BerandaKulinary
Jumat, 20 Apr 2023 09:07

Sejarah Nastar, Dulu Hanya untuk Bangsawan

Nastar terinspirasi dari olahan pie ala Belanda yang dibuat dalam loyang-loyang besar dengan isian selai. (Happyfresh)

Zaman dahulu, hanya kaum bangsawan saja yang bisa menyantap nastar. Kini, kue yang berasal dari Belanda itu sangat mudah kita jumpai dan menjadi makanan favorit siapa saja.

Inibaru.id - Coba sebutkan kue yang paling populer pada saat Lebaran! Pasti sebagian besar dari kamu akan menyebut nastar. Ya, kue berbentuk cantik dengan rasa yang manis itu biasanya selalu ada di banyak rumah besanding dengan kue Lebaran lainnya, seperti kastengel, lidah kucing, dan putri salju.

Tapi, benarkah nastar itu kue khas Lebaran? Jawabannya adalah bukan. Bahkan nastar bukan kue asli Tanah Air kita, lo. Cemilan satu ini merupakan makanan dari Negeri Kincir Angin, Belanda.

Dilansir dari laman Indonesia Chef Association, nama nastar merupakan gabungan dari Bahasa Belanda yaitu 'ananas' yang berarti nanas dan 'taarjes' atau tart yang berarti kue.

Nastar sendiri terinspirasi dari olahan pie ala Belanda yang dibuat dalam loyang-loyang besar dengan isian berupa selai blueberry, apel, dan stroberi.

Kemudian kala itu terpikir ide untuk mengganti buah-buahan tesebut dengan buah yang mudah ditemui di sekitar kita yaitu nanas.

Selain karena mudah didapat, buah nanas juga memiliki cita rasa asam, manis, dan segar sesuai dengan citarasa dari buah stroberi dan apel.

Berbentuk Bulat Kecil

Nastar juga sering kita jumpai pada Perayaan Imlek. (Cnygoodies)

Nggak hanya mengganti isian yang seharusnya blueberry, apel, dan stroberi dengan buah nanas, ada beberapa modifikasi lain dari nastar di Indonesia. Menurut Chef Andreas dari Hotel Noormans Semarang, modifikasi yang dilakukan di antaranya adalah bentuk dan adonannya.

"Jika di Belanda pie yang ada diolah dalam loyang besar, di Indonesia adonan yang ada dibentuk bulatan kecil-kecil dengan maksud agar lebih mudah dikonsumsi. Sekali ambil, bisa langsung habis," begitu ujar chef yang tergabung dalam Indonesian Chef Association.

Kue yang terbuat dari terigu, mentega, gula, dan telur itu akan dibentuk bulatan sempurna atau sedikit elips dengan hiasan sebutir cengkih di atasnya. Tapi, seperti yang kamu tahu, kini bentuk nastar semakin beragam sesuai kreasi masing-masing pembuatnya.

Ketika kali pertama masuk ke Indonesia, nastar termasuk kue untuk kalangan bangsawan saja. Nastar hanya disajikan dalam perayaan-perayaan besar atau penting. Semakin berkembangnya zaman, kini nggak ada batasan lagi siapa yang bisa menikmati nastar. Bahkan, selain banyak dijumpai di toko-toko, kamu juga bisa membuatnya sendiri di rumah.

Kue Berbagai Perayaan

Walaupun sekarang nastar identik dengan kue Lebaran, sejatinya ia juga banyak dijumpai di perayaan lain di Indonesia, Imlek salah satunya. Masih menurut Chef Andreas, hal itu lantaran nastar dianggap sebagai lambang datangnya keberuntungan bagi siapapun yang memakannya.

Dalam Bahasa Hokian, nastar disebut juga Ong Lai atau buah pir emas. Warna kuning keemasan dari adonan yang matang sempurna serta isinya yang bercitarasa manis legit adalah lambang rezeki yang manis dan berlimpah.

Begitulah sejarah dari kue nastar yang selama ini sering kamu makan, Millens. Untuk Lebaran tahun ini, sudah adakah nastar di meja ruang tamumu? (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: