BerandaInspirasi Indonesia
Selasa, 18 Sep 2023 17:55

Menilik Kerennya Pengelolaan Sampah di TPST Patikraja Banyumas

Pengelolaan sampah di TPST Patikraja, Banyumas. (Mongabay/L Darmawan)

Berkat pengelolaan sampah yang baik, 98 persen sampah di Kabupaten Banyumas tertangani dengan baik dan memiliki nilai jual. Hanya 2 persen sisanya yang dibuang ke landfill alias TPA. Memangnya seperti apa sih penanganan sampah di sana?

Inibaru.id – Dalam acara City Window Series (CWS) II yang digelar pada Rabu (13/9/2023), delegasi-delegasi dari 13 negara ASEAN puas melihat pengelolaan sampah di TPST Patikraja, Banyumas, Jawa Tengah. Soalnya, berkat penanganan sampah yang baik di sana, sampah di seantero Banyumas yang tertangani sampai 98 persen. Hal ini cukup kontras dengan angka rata-rata sampah yang tertangani di negara-negara ASEAN yang hanya sekitar 20 persen.

Deputy Mayor Nakon Shawan, Thailand bernama Jaturawit Nirohthanarat menyebut pengelolaan sampah di Banyumas cukup menarik.

“Iya, sangat menarik pengelolaan sampah di sini. Soalnya, setelah diolah, sampah seperti punya value lagi dan nggak lagi mencemari lingkungan,” ujarnya sebagaimana dikutip dari Mongabay, Sabtu (16/9/2023).

Memangnya seistimewa apa sih pengelolaan sampah di TPST Patikraja yang berlokasi di Gunung Tugel, Desa Kadungrandu, Kecamatan Patikraja, ini?

Gambarannya begini. Sampah-sampah dipilah sesuai jenisnya, yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik diubah jadi bubur sampah yang kemudian dipakai dalam budi daya maggot yang bisa dijadikan pupuk organik bagi sayuran atau tanaman pakan ternak. Sementara itu, sampah anorganik bisa dicacah menjadi refuse derived fuel (RDF), bahan bakar pengganti batu bara yang lebih ramah lingkungan.

Kendaraan pengangkut sampah yang sudah dipilah dan dijual ke Pemkab Banyumas. (Suarasiber)

RDF adalah sampah yang sudah dikeringkan sampai kadar airnya nggak sampai 25 persen. Oleh karena itulah, terkadang RDF juga disebut sebagai keripik sampah. Nah, keripik sampah ini bisa dipakai sebagai bahan bakar untuk pabrik semen atau PLTU. Khusus untuk keripik sampah yang berasal dari TIST Patikraja, dikirimkan ke PLTU Cilacap.

O ya, ada satu lagi manfaat dari pengolahan sampah anorganik di TPST Patikraja, yaitu sampahnya bisa dijadikan paving blok. Banyak banget ya pemanfaatannya.

Keunikan lain dari pengelolaan sampah di Banyumas dalah sudah adanya aplikasi JekNyong. Lewat aplikasi ini, masyarakat Banyumas yang sudah memilah sampahnya bisa menjual sampah-sampah tersebut ke Pemkab Banyumas.

Harga sampahnya lumayan menguntungkan lo. Apalagi, warga nggak perlu susah-susah mengantar sampahnya ke TPST. Begitu deal, petugas akan menjemput sampah tersebut ke rumah. Kemudahan inilah yang bikin 5 ribu warga Banyumas sudah menggunakan aplikasi yang sangat bermanfaat ini.

Terkait dengan pengelolaan sampah di wilayahnya yang kini mendapatkan banyak sorotan positif, Bupati Banyumas mengaku bangga. Meski begitu, dia juga nggak memungkiri masih ada hal yang perlu diperbaiki.

“Sementara untuk Banyumas, sampahnya sudah 98 persen yang bisa diolah. Sisanya masuk landfill atau TPA. Tapi tetap saja masih ada yang perlu diperbaiki yaitu perbaikan sistem dan manajemen, kontrol, dan edukasi agar masyarakat nggak lagi buang sampah sembarangan, khususnya ke sungai dan pinggir jalan,” ungkap Husein.

Yap, meski masih ada yang perlu diperbaiki. Inovasi pengelolaan sampah yang dilakukan Kabupaten Banyumas lewat TPST Patikraja-nya patut diacungi jempol. Gimana, daerah-daerah lain mau mencontohnya nggak, nih? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: