BerandaKulinary
Jumat, 19 Des 2019 13:12

Semula Rumah Dinas, Kini Ndoro Donker Jadi Tempat Asyik untuk Minum Teh

Dari luar, kesan klasik sudah ditampilkan Rumah Teh Ndoro Donker. (Instagram/fanny_nh)

Rumah Teh Ndoro Donker adalah salah satu tempat makan yang terkenal di Karanganyar, Jawa Tengah. Menilik sejarahnya, rumah ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, lo!

Inibaru.id – Rumah Teh Ndoro Donker adalah salah satu tempat nongkrong yang asyik di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Berlokasi di Jalan Afdeling Kemuning Nomor 18, Kecamatan Ngargoyoso, tempat ini menyuguhkan pemandangan indah kebun teh dari kaki Gunung Lawu.

Tiba di sana, kesan klasik dari bangunan ini terpancar kuat. Melihat interiornya, tea house tersebut cocok digunakan untuk acara berkonsep garden party. Dengan furnitur yang didominasi warna putih, suasana romantis bisa didapatkan pengunjung yang datang ke sana bersama pasangan.

https://dcatqueen.com/wp-content/uploads/2017/01/IMG20161209143612-720x360.jpg

Ndoro Donker cukup sering menjadi lokasi pernikahan. (Dcatqueen)

Di Indonesia, Rumah Teh Ndoro Donker terbilang memiliki sejarah cukup panjang. Rumah ini didirikan oleh seseorang botanis bernama Donker dari Belanda pada 1700-an. Donker yang ahli dalam tanaman kemudian mengembangkan perkebunan teh.

Di mata warga sekitar, Donker dipandang sebagai atasan yang baik. Warga menjadi segan sehingga mereka pun memanggilnya Ndoro Donker. Dalam bahasa Indonesia, ndoro berarti tuan.

Setelah Donker nggak menempatinya, rumah ini kemudian menjadi rumah dinas Kepala Kebun Teh PT Rumpun Sari Kemuning. Entah sejak kapan bangunan ini nggak dipakai menjadi rumah dinas. Pada 2011, PT Rumpun Sari menjadikan bangunan itu sebagai tea house.

Salah satu menu di Rumah Teh Ndoro Donker. (Travelingyuk/Nurlaili S)

Menarik kan? Kamu yang tertarik melihat keindahan Rumah Teh Ndoro Donker dan perkebunan tehnya harus menyempatkan diri menyambanginya saat ke Karanganyar.

Supaya makin seru, ajak pasangan atau teman-temanmu ya! Menu-menu di sana juga menarik untuk dicicipi, kok. Kapan lagi bisa ngeteh sembari membayangkan Karanganyar tempo doeloe? Ha-ha. (IB15/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Mengenal 4 Budaya Kota Semarang yang Kini Berstatus Warisan Budaya Takbenda

21 Nov 2024

Memahami Perempuan Korea di Buku 'Bukannya Aku Nggak Mau Menikah' Karya Lee Joo Yoon

21 Nov 2024

AI Bikin Cerita Nyaris Sempurna, Tapi Nggak Mampu Bikin Pembaca Terhanyut

21 Nov 2024

Dilema Membawa Anak ke Tempat Kerja

21 Nov 2024

La Nina Masih Berlanjut, BMKG Minta Kita Makin Waspada Bencana Alam

21 Nov 2024

Kematian Bayi dan Balita: Indikator Kesehatan Masyarakat Perlu Perhatian Serius

21 Nov 2024

Ketua KPK Setyo Budiyanto: OTT Pintu untuk Ungkap Korupsi Besar

22 Nov 2024

Menelisik Rencana Prabowo Pengin Indonesia Hentikan Impor Beras Mulai 2025

22 Nov 2024

Meriung di Panggung Ki Djaswadi, sang Maestro Kentrung dari Pati

22 Nov 2024

Menemukan Keindahan dalam Ketidaksempurnaan, Itulah Prinsip Wabi-Sabi

22 Nov 2024

Mencegah Kecelakaan Maut di Turunan Silayur, Ngaliyan, Semarang Terulang

22 Nov 2024

Apa Alasan Orang Jepang Tidur di Lantai?

22 Nov 2024

Rute Baru Semarang-Pontianak Resmi Dibuka di Bandara Ahmad Yani Semarang

22 Nov 2024

Bagaimana Sebaiknya Dunia Pariwisata Menghadapi Kebijakan PPN 12 Persen?

23 Nov 2024

Asal Mula Penamaan Cepogo di Boyolali, Terkait Peralatan Dapur

23 Nov 2024

Mengapa Warna Bangunan di Santorini Dominan Putih dan Biru?

23 Nov 2024

Kekerasan pada Perempuan; Siapa yang Salah?

23 Nov 2024

Wejangan Raden Alas: Warga Blangu, Sragen Dilarang Beristri Dua

23 Nov 2024

Alokasi Ditambah, Serapan Pupuk Bersubsidi di Jawa Tengah Capai 60,23 Persen

23 Nov 2024

Menguak Sejarah dan Alasan Penamaan Tulungagung

24 Nov 2024