BerandaInspirasi Indonesia
Rabu, 13 Jun 2023 14:00

Mangaka Semarang Ngamen Lukis Bayar 5 Ribu Rupiah

Stand mangaka Semarang yang ikut mejeng di festival Jepang di Unnes. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Hanya dengan membayar Rp5.000 di stand mangaka Semarang saat festival Nihon Matsuri Unnes, para pegunjung bisa mendapat lukisan dirinya yang dibuat mirip karakter anime.

Inibaru.id - Tangan cowok berkaca mata itu lihai menggoreskan spidol warna-warni di atas kertas watercolor ukuran A6. Dengan seksama, seniman asal Semarang itu mampu melukis potret pengunjung menjadi style anime dalam sekejap.

Dialah Muh Erza Suryanda, seorang mangaka sekaligus guru gambar privat yang turut membuka stand lukis di acara festival Jepang Nihon Matsuri Unnes beberapa waktu lalu. Erza, sapaan akrabnya, mengaku mendapat banyak pelanggan yang ingin dilukis.

“Nggak nyangka banyak banget pengunjung di stand kami. Tadi juga ada dosen tamu dari Jepang langsung yang minta dilukis. Seneng banget!” ujar lelaki 31 tahun itu.

Hasil lukisan Erza yang mampu menyulap pengunjung menjadi karakter anime. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Tarif yang dipasang Erza ini memang sangat murah meriah. Bagaimana tidak, kamu dapat memesan lukisan yang dibuat dalam style anime dan dilukis langsung saat itu juga. Bahkan, beberapa pengunjung terheran-heran dengan harga lukisan di stand Mangaka lokal Semarang ini.

“Ada beberapa pelanggan yang bingung sama harganya kenapa murah banget. Jadi banyak dari mereka yang ngasih uang tip,” terang pemuda murah senyum itu.

Erza mengaku memang nggak memasang target penghasilan ketika membuka stand di festival Jepang yang diadakan mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang Unnes itu. Selama dia bisa menyalurkan hobi menggambarnya, dia sudah sangat senang.

“Emang nggak masang target tinggi, mbak. Karena aku dan Rafi juga ada pekerjaan tetap, jadi ini buat menyalurkan hobi aja,” tutur Erza sembari sibuk melukis.

Erza dan Rafi sibuk membuat pesanan pengunjung di meja yang penuh peralatan gambar itu. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Siang itu, Erza nggak sendirian. Dia ditemani Rafi Raya Ilmi, seorang kawan yang jago melukis pemandangan dan tulisan-tulisan Jepang. Rafi, begitu dia biasa disapa, membenarkan perkataan Erza.

“Kami emang pengin menyalurkan passion kami dalam menggambar. Selain itu juga mau show off ke pengunjung kalau masih ada seniman tradisional yang karyanya nggak kalah sama seniman digital,” terang Rafi lalu melanjutkan lukisannya yang hampir jadi.

Lukisan pemandangan yang dibuat Rafi itu juga dibuat di atas kertas watercolor. Menurutnya, kertas itu memiliki banyak keunggulan dibanding kertas biasa.

“Kami pakai kertas watercolor karena lebih kuat dan lebih tebal buat melukis,” jelas cowok berkaus hitam itu.

Para pengunjung antri di depan stand mangaka lokal untuk dilukis. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Salah satu pengunjung stand, Nida Rahmanisa Fadhilah, yang datang bersama teman-temannya itu mengaku penasaran dengan lukisan berharga murah ini. Sesaat setelah hasil lukisannya jadi, mahasiswi asal Tegal itu terlihat sangat puas dan senang saat menerima gambar dirinya yang dibuat dalam style anime.

"Jelas senang sekali!" seru Nida.

"Nggak expect hasilnya bakal lucu banget. Aku jadi tahu rupaku kalo jadi anime," imbuhnya lalu tertawa.

Nida bahkan mengaku bingung dengan harga lukisan buatan Erza dan Rafi yang sangat murah. Walau hanya dengan harga Rp5.000, kualitas dan hasil lukisan mereka nggak bisa diremehkan, lo.

"Sangat worth it! Bahkan aku mikir sebenernya lima ribu (rupiah) kemurahan nggak, sih? Soalnya hasilnya bagus banget," tandas perempuan berkacamata itu.

Nah, terbukti kan meski cuma bayar Rp5.000, para pengunjung stand mangaka Semarang ini bisa mendapat lukisan yang bagus dan memuaskan! Kalau mangaka lokal ini buka stand lukis lagi, kira-kira kamu mau dilukis jadi anime juga nggak, nih? (Rizki Arganingsih/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

KPU Jateng Fasilitasi Debat Cagub-Cawagub Tiga Kali di Semarang

4 Okt 2024

Masih Berdiri, Begini Keindahan Bekas Kantor Onderdistrict Rongkop Peninggalan Zaman Belanda

4 Okt 2024

Gen Z Cantumkan Tagar DESPERATE di LinkedIn, Ekspresikan Keputusasaan

4 Okt 2024

Sekarang, Video Call di WhatsApp Bisa Pakai Filter dan Latar Belakang!

4 Okt 2024

Mengapa Banyak Anak Muda Indonesia Terjerat Pinjol?

4 Okt 2024

Ini Waktu Terbaik untuk Memakai Parfum

4 Okt 2024

Wisata Alam di Pati, Hutan Pinus Gunungsari: Fasilitas dan Rencana Pengembangan

4 Okt 2024

KAI Daop 4 Semarang Pastikan Petugas Operasional Bebas Narkoba Lewat Tes Urine

4 Okt 2024

Indahnya Pemandangan Atas Awan Kabupaten Semarang di Goa Rong View

5 Okt 2024

Gelar HC Raffi Ahmad Terancam Nggak Diakui, Dirjen Dikti: Kampusnya Ilegal

5 Okt 2024

Kisah Pagar Perumahan di London yang Dulunya adalah Tandu Masa Perang Dunia

5 Okt 2024

Penghargaan Gelar Doktor Honoris Causa, Pengakuan atas Kontribusi Luar Biasa

5 Okt 2024

Ekonom Beberkan Tanda-Tanda Kondisi Ekonomi Indonesia Sedang Nggak Baik

5 Okt 2024

Tembakau Kambangan dan Tingwe Gambang Sutra di Kudus

5 Okt 2024

Peparnas XVII Solo Raya Dibuka Besok, Tiket Sudah Habis Diserbu dalam 24 Jam

5 Okt 2024

Pantura Masih Pancaroba, Akhir Oktober Hujan, Masyarakat Diminta Jaga Kesehatan

6 Okt 2024

Pasrah Melihat Masa Depan, Gen Z dan Milenial Lebih Memilih Doom Spending

6 Okt 2024

Menikmati Keseruan Susur Gua Pancur Pati

6 Okt 2024

Menilik Tempat Produksi Blangkon di Gunungkidul

6 Okt 2024

Hanya Menerima 10 Pengunjung Per Hari, Begini Uniknya Warung Tepi Kota Sleman

6 Okt 2024