BerandaKulinary
Jumat, 28 Agu 2025 13:03

Sop Senerek Bu Atmo, Kuliner Legendaris Magelang yang Pantang Buka Cabang

Kuliner khas Magelang, sop senerek yang dibuat dari bahan kacang merah. (Inibaru.id/ Imam Khanafi)

Dirintis sejak 1958, Sop Senerek Bu Atmo hanya sekali pindah tempat dan pantang buka cabang; melayani pelanggan di kedai mungil yang selalu ramai pembeli pagi; sekaligus menjelma menjadi salah satu destinasi kuliner legendaris di Magelang hingga sekarang.

Inibaru.id – Magelang punya banyak alasan untuk saya rindukan; mulai dari Candi Borobudur yang megah, hawa pegunungan yang sejuk, hingga deretan kuliner tradisional yang seakan nggak lekang oleh zaman. Untuk urusan perut, salah satu menu kuliner yang pantang saya lewatkan adalah Sop Senerek.

Senerek berasal dari bahasa Belanda "snert" yang berarti sup kacang polong. Kata itu kemudian berevolusi melalui lidah orang Magelang menjadi “senerek”. Kacang polong yang menjadi bahan utamanya juga diganti menjadi kacang merah.

Hasilnya, seporsi sup dengan kaldu manis berisikan kacang merah, wortel, bayam, dan daging yang begitu akrab di lidah orang Jawa pun tersaji. Di Magelang, penjaja sop senerek cukup banyak, tapi konon salah satu yang paling awal berdiri adalah Sop Senerek Bu Atmo.

Kedai tersebut berlokasi di bilangan "Jendralan", Jalan Pangeran Mangkubumi, Kelurahan Cacaban, Kecamatan Magelang Tengah. Kamu nggak akan kesulitan mencarinya karena begitu berada di kawasan itu, aroma sedap dari kaldu daging yang berpadu asap tungku kayu bakar akan menuntunmu.

Pegunjung sedang berbincang sambil menikmati kuliner khas Magelang, sop senerek yang dibuat dari bahan kacang merah. (Inibaru.id/ Imam Khanafi)

Di antara kedai-kedai yang berderet di sepanjang Jalan Pangeran Mangkubumi, Sop Senerek Bu Atmo termasuk yang paling ramai sejak buka pada pagi hari hingga tutup saat petang. Bahkan, tanpa perlu membaca papan besar di depan yang menjadi penanda, kamu akan tahu di mana letak kedai tersebut.

Menurut saya, Sop Senerek Bu Atmo layak disebut sebagai warung legendaris di Magelang. Usianya sudah lebih dari 60 tahun dan cita rasanya masih konsisten sampai sekarang. Oya, tempat ini juga nggak membuka cabang lain sama sekali.

Chandra Gusta, pemandu wisata kami pada kunjungan terakhir saya ke Magelang beberapa waktu lalu mengatakan, kedai tersebut kali pertama dirintis pada 1958 oleh Bu Atmo. Nama aslinya Suwartinah. Semula, dia berjualan di kantin gedung BRI di Jalan Veteran Baru.

"Dari sana kemudian pindah ke Jendralan dan terus bertahan dalam kesederhanaan sampai sekarang," tuturnya.

Dikelola Keluarga Besar

Warung Sop Senerek Bu Atmo yang sederhana di Jalan Pangeran Mangkubumi No.3, Cacaban, Kecamatan Magelang. (Inibaru.id/ Imam Khanafi)

Gusta menuturkan, seiring dengan usia yang semakin sepuh, Bu Atmo kemudian menyerahkan managemen kedai ini kepada keluarga besarnya. Kemudian, melalui pengawasan yang ketat, dia juga mewariskan resep autentik sop senerek tersebut ke mereka.

Ciri khas yang membedakan sop senerek dengan sup daging pada umumnya adalah rasa kuahnya yang cenderung manis alih-alih asin-gurih. Gusta bilang, kaldu sop senerek berasal dari campuran daging ayam dan sapi, lalu diberi gula jawa yang membuatnya terasa manis.

Seporsi sop senerek biasanya disajikan bersama nasi hangat. Untuk "lauk" dalam supnya bisa milih: sapi, ayam, iso, babat, atau campur; sesuai selera. Rasanya? Hm, bayangkan saja perpaduan manis kuah kaldu berpadu dengan gurihnya daging yang teksturnya lembut di mulutmu!

Perpaduan rasa itu pas untuk lidah saya: terasa sederhana, tapi memberi kesan yang kuat untuk mengikat kenangan tentang kota bersih ini. Yang paling bikin kangen adalah aromanya yang smoky karena dimasak dengan tungku kayu.

Menu selain Sop Senerek yang juga bisa di beli oleh pegunjung. (Inibaru.id/ Imam Khanafi)

Gusta menuturkan, sedari awal hingga sekarang, warung Bu Atmo memang setia menggunakan tungku kayu bakar, yang meski proses memasaknya jadi lebih lama, akan memberi sensasi khas yang memunculkan nostalgia masa kecil saat menyuap sop senerek di sini.

“Mereka setiap hari memasak sebelum Subuh, dimulai dengan meracik bumbu, merebus daging untuk membuat kaldu, lalu memasukkan kacang merah sampai semuanya empuk. Nah, tungku kayu itulah yang justru bikin kuah lebih sedap,” jelasnya.

Sehari-hari, sekitar 150 mangkuk sop senerek keluar dari dapur kecil Bu Atmo. Untuk memasak sebanyak itu, mereka menghabiskan sekitar 8–10 kilogram kacang merah, 30–40 kilogram ayam, dan 17 kilogram wortel per hari.

Dengan harga yang ramah di kantong, seporsi sop senerek menurut saya sudah cukup mengenyangkan. Namun, kalau kamu merasa kurang, warung Bu Atmo juga menyediakan menu lain seperti brongkos, pecel, dan nasi rames yang nggak kalah sedap.

Mampirlah saat bertandang ke Magelang, karena dengan duduk dan mencicipi sop senerek di warung ini berarti kamu setara dengan mantan gubernur Ganjar Pranowo dan menteri Basuki Hadimuljono, artis Ibnu Jamil, serta jurnalis kuliner Bondan Winarno yang juga pernah ke sini. Ha-ha. (Imam Khanafi/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: