BerandaIslampedia
Jumat, 24 Mei 2018 13:41

Masjid Kauman, Masjid yang Lebih Tua dari Kota Semarang

Masjid Agung Kauman di tengah pemukiman penduduk yang padat di Semarang, Jawa Tengah. (Kaumankampungquran.org)

Usianya jauh lebih tua dari Kota Semarang sehingga kini menjadi bangunan cagar budaya. Ia adalah Masjid Besar Kuman, tempat ibadah umat Islam yang konon menjadi pemersatu berbagai etnis di Kota Lunpia.

Inibaru.id -  Masjid Agung Semarang atau lebih dikenal sebagai Masjid Besar Kauman memiliki pertalian erat dengan sejarah berdiriya Kota Semarang. Masjid yang ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya ini menjadi perkembangan Kota Lunpia. Bahkan, masjid tersebut disebut sebagai satu-satunya masjid di Indonesia yang mengumumkan kemerdekan negeri ini secara terbuka. Wah!

Inskripsi yang terpatri di batu marmer yang berada di tembok gerbang masuk Majid Kauman Semarang. (Inibaru.id/Hayyina Hilal)

Berdasarkan inskripsi pada batu marmer tembok bagian dalam gerbang masuk masjid, tertulis bahwa Masjid Kauman dibangun pada 1170 Hijriyah atau bertepatan dengan 1749 Masehi. Bangunan yang didirikan oleh Adipati Surahadimanggala ke-5 (Kyai Terboyo) ini berlokasi di Jalan Alun-Alun Barat No 71, Semarang, nggak jauh dari pusat pemerintahan (kanjengan), penjara, dan kawasan perdagangan (Pasar Johar).

Potret Masjid Agung Kauman Semarang tempo dulu. (pinterest.id)

Berdasarkan arsitekturnya, bangunan Masjid Kauman memiliki pengaruh kuat oleh Walisongo pada masa perkembangan Islam di Tanah Jawa. Masjid yang hampir serupa Masjid Agung Demak itu konon dibangun pada masa Kesultanan Demak. Ini ditandai dengan atap tajuk tumpeng (tingkat) tiga.

Namun, berbeda dengan Masjid Agung Demak, atap Masjid Besar Kuman dibungkus dengan bahan seng bergelombang yang kala itu terbilang bergengsi karena merupakan bahan langka dan secara khusus didatangkan dari Belanda.

Masjid Kauman tampak luar. (Inibaru.id/Hayyina Hilal)

Oya, atap tingkat tiga tersebut merupakan representasi dari makna filosofi dalam ajaran umat Muslim, yakni Iman, Islam, dan Ikhsan. Atap Masjid Besar Kauman berbentuk limasan yang diberi hiasan mustaka. Kemudian, untuk menopang bangunan utama, masjid tersebut ditopang 36 soko (pilar) yang kokoh.

Secara keseluruhan, Masjid Kauman berarsitektur khas Persia dan Arab. Gaya itu dipadukan dengan pelbagai ornamen kayu yang elegan, seperti pada pintu utama hingga mimbar imam yang terbuat dari kayu jati dilengkapi ornamen ukir yang indah.

Estetiknya Masjid Kauman Semarang. (Inibaru.id/Hayyina Hilal)

 

Penyebaran Agama Islam

Pada masanya, Masjid Besar Kauman konon sempat memiliki memiliki peranan penting dalam penyebaran agama Islam di kota Semarang. Masjid tersebut juga dianggap sebagai simbol pemersatu masyarakat lantaran lokasinya yang berdekatan dengan sejumlah etnis besar di Semarang, yakni Arab, Koja, Melayu, Jawa, dan Tiongkok.

Mengulik sejarah dari perjuangan Indonesia, masjid ini menyimpan kisah yang heroik di dalamnya. Majid Besar Kauman menjadi satu-satunya masjid di Indonesia yang mengumumkan kemerdekaan negeri ini secara terbuka beberapa saat setelah proklamasi dibacakan.

Menurut Sekretaris Pengurus Masjid Besar Kauman, Muhaimin, pengumuman itu dilakukan Dr Agus, salah seorang jemaah aktif masjid, sekitar satu jam setelah proklamasi dibacakan di Jakarta.

"Dr Agus mengumumkannya di depan jemaah masjid secara terbuka, tanpa takut," terangnya.

Nahas, keberanian Dr Agus harus dibayar mahal. Muhaimin mengatakan, Agus dikejar tantara Jepang hingga melarikan diri ke Jakarta dan meninggal di sana.

"Sebagai penghargaan atas perjuangan Dr Agus, Presiden Soekarno pernah menyempatkan berkunjung, ikut salat Jumat, serta berpidato untuk mengenang kisah bersejarah itu pada 1952," kenangnya.

Hm, keren nih! Buat kamu yang berkunjung ke Semarang, sempatkan mampir di Masjid Kauman deh, khususnya selama Ramadan ini. Sembari menunggu bedug Magrib, kamu bisa jalan-jalan di sekitar masjid. Ada banyak jajanan tradisional di sekitar sana! (Hayyina Hilal/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Pantai Peyuyon; Serasa Main di Pantai Pribadi

16 Nov 2024

Hari Pemungutan Suara Pilkada 2024 Jadi Hari Libur Nasional

16 Nov 2024

Secuil Potongan Kehidupan Orang Indonesia di Short Video 'We' Karya Aco Tenri

16 Nov 2024

Gawai, Salah Satu Penyebab Kasus Kanker Usus Besar Naik di Kalangan Anak Muda Indonesia

16 Nov 2024

Sekda Imbau ASN Kabupaten Semarang Konsumsi Susu Segar

16 Nov 2024

Promo Besar Belum Tentu Hemat, Hati-Hati Belanja Impulsif!

16 Nov 2024

Alasan Kucing Suka Dielus Dagunya

17 Nov 2024

Mitos Bukan Sih Adopsi Anak Bisa Memancing Kehamilan?

17 Nov 2024

Nggak Pernah Mati, Laptop yang Di-sleep Terus Aman?

17 Nov 2024

Kala Air Terjun dan Lautan Bertemu di Pantai Surumanis Kebumen

17 Nov 2024

Cakwe Medan, Melegenda di Jalan Gajah Mada Semarang Sejak 40 Tahun Silam

17 Nov 2024

Sekuntum Senyum Petani Mawar di Tengah Dingin Sumowono yang Menusuk

17 Nov 2024

Asal Nama Kecamatan Wedi di Klaten, Terkait dengan Pasir atau Rasa Takut?

18 Nov 2024

MOGO, Tempat Aman Berbagi Cerita bagi Para Korban PHK

18 Nov 2024

Kisah Sebuah Desa Di Jepang yang Merayakan Kelahiran Bayi untuk Kali Pertama dalam 52 Tahun

18 Nov 2024

Mengapa Banyak Anak Muda Memilih Perjanjian Pranikah?

18 Nov 2024

Latar Jembar, Upaya Seniman Demak Kenalkan Kembali Dolanan Anak

18 Nov 2024

Bangga, 30 Budaya Jawa Tengah Raih Status Warisan Budaya Takbenda Indonesia

18 Nov 2024

Polda Jateng Grebek Tambang Ilegal di Klaten, Modusnya Konsumen Datang ke Lokasi

19 Nov 2024

Dua Sisi Fenomena Ulat Pohon Jati di Gunungkidul, Ditakuti Sekaligus Dinanti

19 Nov 2024