BerandaKulinary
Minggu, 24 Mar 2018 10:10

Kelezatan Setiap Tusuk Batibul dan Balibul

Sate Batibul (ditegal.com)

Terkenal dengan wartegnya, sate kambing di Tegal juga disukai banyak orang lantaran dagingnya yang empuk. Masyarakat mengenalnya dengan istilah sate batibul dan balibul.

Inibaru.id – Kamu demen makan sate? Kalau iya, kamu perlu mencoba sate batibul atau sate balibul di Tegal, Jawa Tengah.

Ya, sate batibul atau balibul terkenal akan rasanya yang enak dengan daging yang kenyal empuk. Semakin muda usia kambing maka semakin empuk teksturnya. Karena itu sate kambing Tegal banyak yang memakai daging kambing muda yang akhirnya menjadi ciri khas dari sate khas Tegal. Bahkan sebutan batibul adalah akronim dari “bawah tiga bulan” yang merujuk pada umur kambing yang dibuat sate. Ada juga sate balibul yang didapat dari singkatan bawah lima bulan.

Perlu kamu tahu, ada ciri khas sate Tegal ini. Dalam tiap tusuknya, sate berisi daging kambing dengan selingan lemak, hati, dan ginjal. Ukuran potongan daging satenya cenderung lebih besar dari ukuran sate pada umumnya. Cara memotong dagingnya juga harus dengan ukuran yang sama. Ini supaya ketika dagingnya dibakar, saat matangnya bersamaan. Biasanya dagingnya akan dipotong dadu sekitar 2 cm. Selain itu, agar nggak cepat basi dan keras, cara menusuk dagingnya juga nggak boleh ditekan terlalu kencang.

Saat dibakar, aromanya lebih harum karena dilumuri bumbu racikan khusus. Namun ada juga yang memangganggnya polos saja alias tanpa bumbu. Meski demikian nggak cita rasanya sama lezatnya.

Dipanggang di atas bara arang kayu atau arang batok kelapa, sekilas sate batibul  dan balibul terlihat seperti masih agak mentah alias belum terpanggang dengan baik. Ini karena warnanya cenderung pucat, bukan cokelat tua kehitaman seperti sate pada umumnya.

Eits, tapi kamu tenang saja ya. Satenya nggak terasa mentah seperti yang terlihat kok. Warna pucat tersebut bisa didapatkan karena sate dipanggang polos. Selain itu juga karena saat dipanggang nggak dibakar sampai gosong. Melainkan karena sate hanya diasap sampai matang. Wah, berarti satenya jadi lebih sehat nih, karena nggak tertempel karbon.

Sebagai pelengkapnya, seusai dibakar sate khas Tegal ini biasanya disajikan dengan sambal kecap dengan paduan irisan cabai rawit, bawang merah, dan tomat. Dijamin, rasanya semakin nikmat saat sate dilumuri dengan campuran sambal kecap. Kelembutan sate berpadu dengan rasa manis pedas kecap, benar-benar terasa melumer di mulut. Yakin deh, kelezatannya bukan hoaks.

Oya, sate batibul dan balibul ini juga nggak cuma empuk dan gurih saja, tapi juga nggak berbau prengus, lo. Ini lantaran penggunaan daging kambing muda meminimalkan aroma prengus yang khas dari kambing. Selain itu, agar bau prengus kambing hilang, ada juga yang setelah ditusuk, satenya didiamkan dulu sekitar satu jam baru kemudian dibaluri bumbu racikan khusus.

Tergoda untuk mencicipinya? Selain bisa kamu temukan di sepanjang jalur pantura Brebes-Tegal, warung-warung sate ini juga dengan mudah kamu temukan di berbagai sudut kota Tegal.

Bagaimana harganya? Harga sate kambing muda khas Tegal ini juga lumayan terjangkau. Harganya bervariasi, bergantung atas jumlah sate yang kamu beli. Biasanya satenya dijual secara kodian yang berisi 20 tusuk sate. Kamu bisa mendapatkannya dengan harga sekitar Rp 90 ribu per kodi.

Tapi, kamu juga bisa membelinya hanya setengah kodi atau menyesuaikan dengan kebutuhan. Itu adalah harga untuk daging campuran. Namun kalau mau, kamu juga bisa memesan sate dengan daging polos alias hanya berisi daging saja. Tentunya harganya juga berbeda dan lebih mahal.

Jadi, pingin?  Kalau kamu lagi di Tegal atau Brebes, langsung capcus saja. Kalau nggak, ya cukup catat dulu dan jadikan menu wajib santap bila kamu punya kesempatan melancong ke dua daerah itu. (ALE/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: