Inibaru.id – Soal street food alias makanan pinggir jalan, bisa dikatakan kuliner Indonesia adalah salah satu yang terbaik di dunia. Ada banyak sekali makanan atau jajanan yang bisa kamu cicipi dengan harga yang terjangkau. Salah satu dari jajanan tersebut adalah sempolan.
Buat kamu yang belum pernah nyobain sempolan, jajanan yang juga kerap disebut sebagai sempol ini termasuk dalam gorengan. Bahan utamanya adalah tepung tapioka yang dicampur dengan bumbu serta daging ikan atau ayam yang sudah dihaluskan lalu dibentuk lonjong. Biasanya, sih, sempolan ditusuk lidi, dicelupkan ke dalam kocokan telur, lalu digoreng di dalam minyak bersama dengan lidinya.
Selain dimakan langsung, terkadang sempolan dimakan dengan saus khusus berupa sambal kacang, bubuk cabai, atau saus sachetan. Harganya bervariasi tergantung pada ukuran atau bahan yang digunakan. Tapi seringkali ramah di kantong, kok, Millens.
Terkait dengan namanya yang berupa sempolan atau sempol, ternyata berasal dari daerah di mana penganan ini berasal, yaitu Desa Sempol yang ada di Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dari Ibu Kota Kabupaten Malang Kepanjen, desa ini berjarak kurang lebih 19 kilometer. Kalau dari Kota Malang, jaraknya sekitar 45 kilometer ke arah selatan.
Konon, sempolan mulai dikenal warga Sempol setelah diperkenalan oleh salah seorang pembuat jajanan bernama Cak Man pada 2014 lalu. Awalnya, Cak Man berjualan cilok, namun terpikir untuk sedikit memodifikasi jajanannya agar bisa lebih menarik perhatian pembeli.
Cilok yang dia buat dikepal-kepal agar bentuknya mirip dengan mendol, jajanan khas malang dari kedelai dengan bentuk lonjong. Setelah itu, dia iseng mencelupkan adonan tersebut ke dalam adonan telur kocok dan kemudian menggorengnya.
Setelah mencobanya, Cak Man menganggap aroma telur dan rasa daging ayam dari penganan yang dia buat jauh lebih menarik dari cilok pada umumnya. Dia pun akhirnya yakin untuk menjualnya di tempat dia biasa mangkal, yaitu di depan Brawijaya Smart School (BSS) di Kota Malang.
Saat ditanya soal nama penganan yang dia jual, Cak Man pun mengambil nama desa tempat dia berasal, yaitu Sempol. Rekan-rekan sesama penjual banyak yang penasaran dan mencoba. Banyak yang kemudian belajar ke Cak Man untuk bisa membuatnya sendiri dan menjualnya di tempat lain. Sejak saat itulah, nama sempol atau sempolan dikenal sebagai salah satu jajanan street food yang selalu dicari di mana-mana.
Setidaknya, nama sempolan atau sempol ini sesuai dengan tempat di mana jajanan ini berasal ya, bukannya seperti bika ambon yang sering dikira dari Maluku padahal dari Sumatera Utara. Omong-omong, kamu suka jajan sempolan nggak, Millens? (Arie Widodo/E05)