BerandaKulinary
Selasa, 8 Des 2025 09:01

Petolo Mayang, Jajanan Tradisional yang Kian Langka di Solo

Petolo mayang, kuliner khas Solo yang kian langka. (X/Piknikdong)

Konon, hanya tinggal ada 2 penjual petolo mayang di seluruh Kota Solo. Salah satu yang legendaris adalah yang dijual Pak Petolo.

Inibaru.id - Kalau bicara soal kuliner khas Solo, nama petolo mayang mungkin bukan yang pertama muncul di kepala. Tapi justru itu yang bikin jajanan tradisional satu ini menarik. Maklum, petolo mayang hanya dijajakan oleh segelintir orang saja. Padahal rasanya unik, segar, dan punya cerita panjang di baliknya.

Meski berasal dari Jawa Timur, masyarakat Solo sudah lama menganggap petolo mayang sebagai kudapan khas kota mereka. Bahkan banyak yang percaya bahwa jajanan ini adalah hidangan lawas dari lingkungan Keraton Solo. Sayangnya, seiring waktu, penjualnya semakin sedikit. Kini, di seluruh kota, konon hanya ada dua penjual yang masih setia melestarikannya.

Salah satu yang paling terkenal adalah seorang laki-laki berusia 40-an yang akrab dipanggil Pak Petolo. Setiap hari, ia mangkal dengan gerobak hijau-putihnya yang khas. Terkadang kamu bisa menemukannya di sekitar Gedung MTA Mangkunegaran, terkadang di perempatan Toko Atria yang berlokasi di Jalan Kartini nomor 33, tergantung situasi.

Dari pukul 11.00 WIB sampai dagangan habis, Pak Petolo menyajikan jajanan yang resepnya diwariskan dari nenek buyutnya.

Buat yang belum pernah mencicipi, petolo mayang memang sering disamakan dengan putu mayang. Warnanya mirip, yaitu hijau dan pink, serta sama-sama terbuat dari tepung beras. Tapi bentuknya beda.

Gerobak petolo mayang yang dibawa Pak Petolo setiap hari. (X/Ditlicate)

“Aslinya putu mayang. Bedanya, kalau putu mayang memakai gula kental, kalau ini memakai kuah santan gurih mirip kuah serabi,” ungkap Pak Petolo sebagaimana dinukil dari Espos, Senin (30/6/2025)

Petolo punya bentuk keriting kecil-kecil seperti bihun yang digulung rapat. Dalam satu mangkuk, kamu bakal dapat tiga komponen, yaitu serabi mini, ketan sarikaya yang pulen, serta petolo itu sendiri. Semuanya kemudian disiram kuah santan encer yang gurih dan manis, mirip kuah wedang asle yang banyak dijumpai di Solo.

Rasanya? Hangat, lembut, dan bikin nyaman. Manisnya pas, nggak bikin enek. Kalau mau yang bikin segar, tinggal tambah es batu menjadi minuman manis dan gurih yang cocok diminum siang hari. Tak heran jajanan ini sering dikira es serabi versi lawas.

Yang bikin istimewa, hampir semua komponen petolo mayang dibuat sendiri oleh Pak Petolo. Ia mengukus adonan petolo berwarna-warni, menanak ketan, hingga membuat kuah santannya setiap pagi.

Dengan harga Rp5.000 per porsi, yang sudah ia pertahankan selama 13 tahun belakangan, sudah cukup bikin banyak pelanggan yang rela antre. Makanya, pada hari biasa, Pak Petolo bisa menjual 100–160 porsi. Saat akhir pekan, dia bahkan bisa menjual dua kali lipat dari itu, lo!

Petolo mayang bukan sekadar jajanan manis, tapi bagian dari sejarah kuliner Solo yang kian langka. Jadi kalau kamu jalan-jalan ke Solo, sempatkan berburu jajanan satu ini, ya, Gez! (Arie Widodo/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: