakan nikmatnya pasta tradisional khas Wonosobo dalam bentuk instan, coba saja kunjungi Instagram @miongklokinstant dan langsung pesan di sana. Harganya? Pantau sendiri ya! Ha-ha. (Mayang Istnaini/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: